Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/151

e-Wanita edisi 151 (21-4-2016)

Mengasihi Orang yang Sulit Dikasihi

e-Wanita -- Edisi 151/April 2016

Mengasihi Orang yang Sulit Dikasihi
e-Wanita -- Edisi 151/April 2016

Salam dalam kasih Kristus,

Hidup kita tidak selalu diisi dengan orang-orang yang menyenangkan dan mudah untuk dikasihi. Hampir dari setiap kita pernah berelasi atau berurusan dengan orang-orang yang sulit, yang tidak mudah untuk kita sukai, bahkan kasihi. Lalu, bagaimana? Haruskah kita menjauhi mereka agar tidak selalu berkonflik atau memiliki rasa sakit hati dengan mereka, atau malah menghadapi watak mereka yang tidak mudah dengan sikap konfrontatif? Hana menjadi salah satu contoh yang baik bagaimana menghadapi permasalahan tersebut. Ia tidak menjadi pahit, menyimpan dendam, atau membalas perlakuan Penina terhadapnya, tetapi membawa segala perasaan dan permasalahannya ke hadapan Tuhan di dalam doa. Ketika menghadapi orang-orang yang menyulitkan, mintalah hikmat dan kemampuan yang dari Tuhan untuk dapat menghadapi mereka dengan kasih. Sering kali, Tuhan ingin kita belajar untuk mengasihi melalui orang-orang tersebut atau untuk membawa mereka semakin dekat kepada kasih Kristus melalui diri kita. Tidak ada situasi atau orang-orang yang terjadi secara kebetulan dalam kehidupan kita. Segala sesuatu adalah terjadi atas rencana dan perkenan-Nya.

Untuk belajar bagaimana cara agar dapat menghadapi orang-orang yang sulit, kolom Wawasan Wanita dalam edisi e-Wanita bulan April ini akan mengetengahkan artikel yang mengupas mengenai masalah tersebut. Kiranya setelah membaca edisi kami kali ini, hati kita akan semakin terbuka untuk mengasihi orang-orang yang sulit dalam kehidupan kita dengan kasih Kristus. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Okti

Redaksi Tamu e-Wanita,
N. Risanti

WAWASAN WANITA
Seni Mengasihi Orang yang Tak Mudah untuk Dikasihi

Dua belas langkah untuk membantu Anda berhubungan dengan orang yang sulit.

Mengasihi Orang yang SulitHidup penuh dengan orang-orang yang menggosok kita dengan cara yang salah. Entah itu dalam keluarga kita, tempat kerja, gereja, atau komunitas, kita semua pernah benar-benar mengalami kewalahan dalam menghadapi seseorang. Mungkin mereka mengatakan hinaan yang licik, menceritakan lelucon yang buruk, atau menyerang ruang pribadi kita. Apa pun kebiasaan mereka yang mengganggu atau menyakitkan, kita jadi kurang bersemangat dan bingung dengan kehadiran mereka dalam hidup kita.

Sebagai orang Kristen, bagaimana kita menghadapi orang yang sulit? Kristus memanggil kita untuk mengasihi tanpa pamrih dan tak henti-hentinya. Jadi, haruskah kita memaksa senyum dan pura-pura tertawa, sementara di dalam hati kita mengernyit atau menangis atau ingin melarikan diri? Bagaimana mungkin kita dapat benar-benar tulus dengan semua emosi negatif yang sebenarnya ada di dalam diri kita?

Jadi, haruskah kita memaksa senyum dan pura-pura tertawa, sementara di dalam kita mengernyit atau menangis atau ingin melarikan diri?

Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Hati kita yang rusak dan penuh dosa tidak mampu mengumpulkan kasih yang cukup untuk menutupi kelemahan dan kekurangan dari sesama manusia. Kita kadang-kadang mengalami kesulitan mengasihi, bahkan mereka yang kita kasihi. Begitu sering, upaya kita yang lemah dan sekilas untuk mengasihi gagal total dan kesabaran kita habis.

Satu-satunya sumber yang benar untuk kasih sayang, kekuatan, dan kasih adalah Allah. Jika kita menerima dan mengandalkan sepenuhnya pada kasih dan pengampunan Allah bagi kita, kita kemudian dapat mengambil dari persediaan-Nya yang tak terbatas dan mulai mengasihi orang lain dengan lebih sungguh-sungguh dan tulus.

Mengasihi SesamaSaya menemukan ada dua belas langkah penting yang bisa kita lakukan untuk membantu kita membangun kasih sayang, empati, dan kasih yang lebih besar untuk sesama kita -- bahkan orang-orang yang telah menyebabkan kita menderita, marah, atau frustrasi. Meskipun demikian, adalah penting untuk memahami bahwa alat-alat ini paling baik digunakan di tangan orang-orang yang telah mengakui dosa mereka sendiri dan kebutuhan mereka akan kasih karunia Kristus dan arah dalam hidup mereka.

1. Berdoa untuk intervensi Roh Kudus. Jika Anda tahu Anda akan berinteraksi dengan orang yang sulit, mintalah kepada Roh Kudus kekuatan, kasih sayang, dan kesabaran. Melalui Dia, Anda memiliki kekuatan untuk mewakili Kristus -- bahkan dalam keadaan yang paling tidak mudah. Panggilan kita sebagai orang Kristen sulit, tetapi kita tidak harus melakukannya sendirian. Ingat bahwa kebaikan Anda bisa membawa Injil kepada seseorang yang sangat membutuhkannya.

2. Cari tahu dari firman Allah. Alkitab adalah harta karun dari saran praktis tentang bagaimana berinteraksi dengan orang-orang. Kadang-kadang, kita mungkin merasa seolah-olah Alkitab itu jauh dan tidak berhubungan dengan budaya masa kini, tetapi setelah penyelidikan lebih dekat, kita dapat melihat bahwa sifat manusia belum benar-benar berubah. Kebijaksanaan yang diberikan Firman masih relevan dengan kehidupan kita.

3. Anda tidak tahu keseluruhan cerita mereka. Mengetahui kesulitan dalam kehidupan seseorang dapat memberikan perspektif yang sama sekali baru dan pemahaman kepribadian mereka. Begitu mudah bagi kita untuk menghakimi, terutama ketika kita tujukan itu pada seseorang yang membuat hidup kita sengsara. Akan tetapi, jika kita ingat bahwa mereka juga telah merasakan sengatan ketidakadilan, beban kecemasan, dan derita kehampaan, mungkin kita tidak akan begitu cepat merasa marah dan jengkel.

4. Selalu mungkin untuk membangun landasan yang sama. Sungguh menakjubkan bagaimana menemukan sesuatu yang sama dengan orang yang bermasalah dengan Anda dapat mulai menjembatani jurang di antara Anda. Ini bisa jadi sesuatu yang sederhana seperti pengalaman serupa di masa kecil, hobi yang sama, atau buku yang Anda berdua sukai. Sulur-sulur koneksi kecil ini mungkin tampak tidak berarti, tetapi mereka secara bertahap bisa meningkatkan interaksi Anda.

5. Diam adalah emas, jadi berpikirlah sebelum berbicara. Kadang-kadang, kata-kata kita terlontar keluar dari mulut sebelum kita sempat menyensor mereka. Mudah saja untuk menyerang dalam amarah atau membuat komentar yang merendahkan. Namun, kata-kata, setelah dikeluarkan, tidak bisa dikembalikan lagi dan memberikan dampak yang besar. Berdoa untuk pengendalian diri dan kebijaksanaan untuk mengucapkan hanya apa yang menguatkan, penuh perhatian, dan baik.

6. Jangan terlalu serius pada diri sendiri. Keterampilan hidup yang penting adalah belajar bagaimana menertawakan diri sendiri. Kita dapat menjadi begitu terjebak untuk membuktikan sebuah maksud atau menjaga keutuhan harga diri kita sehingga kita mulai melupakan bahwa kita adalah manusia sama seperti orang lain. Sikap rendah hati berarti mengakui kesalahan dan memandang orang lain sama, bukan lebih rendah. Yang harus ditanggapi dengan serius adalah melaksanakan pekerjaan Allah.

7. Terbukalah untuk kritik -- mungkin ada beberapa kebenaran di dalamnya. Tak seorang pun dari kita suka dikritik, terutama ketika kita merasa itu tidak pantas. Namun, bahkan jika kritik itu penuh dengan kebohongan atau perasaan jahat, mungkin saja ada kebenaran dalam hal itu. Supaya bertumbuh, kita harus melihat ke dalam hati dengan jujur, mata yang objektif, dan dengan sungguh mencari motif dan tindakan kita yang salah. Meskipun prosesnya mungkin menyakitkan, kita akan menjadi lebih kuat dan lebih sadar diri.

8. Jangan bersekongkol dengan orang lain untuk melawan mereka. Tidak ada yang lebih menggoda daripada mencurahkan isi hati kepada sekelompok teman yang pengertian setelah bertemu dengan rekan kerja atau kenalan yang menjengkelkan. Kita ingin umpan balik dan simpati mereka atau mungkin kita hanya ingin membicarakannya. Ini wajar dan sering berguna untuk menenangkan pikiran kita. Akan tetapi, kita harus berhati-hati untuk tidak memanjakan diri dalam fitnah atau gosip berbahaya. Melepaskan harusnya adalah tentang menyembuhkan luka dan terhibur, bukan menjelek-jelekkan supaya merasa lebih unggul daripada mereka.

9. Berdoa meminta penegasan untuk membedakan apakah perlu menghadapi sebuah masalah atau membiarkannya. Sulit untuk tahu kapan kita harus menyebutkan suatu pelanggaran atau membiarkannya. Kita tidak ingin tampak gelisah atau merasa terganggu sepanjang waktu, tetapi kita juga tidak ingin memendam semua frustrasi sampai mereka meletus. Kapan kita harus dengan penuh kasih menghadapi orang dengan kesalahannya? Sayangnya, biasanya tidak pernah ada jawaban sangat jelas untuk pertanyaan ini. Hal terbaik untuk dilakukan adalah berdoa meminta pimpinan. Jika tindakan pelaku menghancurkan hubungan atau membuat interaksi sulit, mungkin sudah saatnya untuk mengomunikasikan perasaan Anda dengan lembut, dengan penuh perhatian.

10. Jangan mencari masalah. Bisa jadi sesuatu yang secara aneh memuaskan dengan menutupi dosa musuh-musuh kita. Mungkin kita mengendus pelanggaran seperti anjing pelacak, mencari lebih banyak bahan bakar untuk memberi makan rasa tidak suka kita. Dengan berfokus pada kesalahan mereka, kita mulai merasa lebih baik tentang diri sendiri. Namun, mentalitas ini membuat kita merasa pahit dan tidak memungkinkan ada ruang untuk kasih karunia. Tahanlah sikap hipersensitivitas dan bersikaplah sabar dan mengampuni.

11. Ingat, mereka adalah ciptaan Allah yang berharga. Sama seperti Anda telah diciptakan menurut gambar Allah, demikian juga sesama Anda yang mengganggu atau atasan Anda yang suka menguasai. Tuhan merajut mereka dengan penuh kasih di dalam rahim, menghitung rambut di kepala mereka, dan telah menuntun jejak mereka. Ketika kita memperluas kasih mereka meskipun berbeda, kita sedang menunjukkan kedalaman kasih kita kepada Allah.

12. Kasihilah karena Anda dikasihi. Ampunilah karena Anda telah diampuni. Efesus 4:32 paling baik mengatakannya: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." Ketika Anda merasa perlu untuk menyimpan dendam atau menahan kasih Anda dari seseorang, ingatlah kelimpahan kasih karunia yang diberikan kepada Anda melalui Yesus, meskipun dosa Anda besar. Dia adalah alasan bagi setiap kita untuk bisa mengasihi dengan mendalam, penuh sukacita, dan dengan bebas.

Siapa orang-orang dalam kehidupan Anda yang paling sulit untuk diajak berinteraksi? Kristus telah mengajarkan kita untuk tidak hanya secara lahiriah memperlakukan mereka dengan kebaikan dan rasa hormat, tetapi juga melihat mereka melalui mata-Nya -- dengan pengertian dan kasih sayang. Teladan-Nya dan kuasa-Nya yang mengubahkan dalam kehidupan kita akan memperlengkapi kita melangkah dan mengasihi seperti Dia mengasihi.

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Today Christian Woman
Alamat URL : http://www.todayschristianwoman.com/articles/2014/march/art-of-loving-unlovable-people.html?start=1
Judul asli artikel : The Art of Loving Unlovable People (12 steps to help you deal with difficult people)
Penulis artikel : Robert Figueroa
Penerjemah : Jing-Jing
Tanggal akses : 25 Juni 2015

RENUNGAN WANITA
Mengasihi Orang-Orang yang Sulit
Ditulis oleh: Amidya

Mengasihi Orang yang SulitBerikut ini adalah ayat-ayat dalam firman Tuhan yang akan menolong kita untuk belajar dan merenungkan perkataan Tuhan mengenai mengasihi orang yang sulit.

Kiranya dengan merenungkan ayat-ayat ini, kita akan diajar untuk mampu mengasihi orang-orang yang sulit. Mintalah Allah untuk memampukan kita mengasihi orang-orang yang sulit untuk dikasihi, yang tidak layak untuk menerima kasih kita, dan yang tidak menginginkan kasih kita. Allah menaruh kasih ini di dalam kita. Apakah Kristus membatasi kasih-Nya? Tidak! Ia mengampuni orang-orang yang meludahi-Nya dan mencucukkan paku di tangan-Nya. "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).


Sumber bacaan:
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Wanita.
Redaksi: Amidya, Hossiana, dan Davida
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org