Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/12/21

Sabtu, 21 Desember 2024 (Minggu Adven 3)

Lukas 1:46-56
Gembira yang Egois?

Apa yang bisa membuat Anda bergembira? Menjelang Natal, banyak orang gembira karena mereka bisa berkumpul dengan keluarga atau teman. Perayaan Natal tidak jauh dari tukar kado yang membuat penerima hadiah gembira. Jadi, ketika terjadi sesuatu yang menyenangkan, kita menjadi gembira. Namun, apakah kegembiraan hanya melulu tentang diri sendiri?

Maria gembira karena Tuhan melakukan perbuatan besar kepadanya (46-49). Namun, ternyata tidak berhenti di situ. Maria pun memuji rahmat Tuhan yang diberikan kepada banyak orang lain, yaitu "orang yang takut akan Dia" (50), "orang yang lapar" (53), dan "Israel, hamba-Nya" (54). Maria tidak hanya gembira karena berkat yang diterimanya secara pribadi, tetapi juga berkat yang diterima oleh orang lain.

Seperti itulah seharusnya kegembiraan dalam hidup kita, bukan melulu tentang diri kita seorang, tetapi juga tentang orang-orang yang kita kenal. Tak bisa kita egois dengan bergembira karena hal yang menyenangkan bagi kita saja, tetapi tidak peduli dengan keberadaan orang lain. Jangan-jangan kegembiraan kita malah membawa kesedihan dan bahkan petaka bagi sesama.

Hal ini dapat kita terapkan dalam perayaan Natal yang kita adakan atau ikuti. Kita biasanya merayakan Natal dengan berbagai kegiatan yang menggembirakan. Adakah kepedulian bagi orang-orang yang membutuhkan? Ataukah, perayaan kita menimbulkan iri hati? Apakah dalam menikmati pesta Natal kita juga peduli terhadap kondisi alam di sekitar kita? Ataukah, karena kita bersenang-senang, kita malah memboroskan sumber daya alam seperti listrik serta menambah tumpukan sampah yang mengotori lingkungan?

Marilah kita merayakan Natal dengan kegembiraan yang bebas dari sikap egois. Mari kita merayakan Natal dengan penuh sukacita, kasih, dan kepedulian. Mari kita menikmati sukacita hari raya Natal dengan berbagi kegembiraan kepada sesama dan alam yang Tuhan ciptakan. Dengan demikian, kiranya nyanyian pujian atas rahmat Tuhan menggaung pula dalam rangkaian Natal yang kita rayakan pada tahun ini. [KRS]


Baca Gali Alkitab 12

Keluaran 21:1-11

"Alkitab mengajarkan perbudakan!" Benarkah? Kalimat tersebut diucapkan lantaran adanya aturan tentang perbudakan di dalam Alkitab, tepatnya Kitab Keluaran. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terjebak dengan kesalahan berpikir seakan-akan ayat Alkitab bisa dijadikan pembenaran untuk memiliki budak pada masa kini. Untuk itu, mari kita mencermati perikop ini sesuai dengan maksud-Nya bagi umat pada masa itu.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang harus disampaikan di depan orang Israel? (1)
2. Apa yang harus dilakukan ketika seseorang membeli seorang budak Ibrani? (2)
3. Apa yang menentukan budak itu keluar seorang diri atau bersama istrinya? Bagaimana jika dia tidak mau keluar? (3-6)
4. Apa yang dilarang ketika seseorang menjual anak perempuan sebagai budak? (7)
5. Apa yang harus dilakukan tuannya terhadap budak itu? (8-10)
6. Apa konsekuensinya jika tuan itu tidak melakukannya? (11)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa saja yang dibatasi dalam praktik perbudakan pada saat itu?
2. Apa nilai yang ingin diutamakan melalui peraturan ini? Apakah nilai ini ada di dalam masyarakat kita pada masa kini?
3. Bagaimana sikap kita seharusnya kepada pekerja kelas bawah yang ada di dekat kita?

Apa respons Anda?
1. Apa wujud kepedulian yang dapat Anda lakukan kepada pembantu di rumah atau tukang sapu di jalanan?
2. Apa yang dapat Anda lakukan dalam mendukung penindakan kasus ketidakadilan yang diberitakan di media online?

Pokok Doa:
Mohon belas kasihan Tuhan dan kuasa penyertaan-Nya agar makin banyak orang dapat mengalami kasih-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org