Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/104 |
|
e-Wanita edisi 104 (20-3-2013)
|
|
_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ TOPIK: Kebangkitan Kristus Edisi 104/Maret 2013 e-Wanita -- Kebangkitan Kristus Edisi 104/Maret 2013 Shalom, Ketika kita membaca Alkitab secara urut, kita bisa menemukan bahwa sesungguhnya tujuan utama penulisan Alkitab adalah untuk menceritakan kisah dan kasih Yesus Kristus. Dengan kesetiaan dan ketaatan-Nya, Yesus rela menyerahkan diri-Nya untuk menderita dan mati disalib agar orang-orang yang dikasihi-Nya tidak perlu menanggung hukuman dosa. Oleh karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan kasih-Nya dengan tidak hidup seturut kehendak-Nya. Melalui Paskah tahun ini, e-Wanita mengajak Sahabat Wanita untuk semakin menghargai pengorbanan Yesus bagi kita yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Tanggal 31 Maret 2013 yang akan datang, umat kristiani akan merayakan Paskah. Pada kesempatan ini, segenap Redaksi e-Wanita mengucapkan "Selamat Paskah 2013". Percayalah bahwa kebangkitan Yesus Kristus menjadikan kita lebih dari pemenang! Tuhan Yesus menyertai kita semua. Pemimpin Redaksi e-Wanita, S. Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://wanita.sabda.org/ > ARTIKEL PASKAH: KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS MERUPAKAN MUKJIZAT TERBESAR Jumat Agung merupakan peringatan kematian Tuhan Yesus Kristus. Itu merupakan saat yang mencekam menjelang kematian Tuhan Yesus. Firman Tuhan mengatakan bahwa karena kasih-Nya bagi dunia ini, Ia rela meninggalkan takhta suci-Nya dan datang ke dunia supaya siapa yang menerima dan percaya kepada-Nya diselamatkan dan diberi kehidupan kekal (Yohanes 3:16). Namun, tidak berhenti sampai di sini saja. Jika kita menjadi pengikut Yesus, ini artinya kita harus melakukan apa saja yang menjadi kehendak-Nya. Yesus menjalani penderitaan-Nya dengan taat dan tenang sampai Ia mati di kayu salib. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah merenungkan betapa dahsyatnya penderitaan Yesus ini? Kalau kita menderita di dunia ini, hal itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penderitaan Yesus. Sebelum mati, Yesus memikul salib. Hal ini berarti bahwa kita juga harus menghadapi berbagai pergumulan dan tantangan dalam hidup. Namun, percayalah bahwa bersama Dia, kita mampu melewati semuanya itu. Penderitaan Yesus dimulai ketika Ia dan para murid-Nya berada di Taman Getsemani (Matius 26:36, 38-39). Selanjutnya, Ia dijual oleh murid-Nya sendiri (Yudas Iskariot) senilai 30 keping uang perak. Ia ditangkap dan dibawa menghadap ke Imam Besar Kayafas, diserahkan kepada Pilatus, diolok-olok, disalibkan, dan mati. Jika sekarang Anda dihina, diejek oleh saudara sendiri, itu merupakan tantangan. Berbahagialah jika Anda berhasil melewatinya. Yesus juga mengajarkan kepada para murid untuk berdoa agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Yesus berdoa kepada Bapa agar cawan itu berlalu dari pada-Nya. Ia terus berdoa, bahkan peluhnya menjadi seperti titik- titik darah yang menetes ke tanah (Lukas 22:40-44). Artinya, Ia menebus dosa pikiran manusia dengan darah. Pikiran manusia sering menyesatkan, menjauhkan kita dari Tuhan, serakah, dan "menuntun" untuk berbuat dosa. Inilah penebusan pertama dan sekaligus penderitaan yang pertama. Penebusan kedua adalah penebusan dosa manusia di atas kayu salib. Penebusan ketiga adalah penyembuhan sakit penyakit fisik serta jiwa. Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke Imam Besar Kayafas. Di sana, Ia menghadapi saksi-saksi dusta, diludahi, dipukuli oleh massa. Kemudian, Ia dikirim ke Pilatus (Matius 27:1-26) dan Pilatus mempersilakan massa untuk memilih siapa yang akan ia bebaskan: seorang kriminal kelas kakap (Barabas) atau Yesus. Massa lebih memilih Barabas bebas dan meminta agar Yesus disalibkan. Hal tersebut merupakan kemenangan bagi Yesus karena Tuhan memunyai rencana, Yesus harus mati, menderita karena kasih-Nya bagi manusia. Dalam proses penyaliban ini, Yesus Kristus disesah dengan cambuk yang ujungnya tajam. Ketika cambuk itu diayunkan dan masuk ke dalam daging Yesus, ada daging yang tercabik keluar saat ditarik. Ia sangat menderita, dimahkotai duri, bahkan ditelanjangi, padahal Ia tidak bersalah. Ia harus memikul salib-Nya sendiri menuju Golgota, baru di tengah jalan, Simon, seorang dari Kirene, menggantikan-Nya. Di sepanjang jalan, Yesus diolok-olok dan diludahi. Ia mengalami kesakitan yang luar biasa. Ia merasa Allah-Nya jauh, itu kemanusiaan-Nya (Matius 27:45-51). Namun, di dalam Tuhan Yesus ada kemenangan, kelepasan, dan kesembuhan. Iblis tidak bisa menghalangi apa yang Tuhan Yesus lakukan karena Iblis sudah jatuh di bawah kaki Tuhan Yesus. Kalau seseorang sudah mengerti arti penderitaan-Nya, orang tersebut pasti tidak tanggung-tanggung dalam mengiring Tuhan dan melakukan seluruh perintah-Nya sesuai firman Tuhan. Lewat kematian Yesus, ada 3 hal penting untuk kita renungkan, yaitu: 1. Allah yang kita sembah dalam nama Kristus Yesus adalah Allah yang tidak pernah meninggalkan kita (Matius 27:45-50). Yesus menjanjikan seorang Penolong, Penghibur, yaitu Roh Kudus. Dan, kita tidak ditinggalkan sendirian (Yohanes 14:16-18). 2. Yesus berseru dengan suara nyaring, Ia menyerahkan nyawa-Nya (Matius 27:50-51). Hal ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (Yesaya 53:4-6). Lewat kematian-Nya, setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh pengampunan dosa (Yesaya 1:18; 1 Yohanes 1:9; Kisah Para Rasul 3:19-21). 3. Tirai Bait Suci terbelah menjadi dua bagian dan terjadi gempa bumi. Artinya, terjadi pemisahan antara orang yang di dalam Tuhan dengan orang yang di luar Tuhan. Sebelum kelahiran Yesus atau pada zaman Perjanjian Lama, Paskah dirayakan oleh orang Yahudi pada hari Jumat. Kata Paskah diambil dari Bahasa Ibrani "Paset atau Passa", dalam Bahasa Inggris diterjemahkan "passover" yang artinya dilewati. Dalam tradisi orang Yahudi, Paskah merupakan upacara penyembelihan anak domba yang berumur 1 tahun, yang tidak bercacat. Sebelum disembelih, anak domba tersebut disimpan selama 14 hari. Setelah genap harinya, ia disembelih. Oleh orang Israel, darahnya dioleskan pada ambang pintu. Dengan demikian, semua malapetaka tidak dapat masuk ke dalam rumah. Paskah bisa diartikan sebagai hari kemenangan bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Ini benar karena kebangkitan tidak mungkin ada tanpa Golgota atau penderitaan. Kemenangan ada karena didahului oleh penderitaan Yesus Kristus di Golgota. Kita yang percaya kepada-Nya, memperoleh pengampunan, keselamatan, dan hidup yang kekal (Matius 26:36). Karya Allah yang tinggi setelah Yesus mati dan dikuburkan adalah kebangkitan Yesus pada hari ketiga. Hal ini dibuktikan dengan kubur yang sudah kosong (Markus 16:1-9). Allah sangat mengasihi Maria Magdalena dan teman-temannya. Pada waktu mereka pergi ke kubur, mereka tahu ada yang menghalangi mereka, yaitu batu besar. Namun, meskipun mereka wanita yang lemah, Tuhan memakai mereka untuk memberitakan kebangkitan Yesus. Dari berita kebangkitan Yesus ada tiga hal yang harus kita imani. 1. Kebangkitan Yesus merupakan tanda kemenangan-Nya. Melalui kebangkitan-Nya, kita juga memperoleh kemenangan dalam setiap persoalan dan tantangan yang kita hadapi. 2. Batu besar yang menghalangi pintu kubur melambangkan dosa akibat perbuatan kita. Jika kita datang dan meminta ampun kepada Yesus, Roh Kudus akan menolong kita menggulingkan batu penghalang itu sehingga kita dapat bertemu dengan Yesus. 3. Yesus Kristus di surga sedang menanti kita semua. Allah melihat hati kita dan apa yang kita kerjakan (Matius 11:28; 1 Korintus 15:14). Diambil dan disunting dari: Judul majalah: Penyuluh, No. 40, Tahun XVI/2007 Penulis: Pdt. Imanuel Pakan Penerbit: Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, Jakarta 2007 Halaman: 21 -- 22 TOKOH WANITA: PRISKILA -- WANITA DALAM ALKITAB Kisah Para Rasul 18:24-26 Priskila dan Akwila, suaminya, bekerja sebagai pendiri tenda. Rasul Paulus bertemu mereka di Korintus. Paulus bekerja dengan membuat tenda dengan mereka di sela-sela waktu berkhotbah di rumah ibadah orang Yahudi. Mungkin, Anda pernah mendengar istilah "pelayanan pendirian tenda". Istilah tersebut berasal dari Kisah Para Rasul 18, yang menyebutkan bahwa Paulus membuat tenda untuk mendukung keuangannya dalam pelayanan. Tidak diragukan lagi, Priskila bertalenta di dunia sekuler dan juga dalam pelayanan firman Tuhan. Keterlibatannya dengan Paulus pastinya membantu Priskila berakar dalam Alkitab. Priskila dan Akwila kemudian mengikuti Paulus ke Siria. Mereka semua pergi ke Efesus dan menetap di sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanannya ke Kaisarea. Warga Efesus mungkin membutuhkan banyak pengajaran firman Tuhan, mungkin inilah sebabnya Priskila dan Akwila tetap tinggal di sana. Keduanya memunyai pemahaman yang mendalam tentang firman Tuhan. Mereka mengerjakan pelayanan mereka dengan setia. Meskipun tidak semua pelayanan berhadapan dengan masyarakat luas, mayoritas pelayanan Kristen dipegang oleh pasukan yang berdedikasi seperti Priskila. Mereka mengajar dan mendorong kelompok kecil orang percaya dan orang tidak percaya. Priskila dan suaminya mengetahui panggilan mereka dan setia kepada panggilan itu. Selain itu, Priskila dan Akwila juga menolong Apolos. Apolos memunyai pengetahuan yang cukup mendalam tentang firman Allah. Priskila dan Akwila berbicara secara pribadi kepadanya dan mengajarkannya lebih banyak tentang jalan kebenaran. Inilah yang perlu kita kagumi, orang- orang yang mengetahui panggilan Allah dan melaksanakannya, alih-alih mencari sesuatu yang lebih istimewa. Apakah Anda setia dalam panggilan Allah untuk Anda? Mungkin panggilan Anda adalah memimpin kelompok PA yang anggotanya masih sedikit. Lakukanlah dengan seluruh kemampuan Anda. Ada jiwa-jiwa yang berharga di antara para pendengar Anda. Saat Anda memberitakan firman kepada mereka dan memotivasi mereka dalam iman, Anda akan melahirkan pelayanan-pelayanan baru. Jadilah seperti Priskila yang menjadi orang tua rohani. Ia mengasuh banyak anak dalam Tuhan dan membangun pelayanan-pelayanan yang kuat. Sungguh merupakan sebuah panggilan yang luar biasa. Dan, berkat yang luar biasa. (t/Anna) Diterjemahkan dari: Nama situs: The Living Word Library Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=166&type=bible Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 14 Juli 2011 PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi berkualitas untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda? Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > telah menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e- Penulis < http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani ribuan pelanggannya dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan penulisan. Artikel tentang literatur Kristen maupun umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, tokoh penulis, serta ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda dapatkan secara GRATIS dalam e-Penulis! Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan- penulis(at)hub.xc.org > atau ke < penulis(at)sabda.org > Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: < http://pelitaku.sabda.org/ > Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya! Kontak: wanita(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y. Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |