Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/27 |
|
Minggu, 27 Desember 2015
|
|
Judul: Dalam Dosa AKu Dikandung Ibuku Dosa menjalar. Ketika sebuah dosa tidak diakui, dosa tersebut menggiring manusia ke dalam dosa berikutnya untuk menyembunyikan dosa sebelumnya. Perzinaan Daud dengan Batsyeba membuat Daud membunuh Uria, melalui perantaraan Yoab, untuk menyembunyikan kesalahannya. Daud mengawini Batsyeba, agar Batsyeba tetap dalam pengawasannya dan tidak menceritakan perselingkuhan itu. Di samping itu, perkawinan tersebut memberi kesan kepada rakyat bahwa Daud sungguh pribadi yang peduli terhadap nasib rakyat yang sedang ditimpa bencana dengan mengangkat nasib seorang janda pahlawan. Pada titik ini, Daud terlibat dalam sebuah kebohongan publik. Dalam hidup Daud, dosa makin beranak pinak. Mungkin kita bertanya, bukankah Daud adalah orang pilihan Allah? Apa yang kurang dari dirinya--yang begitu beriman mengalahkan Goliat, bahkan tak tega membunuh Saul yang berkali-kali ingin membunuhnya? Mengapa Daud bisa jatuh ke dalam dosa? Untuk semuanya itu, Daud mengaku: "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mzm 51:7). Dalam BIMK tertera: "Sesungguhnya, aku jahat sejak dilahirkan, dan kena dosa sejak dari kandungan." Manusia tidak lepas dari jerat dosa! Karena itulah, Daud memohon: "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku" (Mzm 51:4-5). Ini juga yang seharusnya menjadi permohonan kita. Karena semasa hidup, kita masih senantiasa bergumul dengan dosa kita. Tak ada manusia yang kebal dari jerat dosa! [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |