Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/12/22 |
|
Senin, 22 Desember 2008
|
|
Judul: Berharap pada Allah Kondisi serupa sebenarnya juga kita alami pada masa sekarang ini. Buktinya adalah kalau kita membeli barang di toko, misalnya. Kita dapat tertipu dengan mudah apabila kita tidak tahu harga pasaran. Kita tidak lagi merasa aman di tempat umum atau di jalan karena banyaknya aksi kejahatan. Demikian juga dengan lemahnya penegakan hukum di negeri ini. Tingkat kejahatan KKN saat ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan zaman orde baru. Hukum justru dimanfaatkan oleh para penegak hukum untuk menambah penghasilan. Belum lagi kalau kita mendengar berita atau membaca di surat kabar mengenai anak yang membunuh ibunya sendiri, atau menantu yang menembak mertuanya. Dalam kondisi yang demikian parah, kita menemukan teladan yang luar biasa dalam iman Mikha. Mikha tidak putus asa atau mengeluh setiap hari. Mikha tidak pesimis dan kehilangan pengharapan dalam hidup. Mikha justru berseru kepada Allah. Dia percaya dan berharap penuh kepada Allah (ayat 7). Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah di tengah kesulitan hidup, kita dapat memulai hari dengan harapan yang teguh pada Allah yang menyelamatkan kita? Kiranya Tuhan menolong kita untuk berharap pada Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |