Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/12/22 |
|
Rabu, 22 Desember 2021 (Minggu Adven ke-4)
|
|
Tidak ada orang yang suka menerima kabar buruk, apalagi kabar penghukuman. Tidak ada hal positif yang didapatkan, yang ada hanyalah kehancuran dan penderitaan. Allah mengatakan bahwa umat Israel dihukum karena mereka hidup sebagai kaum pemberontak. Melalui tindakan simbolis Yehezkiel, ditunjukkan bahwa mereka akan menjadi tawanan bangsa lain dan hidup susah (3-7). Ditegaskan juga bahwa apa yang dilakukan Yehezkiel adalah lambang penghukuman yang akan menimpa setiap orang Israel. Mereka berusaha melarikan diri, tetapi akan ditangkap oleh pasukan Babel. Mereka tidak akan makan dan minum dengan tenang, dan kota kebanggaan umat Allah akan hancur dan menjadi sepi (8-20). Setelah mendengar itu semua, umat Israel masih menyindir dan meremehkan kuasa Allah. Padahal, selama ini penglihatan diberikan supaya mereka sadar akan pemberontakan mereka dan kembali menyembah Allah. Kini, hukuman bagi umat Israel akan segera terjadi (21-28). Segala sesuatu yang telah dinyatakan Allah pasti akan terjadi sesuai dengan ketetapan waktu-Nya. Biasanya orang melihat sebuah hukuman dari satu sisi saja, yaitu dampaknya yang merugikan dan menimbulkan efek jera. Hal ini membuat hukuman menjadi menakutkan. Padahal, ada sisi yang sebaliknya dari hukuman, yaitu sebagai sebuah peringatan. Hukuman diberikan supaya orang menghindari kesalahan secara sadar, lalu memilih untuk melakukan hal yang benar. Kasih Allah kepada umat-Nya bersifat kekal dan tidak terbatas. Di saat Ia menghukum, kasih-Nya kepada umat-Nya tetap nyata. Penghukuman memiliki tujuan ganda: bukan semata-mata untuk menjatuhkan umat-Nya, tetapi juga untuk menyadarkan dan memberikan peringatan kepada mereka. Jika saat ini kita merasa sedang dihukum Allah, kita perlu sadar bahwa Allah tidak ingin membuat kita hancur. Sebaliknya, Allah sedang membentuk kita. Ia ingin agar umat-Nya menjadi manusia baru yang mengingat kasih-Nya yang sempurna. Kita akan terus berjalan dalam kasih-Nya sekalipun kita sedang menghadapi dampak dari kesalahan yang kita lakukan, karena kita melihat ada sisi positif dalam hidup kita. Kehendak Allah selalu baik. [JMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |