Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/28 |
|
Senin, 28 Desember 2020 (Minggu ke-1 sesudah Natal)
|
|
Ketika terjadi konflik di dalam diri orang dewasa, baik itu konflik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa lainnya, maka tidak jarang, sengaja atau tidak sengaja, anak-anak ditarik secara paksa ke dalam pusaran konflik tersebut. Sebagai subjek yang paling lemah, tentu mereka akan selalu menjadi korban. Inilah yang dilakukan oleh Herodes pada masa itu. Sebagai seorang raja yang berkuasa, juga terhadap bangsa-bangsa koloninya, ia seharusnya bertindak sebagai pelindung. Kenyataannya, karena konflik kepentingan yang terjadi di dalam dirinya, ia malah bertindak sebaliknya. Herodes takut atas kelahiran Yesus yang dinubuatkan akan menjadi raja (2, 6). Ia takut kalau kekuasaannya kelak akan diambil alih oleh Yesus. Karena itu, setelah dia merasa tertipu oleh orang-orang majus yang tidak juga kembali memberikan kabar tentang tempat di mana Yesus berada, maka dengan membabi buta karena dikuasai oleh amarah, ia mengeluarkan perintah untuk membunuh semua anak yang berusia dua tahun atau kurang dari itu (16). Peristiwa pembantaian anak-anak itu telah menggenapi nubuatan yang pernah disampaikan oleh nabi Yeremia. Perintah ini menyisakan duka yang amat dalam bagi penduduk Betlehem. Mereka bukan hanya kehilangan anak-anak, tetapi sekaligus juga kehilangan satu generasi karena kemarahan dari seorang raja lalim yang sangat berambisi akan kekuasaan. Kasus-kasus kekerasan terhadap anak-anak yang kerap terjadi di mana-mana menunjukkan bahwa orang dewasa telah gagal melindungi mereka. Kegagalan itu bukan hanya terjadi karena keterlibatan secara langsung melainkan juga karena ketidakpedulian terhadap keadaan anak-anak. Allah mengasihi manusia termasuk anak-anak dan bayi. Sudah saatnya kita merealisasikan karya keselamatan Tuhan Yesus kepada mereka secara konkret. Tugas kita adalah memastikan mereka bertumbuh dalam lingkungan yang aman dan berkembang dengan gembira dan utuh sebagai manusia. Itulah cara kita menyelamatkan kehidupan mereka. [AJT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |