Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/25 |
|
Jumat, 25 Desember 2015
|
|
Judul: Betlehem Efrata Oleh karena itu, kita bisa memahami jika orang Majus--yang mencari-cari raja orang Yahudi yang baru lahir itu--tidak datang ke Betlehem, tetapi ke Yerusalem dan bertanya, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia" (Mat. 2:2). Sang Raja pastilah dilahirkan di Yerusalem, ibukota kerajaan Israel. Penduduk Yerusalem pun gempar karena mereka tak pernah mendengar kelahiran raja baru. Para ahli Taurat pun akhirnya menemukan, berdasarkan nubuat Mikha, bahwa Sang Raja ada di Betlehem. Betlehem, sebagaimana diakui Mikha dalam nubuatnya, merupakan salah satu kota yang terkecil di Yehuda. Meski termasuk kota terkecil di Yehuda, Betlehem sering disebut dalam berbagai peristiwa besar. Misalnya: Rahel, istri Yakub, mati di Betlehem (Kej. 35:19); Naomi dan menantunya, Rut orang Moab itu, pulang ke Betlehem, dan membangun hidup baru (Rut 1:19); Samuel mengurapi Daud sebagai raja di Betlehem (1Sam. 16:1). Kita tidak tahu alasan pasti Allah menjadikan Betlehem sebagai tempat kelahiran Juru Selamat. Namun, yang pasti Allah berkenan melibatkan Betlehem dalam karya penyelamatan-Nya bagi manusia. Kisah pelibatan Betlehem dalam karya penyelamatan memperlihatkan bahwa kita perlu belajar dari Allah untuk menghargai yang kecil. Jika kita dilibatkan dalam karya-Nya, kita tak perlu minder dengan kelemahan-kelemahan kita karena semuanya adalah anugerah Allah saja. [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |