Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/24 |
|
Kamis, 24 Desember 2015
|
|
Judul: Mengumpulkan yang Pincang Allah menghukum Israel, sebagai suatu bangsa, karena tidak lagi menaati Allah. Babel menjadi tempat penghukuman itu. Bangsa Israel tidak dijajah bangsa Babel, tetapi mereka dibuang ke Babel. Di Babel orang Israel tidak sedang pelesir, tetapi menjadi bangsa kelas dua--bangsa buangan. Di Babel Israel tidak bisa hidup sebagaimana layaknya sebuah bangsa. Mereka tidak boleh mengembangkan jati dirinya sebagai suatu bangsa. Mereka hidup dalam tekanan. Namun demikian, Allah tidak ingin selama-lamanya menghukum Israel. Allah, dalam nubuat Mikha, menegaskan: "Mereka yang pincang akan Kujadikan pangkal suatu keturunan, dan yang diusir suatu bangsa yang kuat, dan TUHAN akan menjadi raja atas mereka di gunung Sion, dari sekarang sampai selama-lamanya" (Mi. 4:7). Pemulihan itu tidak terjadi karena tindakan Israel. Tidak sama sekali. Semuanya itu merupakan tindakan Allah semata. Allahlah yang menaruh belas kasihan dalam diri Koresh, Raja Persia, yang mengizinkan orang Israel kembali ke Yerusalem. Sesuatu yang tak terbayangkan dalam diri orang Israel. Jika pada kemerdekaan pertama, Allah memakai Musa, orang Yahudi sendiri; maka pada kemerdekaan kedua ini, Allah akan memakai orang asing yaitu Koresh. Saat itulah Israel bisa merasakan betapa Allah sungguh mengasihi umat-Nya. Sudahkah kita merasakan pemulihan dari Allah sendiri? Jika demikian, hiduplah dalam pemulihan Allah itu! Jangan sekali-kali berbuat dosa. [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |