Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/12/30 |
|
Jumat, 30 Desember 2016 (Minggu Adven ke-4)
|
|
Helder Camara, seorang biarawan yang dapat disejajarkan dengan Mother Theresa, pernah menulis demikian: "Ketika saya pergi keluar dan melihat orang banyak bertepuk tangan dan tersenyum kepadaku, saya memandang Kristus dan berkata, "Tuhan ini adalah sorak-sorai untuk-Mu ketika memasuki Yerusalem! Saya hanyalah keledai kecil yang Kau gunakan." Umumnya, di tengah popularitas memang tidak mudah untuk menilai diri dengan tepat dan menjadi rendah hati. Tidak demikian halnya bagi Helder Camara dan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah anak Zakharia dan Elisabeth, pasangan suami isteri dengan garis keturunan imam (lih. Luk. 1:5). Ia menjadi istimewa karena kelahirannya diberitakan oleh malaikat (Luk.1:13-17) dan ia menjadi pelopor bagi kedatangan Tuhan (lih. Luk. 1:15-17, 67-80). Sungguh tugas yang sangat mulia. Pelayanannya sungguh terbukti ketika ia hadir di tengah masyarakat Yahudi. Banyak orang datang kepadanya untuk mengaku dosa dan dibaptis (Mat. 3:5-6). Meski demikian, segala keistimewaan tidak membuatnya sombong. Ia tetap memperlihatkan kerendahan hati dalam pelayanannya. Dalam pelayanannya kepada orang banyak, ia selalu merujuk pemberitaannya kepada figur Mesias yang akan datang (1-3). Bahkan, kerendahan hatinya juga terwujud dalam penampilan fisiknya. Ia tinggal di padang gurun, berpakaian jubah bulu unta, makan belalang, dan madu hutan (4). Banyak hal dalam diri Yohanes yang pantas dibanggakan tidak membuatnya sombong dan besar kepala. Ia menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan, yaitu pembuka jalan bagi kedatangan Tuhan, suara yang berseru-seru untuk mempersiapkan jalan datangnya Sang Juru Selamat (Mat. 3:3; Yoh. 1:23). Bagaimanakah kita menilai diri selama ini? Kiranya momen Natal ini mengingatkan kita kembali bahwa Yesus menjadi Juru Selamat karena kita berharga di mata-Nya. Biarlah momen kelahiran-Nya kita rayakan dengan kerendahan hati di hadapan Allah. [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |