Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/12/24 |
|
Sabtu, 24 Desember 2011
|
|
Judul: Belajar memercayai Allah Di ayat 11-22, Yesaya menyampaikan pesan Allah kepada Ahas bahwa satu-satunya pribadi yang harus ditakuti, adalah Allah sendiri. Jangan percaya kepada Asyur, jangan takut kepada Aram. Percaya dan takutlah pada Allah. Sayang, Ahas sekali lagi lebih berharap pertolongan Asyur, daripada memercayai Allah. Karena penolakan itu Allah 'menyembunyikan' wajah-Nya dari Yehuda sebagai pernyataan murka-Nya (17). Yehuda bagaikan negeri tanpa terang (16-22). Dalam keadaan panik, mudah sekali bagi mereka untuk melarikan diri kepada juru tenung. Yehuda mengalami frustasi besar, mereka kehilangan arah kehidupan. Mereka telah dibuang ke dalam kabut kegelapan yang tebal. Apakah ini akhir dari umat Tuhan? Kita harus belajar peka terhadap 'tanda-tanda' atau peringatan yang Allah berikan. Kita juga belajar bahwa memercayai Allah adalah pilihan tepat. Namun, saat Tuhan mengizinkan pukulan dahsyat menimpa kita karena kebebalan kita, mari kita memandang pada Tuhan Yesus. Dialah pengharapan kita satu-satu-Nya untuk mendapatkan pengampunan Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |