Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/30 |
|
Jumat, 30 Desember 2005
|
|
Judul: Mewujudkan anggur baru Agama sering menjadi semacam status sosial bagi para pengikutnya. Orang saleh adalah orang yang patuh kepada hukum agama. Tokoh agama adalah mereka yang memakai simbol-simbol agama sebagai aura karismatik mereka. Tuhan Yesus, Sang Firman dengan misi pengurbanan demi keselamatan manusia, justru memulai pelayanan-Nya dengan hadir dan menyatakan berkat-Nya pada sebuah perjamuan kawin di Kana. Kehadiran-Nya sebagai salah satu tamu sepertinya biasa-biasa saja. Namun, makna di balik kehadiran-Nya luar biasa. Perhatian Yesus ditujukan kepada manusia dalam kebutuhan sehari-hari mereka. Yesus lebih memilih berada di tengah orang kebanyakan daripada di antara para pemimpin agama karena pada kelompok orang yang pertama ada iman yang polos tanpa pretensi. Iman Maria yang berpaling kepada Yesus ketika masalah datang, yang ditunjukkannya pada ayat 3: "Mereka kehabisan anggur," adalah pernyataan kebergantungannya kepada putra sulungnya (ayat 3; lih. Mar. 6:3a). Namun, komentar Tuhan Yesus, "Mau apakah engkau dari pada-Ku...?" menegaskan perlunya menyapa Dia dengan iman seorang murid untuk melihat karya Allah yang mengubah masalah menjadi berkat. Melalui ketaatan seorang murid, anggur baru membuat kehidupan pasangan keluarga baru di desa kecil ini terhindar dari rasa malu (ayat 10). Karya Yesus pada perjamuan kawin di Kana adalah pernyataan kepedulian Allah atas kehidupan manusia berdosa yang sarat bencana dan tragedi. Kristus hadir bukan untuk membangkitkan diskusi-diskusi teologis mengenai siapa diri-Nya atau untuk kemegahan liturgi ibadah di gereja. Dia hadir untuk memberikan anggur baru kehidupan dalam hubungan-hubungan agar diperbarui. Kepedulian-Nya pada relasi antar manusia harus menjadi teladan kita, para murid-Nya. Renungkan: Wujudkan iman kita bukan dengan sekadar menyapa sesama kita "syalom," tetapi dengan menjadi syalom Allah baginya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |