Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/12/23 |
|
Kamis, 23 Desember 2021 (Minggu Adven ke-4)
|
|
Kita semua pasti menginginkan barang yang asli. Masalahnya, apakah kita sadar bahwa apa yang kita terima adalah sesuatu yang asli atau palsu? Ada orang-orang yang mengeklaim diri mereka sebagai nabi-nabi yang menyampaikan kehendak Allah. Padahal, mereka hanya menuruti keinginan hati mereka sendiri (3). Mereka mengatakan nubuat yang berasal dari khayalan dan penglihatan yang palsu. Atas semua kebohongan itu, Allah sendiri akan menentang nabi-nabi palsu tersebut. Penyesatan dan upaya mereka dalam menutupi bahaya akan lenyap di bawah amarah Allah (6-14). Ada juga kaum perempuan yang bernubuat sesuka hati. Mereka membuat gelang dan selendang yang diyakini memiliki kesaktian untuk meramal masa depan. Mereka juga memakainya untuk menghakimi orang secara tidak adil. Atas pelanggaran ini, Allah akan mematahkan kuasa dan perkataan mereka. Umat-Nya akan dibebaskan dari penipuan dan nabiah-nabiah palsu akan sujud di hadapan Allah (17-23). Setiap individu ingin dipandang sebagai orang hebat atau lebih unggul dari yang lainnya. Salah satu contohnya adalah jabatan nabi. Seorang nabi diangkat oleh Allah untuk menyatakan kehendak-Nya. Perkataannya dipercaya sebagai perkataan Allah kepada umat-Nya. Namun, ada sebagian orang Israel demi kepentingannya sendiri menyebut dirinya nabi. Mereka menipu umat Allah untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Hal ini sangat ditentang dan dibenci oleh Allah. Oleh karena itu, Nabi Yehezkiel dipimpin Allah untuk menyatakan kebenaran. Sekalipun tantangannya besar, sebagai utusan Allah yang asli, ia harus mengatakan firman Allah dan memerangi kepalsuan yang mengatasnamakan Allah. Allah ingin agar umat-Nya hidup dalam kebenaran dan tidak disesatkan oleh berbagai ajaran palsu yang membawa kehancuran. Firman Allah membimbing kita untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menerima ajaran dari orang-orang yang mengeklaim diri paling tahu kehendak Allah. Firman Allah juga mendorong kita untuk mengawasi diri sendiri agar tidak menyatakan kepalsuan demi kepentingan sendiri. Mari kita wawas diri terhadap segala kepalsuan yang ada. [JMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |