Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/12/23 |
|
Jumat, 23 Desember 2011
|
|
Judul: Belajar menaati Tuhan Secara politis, Asyur akhirnya justru menekan Yehuda (17). Walaupun serbuan Aram-Israel gagal, Allah akan mengirim Asyur dan Babel untuk menghancurkan negeri itu. Penggunaan frase "Pada hari itu..." (18, 20, 21, 23) menunjukkan bahwa saat penghukuman itu pasti akan tiba. Seperti lalat yang menjijikkan serta mendatangkan penyakit dan seperti lebah yang menyengat menyakitkan, demikianlah Asyur bagi Yehuda (18). Meskipun ada sisa yang akan kembali, tanah Yehuda akan ditinggalkan manusia (21-22). Asyur yang selama ini diandalkan justru akan menyerang Yehuda. Asyur akan 'mencukur' Yehuda dan mempermalukan mereka. Mencukur kepala, janggut, dan paha adalah aib besar dan simbol penghinaan (20). Ironisnya Asyur adalah 'pisau cukur' yang dipakai Tuhan. Pengepungan Asyur atas Yehuda akan membuat kemelaratan luar biasa bagi penduduknya (23-25). Kebun anggur yang luas dan mahal, berubah menjadi padang rumput dan semak duri. Ketidaktaatan terhadap firman Tuhan harus dibayar dengan mahal. Saat Tuhan berbicara kepada kita melalui firman yang kita renungkan setiap pagi, jangan keraskan hati dan menolaknya. Mari kita belajar untuk menaati firman-Nya. Jangan mengandalkan manusia karena manusia dapat mengecewakan kita, sebaliknya percayakan hidup hanya kepada Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |