Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/29 |
|
Selasa, 29 Desember 2015
|
|
Judul: Takut kepada Nama-Nya Berlaku curang sungguh keji di mata Allah. Pertama, sang pelaku menganggap rendah orang lain sehingga boleh diperlakukan sekehendak hatinya. Kedua, berlaku curang merupakan kesengajaan. Tindakan curang dilakukan dalam kesadaran. Ketiga, sang pelaku biasanya merasa tidak ada yang melihat. Hal ini menafikan kenyataan bahwa Allah Mahatahu. Hukuman Allah terhadap sang pelaku sungguh mengerikan, yaitu: makan, tetapi tak pernah kenyang, bahkan makin lapar; mengumpulkan harta, tetapi tidak dapat menyimpannya; terus menabur, tetapi tidak pernah panen; membuat minyak zaitun, tetapi tidak dapat memakainya; memeras anggur, tetapi tidak pernah meminumnya. Hidup menjadi serba sia-sia! Mikha menegaskan, penghukuman terjadi karena umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan jahat Raja Omri dan anaknya, Raja Ahab. Salah satu kejahatan Ahab adalah dia mengambil kebun anggur Nabot. Untuk itu, Ahab membunuh Nabot melalui sidang pengadilan yang tidak adil. Nabot dituduh menghujat Allah Bayangkan, untuk mendapatkan kebun anggur Nabot, Ahab perlu menggunakan pengadilan dan nama Tuhan. Dengan kata lain, nama Allah dilibatkan dalam tindak kejahatan itu. Karena itulah Tuhan murka. Kalau Allah mengatakan bahwa umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan Ahab, tentulah bukan tanpa alasan. Di mata Allah, kejahatan umat Israel memang sudah tak tertanggungkan lagi. Oleh karena itu, nasihat Mikha perlu terus dikumandangkan dan dijalankan dalam sanubari kita: "Adalah sangat bijaksana untuk takut kepada nama-Nya." [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |