POTRET WANITA
Hana
Wanita yang Menjadi Misionaris Kristen Pertama
Referensi Alkitab: Lukas 2:36-38
Arti nama: Kemurahan hati, atau anugerah. Nama Hana (atau Anna di beberapa versi terjemahan) sama dengan nama Hana di Perjanjian Lama, dan adalah nama Fenisia yang digunakan oleh Virgil untuk saudara perempuan Dido, Ratu Carthage.
Hubungan Keluarga: Hana adalah putri dari Fanuel, nama yang identik dengan Pniel, dan artinya "wajah atau penampilan Allah". Nama suaminya yang mati muda tidak diberikan. Seperti Hana, tidak diragukan lagi ia juga menanti-nantikan keselamatan Allah. Ayahnya adalah dari suku Asyer -- salah satu (suku) yang disebut "suku-suku yang hilang". Inilah semua yang kita ketahui tentang nenek moyang Hana, yang, meskipun biografinya adalah salah satu yang tersingkat dalam sejarah Alkitab, hidupnya harum. Namanya adalah salah satu nama yang populer untuk anak perempuan. Elsdon C. Smith dalam The Story of Our Names mengatakan bahwa ada lebih dari setengah juta anak perempuan dan perempuan dewasa di Amerika saja yang memiliki nama Hana (Anna, dalam bahasa Inggris -- Red.).
Dalam penjelasan kami tentang janda yang paling terkenal di Alkitab ini, kami anggap terbaik untuk mengambil catatan mengenai dirinya yang diberikan oleh dokter yang terkasih, Lukas, yang mengatakan tentang dirinya bahwa -- ia adalah seorang nabi perempuan.
Ia Adalah Seorang Nabi Perempuan
Izebel, seorang nabi perempuan gadungan dan palsu, adalah satu-satunya perempuan lain dalam Perjanjian Baru (Wahyu 2:20) yang menyandang sebutan ini. Empat putri Filipus juga bernubuat (Kisah Para Rasul 21:9). Narasi tersebut tidak memberitahukan mengapa ia (Hana) dikenal sebagai nabi perempuan. Mungkin suaminya yang telah lama meninggal tadinya adalah nabi, atau karena oleh ilham ilahi ia sendiri mengatakan kejadian masa depan, atau karena ia menghabiskan waktunya untuk menyanyikan syukur dan puji-pujian kepada Allah (1 Samuel 10:5; 1 Tawarikh 25:1-3). Bernubuat berarti memberitakan pesan ilahi, dan kepada Hana diberikan kemampuan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa, sebelumnya dan sesudahnya, dan melalui dia, Allah berbicara kepada orang lain. Hana pasti disertakan dalam garis keturunan berkelanjutan nabi dan nabi perempuan yang menggembar-gemborkan kedatangan Mesias melalui generasi berikutnya. Saat ia menatap wajah Bayi Betlehem, Hana tahu bahwa prediksi masa lalu tentang Dia telah terpenuhi. Melalui hidupnya yang panjang dan saleh, pikirannya telah dipenuhi dengan nubuatan Perjanjian Lama tentang kedatangan benih perempuan yang akan meremukkan kepala ular. Menunggu dengan tak henti-hentinya akan Kristus, ia percaya, bersama dengan Simeon, bahwa Putra sulung Maria itu benar-benar adalah tunas yang akan keluar dari batang pohon Isai (Yesaya 11:1; Mikha 5:2).
Ia Sudah Berusia Lanjut
Hana menikah selama 7 tahun, dan tetap menjadi seorang janda selama 84 tahun. Ini berarti bahwa ia pastinya berusia lebih dari 100 tahun ketika matanya yang tua melihat Juru Selamat yang sangat diharapkannya. Ia bertambah tua dalam pelayanan di Bait Allah, dan setelah melihat, bersama dengan Simeon, keselamatan Allah, ia siap untuk pergi dalam damai sejahtera. Betapa menguatkan melihat orang-orang yang melalui hidupnya yang panjang tetap setia kepada Tuhan dan orang-orang yang rambut abu-abunya dihormati karena kehidupannya yang dijalani dalam kehendak ilahi, dan yang, ketika mereka meninggal, siap untuk kemuliaan.
Dia Adalah Janda
Paulus menasihati Timotius muda untuk "menghormati janda yang benar-benar janda", dan Hana, seorang janda yang menjadi teladan, seharusnya dihormati oleh semua. Bahkan, kita bertanya-tanya apakah Rasul mengingat Hana yang tua itu ketika ia memberi Timotius pemikiran ini:
Hormatilah janda-janda yang betul-betul janda. Sedangkan janda yang betul-betul janda dan hidup seorang diri, ia harus menaruh harapannya kepada Allah serta terus menaikkan permohonan dan doa siang dan malam (1 Timotius 5:3, 5).
Hana kesepian, yang berarti sendirian atau terpencil. Seorang janda dapat memahami apa artinya menghadapi hidup yang panjang, kesepian, dan muram, dan kesendirian menjadi lebih akut karena mengingat hari-hari bahagia. Namun, tidak demikian dengan Hana. Ketika muda, sebagai istri yang tidak memiliki anak, Allah menarik dirinya dari cinta duniawi yang dinikmatinya, tetapi ia tidak mengubur harapannya di kuburan. Untuk menggantikan apa yang Allah ambil, ia memberikan dirinya lebih kepada-Nya, dan ia mengabdikan diri kepada Dia yang telah berjanji untuk menjadi Suami bagi janda, dan melalui menjandanya yang lama tak pernah lelah dalam pengabdian kepada-Nya. Ia "percaya kepada Allah", dan rambutnya yang beruban adalah mahkota kemuliaan (Amsal 16:31). Jiwa yang tenang adalah miliknya selama 85 tahun karena satu hal yang diinginkannya adalah memiliki rumah Allah sebagai tempat tinggalnya sepanjang hidupnya.
Ia Tidak Beranjak dari Bait Allah
Ketika kematian melanda keluarganya sendiri, Hana berbalik dari semua kekhawatiran yang sah dan bergabung dengan kumpulan perempuan suci yang mengabdikan diri untuk hadir terus-menerus "beribadah siang dan malam di Bait Allah". Ia bukan pengunjung sesekali atau anggota mati, melainkan seorang penyembah yang konstan dan taat. Tempat duduknya di Bait Allah selalu terisi. Sungguh seorang jemaat yang menjadi inspirasi bagi seorang pendeta yang setia, yang merasa dia dapat melayani lebih leluasa ketika mereka hadir karena dukungan doa mereka! Ketika kursi mereka kosong di gereja, ia tahu pasti ada sesuatu yang tidak biasa yang menjadi penyebab ketidakhadiran mereka.
Ia Beribadah kepada Allah dengan Puasa dan Doa
Tanpa ragu, Hana adalah salah satu pilihan Allah sendiri, yang berseru siang dan malam kepada-Nya, dan yang didengar ketakutannya. Bukan di sudut pensiunan tertentu di Bait Allah dia berdoa, atau di sudut tempat perempuan hanya memohon kepada Allah. Ia akan bergabung dengan orang lain secara terbuka di hadapan jemaat dan mencurahkan jiwanya terdengar di Bait Allah. Dia (Yesus), yang kelahiran-Nya ia (Hana) saksikan itu, mengatakan bahwa berdoa dan berpuasa adalah syarat yang diperlukan dalam kehidupan yang dipakai oleh Allah, dan Hana tidak hanya berdoa, tetapi juga berpuasa. Ia bersedia tidak makan untuk menggunakan lebih banyak waktu di hadapan Allah. Hidupnya adalah kehidupan penguasaan diri yang saleh. Dia telah belajar bagaimana menyalibkan daging untuk melayani Allah dengan lebih pantas.
Ia Juga Menyatakan Terima kasih kepada Tuhan
Doa Hana dibarengi dengan pujian. Betapa penting kalimat ini, "ketika itu juga datanglah ia ke situ." Ini bukanlah suatu kebetulan belaka. Melalui ziarahnya yang panjang, hari demi hari, ia pergi ke Bait Allah untuk berdoa bagi kedatangan Mesias, dan meskipun ia tampaknya lebih lama menunggu-Nya, ia percaya bahwa Dia akan datang. Lalu, pada suatu hari keajaiban terjadi karena saat memasuki Bait Allah ia mendengar suara kegembiraan dan sukacita jauh di pelataran dalam, dan kemudian dari bibir Simeon yang terhormat ia mendengar kata-kata, "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu pergi dalam damai, mataku telah melihat keselamatan-Mu." Menatap Anak Kudus yang tak lain adalah Mesias yang lama dicari, Hana juga sudah siap untuk pergi dalam damai sejahtera dan bersatu dengan suaminya di atas.
Ia Menceritakan tentang Dia kepada Semua Orang
Hana tidak hanya berdoa dan memuji, tetapi pergi keluar untuk memberitakan kabar gembira kepada mereka yang memiliki harapan dan iman yang sama dengannya. Sekali lagi, perhatikan pandangan sekilas yang kita miliki tentang Hana dalam catatan singkatnya. Kita melihatnya, pertama-tama, sebagai:
- Putri Fanuel dari suku Asyer -- fakta yang cukup menarik, melihat bahwa dia adalah satu-satunya orang dari suku Asyer yang disebutkan dalam Alkitab meskipun namanya berarti berkat.
- Seorang Janda pada usia yang lanjut.
- Seorang Penyembah yang taat beribadah kepada Allah yang hidup.
- Seorang Nabi Perempuan yang memberitakan firman kenabian.
Sekarang, ia menunjukkan peran lain. Meskipun tua, ia pergi ke luar untuk menjadi seorang misionaris.
Hana adalah salah satu dari sisa-sisa orang saleh di Israel yang, selama berabad-abad, bahkan pada hari-hari paling gelap sebelum Kristus datang, mencari Surya pagi dari tempat tinggi. Dengan demikian, saat ia mendengar pujian Simeon atas nubuatan yang digenapi, ia pergi kepada teman-teman salehnya untuk menyampaikan kabar gembira. Melalui tahun penantian yang panjang, iman dianugerahkan dan ia menjadi pemberita wanita pertama tentang Inkarnasi kepada semua orang yang mencari Penebus di Yerusalem. Di dalam diri Hana kita memiliki "teladan iman seorang perempuan berusia lanjut yang menanti dengan iman, seperti halnya Simeon adalah teladan iman seorang pria berusia lanjut". Berbahagialah mereka yang dengan sabar dan berdoa menanti kedatangan Kristus yang kedua (Ibrani 9:28). (t/Jing-Jing)
Download Audio
|