Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/31 |
|
Sabtu, 31 Desember 2005
|
|
Judul: Memurnikan agama Bila esensi beragama sejati adalah relasi yang diperbarui, dan relasi kepada Allah dan sesama manusia ditandai dengan kasih dan kepedulian maka perilaku umat beragama pun harus mengalami transformasi. Perbuatan kontroversi Yesus mengacaukan pelataran Bait Allah, yang seharusnya dipakai untuk para peziarah Yahudi beribadah dengan khusuk, merupakan tanda bahwa pelayanan-Nya itu adalah membongkar akar kepalsuan beragama. Bait Allah adalah tempat untuk menyembah Allah Bapa (ayat 16), rumah doa (lih. Mat. 21:13). Namun, para pemimpin agama saat itu memanfaatkan Bait Allah untuk mencari keuntungan. Pelataran bait Allah yang telah menjadi ajang perlakuan tidak manusiawi itu harus dikembalikan pada fungsi semula. Kepada orang-orang Yahudi yang menentang-Nya (ayat 18). Ia menantang mereka untuk merombak Bait Allah karena Ia akan membangunnya kembali dalam tiga hari (ayat 19). Yang dimaksud pembangunan Bait Allah itu adalah tubuh-Nya sendiri (ayat 21). Secara simbolis Tuhan Yesus memproklamasikan kedatangan-Nya yang membawa pembaruan dalam kehidupan beragama yang paling mendasar, yakni relasi kepada Allah dalam ibadah dan doa. Diri-Nya adalah Bait Allah sempurna, saat kehadiran Allah nyata dan melalui-Nyalah semua orang dapat berelasi dengan benar kepada Allah Bapa. Jadi, dari dua peristiwa di nas ini, kita belajar tentang kehadiran Tuhan Yesus yang mentransformasi hidup sehari-hari dan ibadah. Tugas gereja adalah menolong umat Tuhan beribadah dengan benar dan bukan memanfaatkan mereka untuk kepentingan orang tertentu. Gereja harus mewujudkan relasi kepada Allah dalam ibadah sehingga akan menolong orang lebih mengasihi dan peduli pada sesamanya. Doaku: Tuhan, tolong aku menutup tahun ini dengan tekad memulai tahun baru secara benar, yaitu dengan sujud menyembah-Mu. Berikan petunjuk firman-Mu untuk membangun relasi kasih dan kepedulian kepada sesamaku.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |