Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/125

e-Wanita edisi 125 (19-3-2014)

Wanita dalam Paskah

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                    TOPIK: Wanita dalam Paskah
                     Edisi 125/Maret 2014

e-Wanita -- Wanita dalam Paskah
Edisi 125/Maret 2014

Salam damai,

Dalam rangka menyambut Paskah tahun 2014, publikasi e-Wanita 
menetapkan untuk mengangkat topik tentang keterkaitan wanita dan 
peristiwa Paskah. Topik ini akan disajikan ke ruang baca Sahabat 
Wanita pada bulan Maret ini dan pada bulan April yang akan datang.

Keberadaan wanita pada masa Perjanjian Baru dapat ditemukan dalam 
beberapa peristiwa. Salah satunya, dalam peristiwa kebangkitan Yesus 
Kristus. Siapakah wanita yang dicatat dalam peristiwa tersebut? Salah 
satunya adalah Maria Magdalena. Sebagai pengikut Yesus Kristus, Maria 
Magdalena tidak menyimpan kabar sukacita tentang kebangkitan Yesus 
Kristus dalam hatinya, tetapi memberitakannya kepada murid-murid Yesus 
yang lain. Hal ini memberi kita penguatan bahwa wanita memiliki peran 
yang istimewa dalam rangkaian karya agung Allah, kemenangan Kristus 
atas kematian. Mari kita mengikuti teladan Maria Magdalena dengan 
menjadi saksi Kristus, yang telah menderita dan mati demi 
menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Mari kita saksikan kasih 
Kristus kepada banyak jiwa.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


            KESAKSIAN WANITA: KRISTUS MENDERITA DAN MATI
              UNTUK MENUNJUKKAN KASIH-NYA KEPADA KITA

"... Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan 
diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi 
Allah." (Efesus 5:2)

"... sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan 
diri-Nya baginya." (Efesus 5:25)

"... Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya 
untuk aku." (Galatia 2:20)

Kematian Kristus bukan sekadar demonstrasi kasih Allah (Yohanes 3:16), 
kematian-Nya juga merupakan ekspresi tertinggi dari kasih Kristus bagi 
semua orang yang menerima-Nya sebagai harta berharga mereka. Saksi-
saksi awal yang paling menderita sebagai orang-orang Kristen tertawan 
oleh fakta ini: Kristus "telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya 
untuk aku" (Galatia 2:20). Mereka menerima tindakan memberi diri atas 
pengorbanan Kristus secara pribadi. Mereka berkata, "Ia mengasihiku. 
Dia memberikan diri-Nya untukku."

Sesungguhnya, inilah cara kita yang seharusnya dalam memahami 
penderitaan dan kematian Kristus. Penderitaan dan kematian itu harus 
saya alami. Penderitaan dan kematian itu adalah tentang kasih Kristus 
untuk saya secara pribadi. Dosa-dosa sayalah yang memisahkan saya dari 
Allah, bukan dosa secara umum. Kekerasan hati dan ketidakpekaan 
sayalah yang meremehkan keagungan Kristus. Saya terhilang dan binasa. 
Saat tiba waktunya pada penebusan, saya telah mendapat penebusan dari 
semua tuntutan dalam pengadilan. Yang dapat saya lakukan hanyalah 
memohon belas kasihan.

Kemudian, saya melihat Kristus yang menderita dan hampir mati. Untuk 
siapa? Ada tertulis, "... Kristus telah mengasihi jemaat dan telah 
menyerahkan diri-Nya baginya." (Efesus 5:25) "Tidak ada kasih yang 
lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk 
sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13) "sama seperti Anak Manusia datang 
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan 
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28)

Lalu, saya bertanya apakah saya berada di antara "banyak orang"? 
Dapatkah saya menjadi salah satu "sahabat-Nya"? Mungkinkah saya 
menjadi anggota "gereja"? Dan, saya mendengar jawaban, "Percayalah 
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi 
rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:31) "... barangsiapa percaya kepada-
Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kisah 
Para Rasul 10:43) "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya 
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam 
nama-Nya." (Yohanes 1:12) "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia 
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya 
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh 
hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Hati saya berubah, dan saya mendekap keindahan dan kebajikan Kristus 
sebagai harta berharga saya. Dan, kenyataan yang besar mengalir di 
hati saya -- aliran kasih Kristus bagi saya. Demikianlah saya berkata 
bersama saksi-saksi awal, "Dia mengasihi saya dan menyerahkan diri-Nya 
untuk saya."

Apa maksud saya? Maksud saya adalah bahwa Dia membayar harga yang 
paling tinggi untuk memberikan hadiah terbesar bagi saya. Apakah itu? 
Sebuah hadiah yang Ia doakan di akhir hidup-Nya: "Ya Bapa, Aku mau 
supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan 
Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang 
kemuliaan-Ku ...." (Yohanes 17:24) Dalam penderitaan dan kematian-Nya, 
"... kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan 
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan 
kebenaran." (Yohanes 1:14) Kita sudah cukup banyak melihat untuk 
memahami pekerjaan-Nya. Namun, yang terbaik belum datang. Dia mati 
untuk melindungi yang terbaik itu bagi kita. Itulah kasih Kristus. 
(t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Judul asli buku: The Passion of Jesus Christ
Judul asli artikel: Christ Suffered and Died to Show His Own Love for Us
Penulis: John Piper
Penerbit: Crossway Books, Wheaton 2004
Halaman: 30 -- 31


      POTRET WANITA: MARIA MAGDALENA: SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

Orang yang pertama kali diberi pesan adalah seorang wanita. Ia diberi 
pesan supaya pergi kepada para pria untuk menceritakan kesaksiannya 
dan juga untuk menyampaikan firman-Nya. Saya tahu ada beberapa orang 
yang akan menggambar sebuah garis dan berkata, "Saya dapat memberi 
kesaksian, tetapi saya tidak dapat memberitakan Kitab Suci." Akan 
tetapi, Yesus tidak membuat pembedaan. Ia memberikan dua pesan kepada 
Maria Magdalena: untuk menceritakan kesaksiannya dan untuk 
memberitahukan firman Allah.

Pada hari Paskah pagi, setelah Anak Domba Allah dikurbankan di kayu 
salib di Kalvari, batu yang menutup kubur Kristus menggelinding untuk 
menyingkapkan pandangan yang agung. Dua malaikat muncul di atas kubur-
Nya untuk menunjukkan kepada kita kemuliaan Allah yang sekarang ini 
dapat kita peroleh. Keagungan dari segala yang agung tidak lagi 
tertutup. Di Bait Allah, tirai telah terbelah dari atas sampai ke 
bawah. Menurut Perjanjian Baru, kita dapat berlari menuju ke tempat 
kemurahan!

Dan, siapa yang pertama kali melihat penglihatan agung tersebut? Maria 
Magdalena -- seorang wanita yang dianggap sebagai orang buangan oleh 
komunitas agamawi -- menerima pandangan sekilas yang pertama atas 
penyingkapan menakjubkan ini!

Yohanes 20 dapat dimengerti sepenuhnya hanya jika kita 
membandingkannya dengan kisah kejatuhan manusia dalam Kejadian 3. 
Perhatikanlah kemiripan ini:

1. Ada dua kebun. Kejatuhan manusia terjadi di taman Eden -- tempat 
   terciptanya hubungan yang intim antara manusia dengan Allah. 
   Setelah Adam dan Hawa tidak menaati-Nya, Tuhan mengutuk tanah dan 
   mengusir mereka dari taman Firdaus. Pada hari Minggu, hari 
   Kebangkitan, Kristus muncul di taman (Yohanes 19:41 mengatakan 
   bahwa Yusuf dari Arimatea menyerahkan sebuah makam di kebun kepada 
   Yesus) untuk mengingatkan kita bahwa saat ini, karena penebusan-
   Nya, hubungan intim antara manusia dengan Allah terjalin kembali. 
   Yesus membuka kembali pintu taman Eden.

2. Ada dua wanita. Dosa masuk ke dunia ketika seekor ular menipu 
   wanita yang pertama, Hawa. Pada hari Minggu Kebangkitan, setelah 
   Kristus mengalahkan Setan melalui kematian-Nya yang menebus dosa, 
   Yesus menampakkan diri pertama kali kepada seorang wanita -- 
   seorang wanita yang sebelumnya pernah dirasuki roh-roh jahat (Lihat 
   Yohanes 20:14). Maria Magdalena adalah pembanding yang seimbang 
   dengan Hawa di dalam Perjanjian Baru. Kehidupannya mengingatkan 
   kita bahwa Yesus menawarkan kepada kita pembebasan dari perbudakan 
   masa lalu kita.

3. Ada dua penjaga kebun. Dalam cerita kejatuhan manusia dalam dosa, 
   Hawa dan suaminya, Adam, para pengelola taman Eden, memberontak 
   terhadap Allah setelah Hawa tertipu. Pada hari Paskah pagi, Maria 
   Magdalena bertemu dengan seorang pria yang berada di luar kubur, 
   yang ia sangka seorang penjaga kebun. Ketika Maria menyadari bahwa 
   Ia adalah Yesus, Maria berseru, "Rabuni!" dan hendak memeluk-Nya. 
   Wanita dalam cerita kedua ini bersama Kristus, "Adam yang akhir ... 
   manusia kedua" (1 Korintus 15:45-47). Sekarang, kita menerima janji 
   ini: "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan 
   Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam 
   persekutuan dengan Kristus." (1 Korintus 15:22) (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Cross Walk
Alamat URL: http://www.crosswalk.com/faith/women/mary-magdalene-witness-of-christ-s-resurrection.html
Judul asli artikel: Mary Magdalene: Witness of Christ’s Resurrection
Penulis: J. Lee Grady
Tanggal akses: 17 Desember 2013


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org