Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/12/26 |
|
Kamis, 26 Desember 2019 (Minggu ke-1 sesudah Natal)
|
|
Menjadi populer adalah impian hampir semua orang. Karena popularitas adalah sesuatu yang dianggap mampu memberikan berbagai kenyamanan sehingga harus diraih dengan cara apa pun! Bagi Yohanes Pembaptis, menjadi populer bukanlah tujuan hidupnya. Tujuan hidupnya adalah menyerukan pertobatan dan membuka jalan bagi kedatangan Mesias. Apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis membuat dirinya makin dikenal banyak orang. Dan orang-orang Yahudi mengutus para imam dan orang Lewi untuk menyelidik tentang siapa Yohanes Pembaptis (19). Mereka bertanya, "Apakah engkau Mesias?" Ia pun menyangkalnya. Tidak puas dengan jawabannya, mereka mulai mengajukan beberapa nama yang memiliki kehormatan dan karisma di mata orang Israel, "Eliakah? Atau seorang nabi yang akan datang?" Semua dugaan itu disangkal oleh Yohanes Pembaptis (19-22). Pikir mereka, kalau Yohanes Pembaptis bukan siapa-siapa mengapa ia melakukan baptisan (25-26)? Lalu, ia menegaskan bahwa dirinya adalah suara yang berseru-seru di padang gurun (23). Ia hanyalah sarana yang dipakai Allah untuk membawa bangsanya bertobat dan menerima kedatangan Juru Selamat. Sebenarnya, situasi saat itu memungkinkan bagi Yohanes Pembaptis meraih popularitas. Karena ada sekelompok massa yang percaya dan menghormatinya. Namun, bukan itu yang Yohanes lakukan. Ia tetap menempatkan Yesus sebagai inti pemberitaannya. Di sini, Yohanes adalah pewarta, bukan yang diwartakan. Jangan bangga dengan diri sendiri jika orang lain mengelu-elukan karya dan kehadiran kita. Ingatlah, di balik semua pewartaan dalam ucapan, laku, dan kerja kita ada Yesus Kristus yang harus selalu diutamakan. Jangan kita menyombongkan diri karena kemampuan kita yang mengundang decak kagum orang di sekitar kita! Jangan kita mengubah peran pewarta menjadi yang diwartakan! Doa: Tuhan, mampukan kami untuk tidak menyombongkan diri, sebaliknya terus-menerus mengagumi karya besar-Mu dalam diri kami. [RS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |