Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/26 |
|
Sabtu, 26 Desember 2015
|
|
Judul: Kepada Siapa Kita Percaya? Tak hanya peralatan militer yang dimusnahkan, Mikha bernubuat: "Aku akan melenyapkan alat-alat sihir dari tanganmu, dan tukang-tukang peramal tidak akan ada lagi padamu" (Mi. 5:11). Pada kenyataanya, manusia lebih suka menaruh kepercayaannya pada jimat, ketimbang kepada Allah. Manusia lebih suka memercayakan dirinya pada jimat yang bisa dipegang. Tukang ramal pun akan turut dilenyapkan karena manusia lebih suka mendapatkan kepastian tentang masa depannya. Manusia cenderung memercayakan masa depannya pada ramalan yang menyenangkan hatinya. Pada kenyataannya memang tidak ada ramalan yang buruk. Biasanya ramalan selalu baik, karena peramal memang ingin mendapatkan keuntungan dari ramalannya. Bahkan, jika ramalan itu ternyata buruk, selalu ada jalan keluar agar pelanggan ramalan dijauhkan dari hal buruk. Suatu ironi bahwa ramalan bisa diubah sesuai selera. Patung-patung dan tugu-tugu berhala pun tak luput dari pemusnahan. Manusia cenderung menyembah apa yang kelihatan, meski buatan sendiri. Itulah kenyataan hidup Israel. Mereka tak lagi suka memercayakan diri kepada Allah yang tak kelihatan, tetapi kepada patung dan berhala yang bisa dilihat. Manusia cenderung percaya pada senjata canggih, jimat, ramalan yang menenteramkan hati, dan patung yang bisa dilihat. Sebagai umat percaya, kepada siapakah kita memercayakan diri kita? [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |