Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/12/22 |
|
Minggu, 22 Desember 2013
|
|
Judul: Meminta pertolongan Tuhan Pemazmur meminta pertolongan Tuhan (145-147) karena orang-orang jahat bermaksud membinasakannya (150, 157). Permintaan tolong pemazmur bukan dipanjatkan hanya saat sedang mengalami tekanan. Sebenarnya pemazmur senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan sebagai suatu disiplin rohani. "Pagi-pagi buta" (147), dan "mendahului waktu jaga malam" (148) mungkin membicarakan waktu yang sama. Pada masa itu, malam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 6 sore -10 malam, 10 malam -2 pagi, dan 2-6 pagi. Sebelum waktu jaga ketiga (2-6 pagi) berakhir, pemazmur telah bangun untuk merenungkan firman Tuhan. Disiplin rohani pemazmur mirip mungkin dengan saat teduh kita yang dilaksanakan pagi hari, sebelum segala aktivitas hari itu dilaksanakan. Oleh karena disiplin rohani inilah, pemazmur beroleh keyakinan bahwa Tuhan dekat dengan dirinya (151). Maka pemazmur berani meminta pertolongan Tuhan agar ia diluputkan dari niat jahat para musuh untuk membinasakannya. Ia berani mengandalkan Tuhan karena Tuhan adil (160) dan berlimpah rahmat (156). Dengan merenungkan firman Tuhan setiap pagi, pemazmur dapat menaikkan doa permohonannya dengan suatu kepastian. Tuhan akan memampukannya melalui hari itu dengan berkemenangan! Sudahkah kita mendisiplin rohani kita dengan bersaat-teduh setiap hari? Bila belum, maukah kita mulai sekarang? Gunakan BGA yang kami kembangkan! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |