Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/12/27 |
|
Kamis, 27 Desember 2012
|
|
Judul: Jangan bebal! Jangan keraskan hati! Kalau kita perhatikan maka bala ini akan jauh lebih hebat bila dibandingkan dengan bala yang dalam bacaan kemarin, yaitu belalang. Pada ekor belalang terdapat kuasa untuk menyakiti manusia (Why. 9:10), tetapi kuda-kuda dalam bacaan hari ini punya kuasa untuk membunuh manusia (18). Meski bala ini sedemikian hebat, ternyata masih saja ada manusia yang tidak mati akibat bala ini, tetapi tetap mengeraskan hati. Mereka tidak bertobat dan masih terus berbuat dosa dengan menyembah roh jahat dan berhala, membunuh, berbuat cabul, dan mencuri (20-21). Sungguh bebal! Padahal Tuhan masih memberikan kesempatan bagi mereka untuk hidup, karena hanya sepertiga jumlah manusia saja yang mati. Dan kesempatan itu sesungguhnya merupakan kesempatan untuk menikmati kasih karunia Tuhan bila mereka mau bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Namun mereka memakai kesempatan itu untuk terus menerus berkubang dalam dosa. Ternyata bukan Tuhan yang kurang sabar terhadap manusia yang berdosa, melainkan manusialah yang terus menerus mengeraskan hati terhadap teguran, peringatan, dan kesempatan untuk bertobat yang telah diberikan Tuhan. Setelah mengalami penderitaan dan kehancuran pun, manusia masih saja hidup membelakangi Tuhan. Betapa gelapnya hati manusia yang tidak mau percaya kepada Tuhan. Karena itu pekalah terhadap setiap teguran Tuhan yang kita dengar. Jangan pernah mengeraskan hati, karena lama-lama kita bisa jadi bebal. Doakan juga orang-orang yang masih mengeraskan hati terhadap Tuhan, agar terbuka dan mau menerima Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |