|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-wanita/20 |
|
e-Wanita edisi 20 (17-9-2009)
|
|
_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
Topik: Menjaga Kesehatan yang Alkitabiah
Edisi 20/September 2009
______________________________________________________________________
MENU SAJI
- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Kesehatan
- DUNIA WANITA: Ritme Rohani: Resep untuk Hidup Sehat
- POTRET WANITA: Iman Wanita yang Mengalami Pendarahan
- EDISI BERIKUTNYA
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA
Shalom,
Tubuh kita adalah bait suci, oleh karena itu kita harus menjaganya
tetap bersih. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menerapkan pola
hidup sehat untuk menjaga kesehatan kita. Banyak cara bisa dilakukan
untuk menjaga kesehatan kita, mulai dari berolahraga, makan makanan
berserat tinggi, banyak minum air putih, dan masih banyak lagi. Tapi
masih ada sebuah cara lagi yang bisa Anda coba, yaitu menjaga ritme
rohani. Apakah yang dimaksud dengan ritme rohani? Jawabannya bisa
Sahabat Wanita temukan dalam kolom artikel edisi kali ini yang
mengangkat masalah kesehatan. Tanpa ingin menahan Sahabat Wanita
lebih lama lagi, silakan menyimak edisi e-Wanita 20 ini dan Tuhan
memberkati.
Teriring salam dan doa,
Yohanna Prita Amelia
Pimpinan Redaksi e-Wanita
http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
http://wanita.sabda.org/
______________________________________________________________________
God called me, and God knows best when a life should be spent
- Ida Scudder -
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA
KESEHATAN
1 Korintus 13
Boleh jadi saya seorang ilmuwan terkenal atau dokter ahli dan
ruangan kantor saya penuh dengan ijazah-ijazah dan diploma, mungkin
saya dikenal sebagai guru yang andal dan pembicara yang menakjubkan,
tetapi apabila saya tidak memunyai kasih, maka semuanya itu hanya
bagaikan gong atau bel yang nyaring bunyinya.
Mungkin saya diberi kemampuan sebagai dokter ahli riset, membuat
diagnosa yang sulit dan mengerti semua misteri tubuh manusia, dan
saya bisa berkomunikasi dengan para pasien, memberitahukan agar
mereka memilih cara hidup yang lebih baik, tetapi apabila saya tidak
memunyai kasih, saya adalah seorang yang tidak berarti.
Saya bisa menginventasikan semua uang saya untuk membangun
fasilitas-fasilitas yang terbaik dan membeli peralatan canggih, saya
bisa menyediakan staf yang terbaik untuk melayani pasien, saya bisa
mengorbankan semua waktu saya untuk mereka bahkan mengabaikan diri
dan keluarga, tetapi bila saya tidak memunyai kasih, itu tidak
berguna sama sekali. Kasih adalah obat alami. Kasih itu alami dan
tidak menurunkan sistem kekebalan tubuh, tetapi menaikkannya.
Kasih bisa dicampur dengan obat-obat lain; kasih adalah katalisator
terkenal. Kasih menyembuhkan rasa sakit dan memberikan hidup yang
terbaik. Kasih bisa diterima oleh siapa saja, ia tidak menimbulkan
reaksi alergi. Obat-obat baru bermunculan dan lenyap. Apa yang
kemarin dianggap baik, mungkin hari ini tidak ada gunanya. Apa yang
hari ini manjur, mungkin besok tidak ada manfaatnya. Tetapi kasih
telah melewati tes waktu; kasih selalu bermanfaat.
Kita sekarang mengerti sesuatu hanya sebagian-sebagian saja, dan
terapi sering hanya merupakan bahan percobaan, karena bakat
pengetahuan dan penemuan-penemuan hanya sebagian-sebagian. Apabila
segala sesuatu bisa dimengerti, maka kita akan menyadari nilai kasih
yang sebenarnya. Kasih adalah sumber yang terbaik yang bisa
membentuk hubungan antarpasien, kerabat, dan sahabat-sahabat. Kasih
akan menolong kita berperilaku tidak seperti anak-anak, tetapi
sebagai orang dewasa yang matang.
Sekarang ini banyak kebenaran yang tampak samar-samar bagi para
profesional kesehatan. Kita masih belum mengerti bagaimana Roh Kudus
bekerja dalam kehidupan kita. Tetapi pada suatu hari nanti, kita
akan melihat segala sesuatunya dengan jelas.
Tetapi di dalamnya tetap ada tiga pengobatan dasar, yaitu iman,
pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya adalah
kasih.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Rumah Renungan
Penulis: Hans Diehl
Alamat URL: http://www.rumahrenungan.com/2009/04/kesehatan.html
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA
RITME ROHANI: RESEP UNTUK HIDUP SEHAT
Ulang tahun saya yang ke-41 adalah momen yang lebih baik saya
lupakan. Saya menghabiskannya dengan tidur-tiduran di tempat tidur
rumah sakit sambil berpikir bahwa saya sekarat. Selama beberapa
tahun sebelumnya, sebagai Direktur Kesehatan Mercy Ships, saya telah
bekerja di Afrika, Asia, serta Amerika Tengah dan Selatan mengelola
penjangkauan dengan mengadakan operasi bibir sumbing dan
langit-langit mulut, operasi mata, dan operasi luka bakar bagi
orang-orang miskin. Sering kali, saya kewalahan memenuhi kebutuhan
orang-orang di sekitar saya dan dalam merespons beban pekerjaan saya
yang menumpuk untuk menjangkau orang sebanyak mungkin. Saya tidak
hanya membakar lilin di kedua ujungnya, tapi juga di
tengah-tengahnya.
Kini tubuh saya memberontak. Penyebab utamanya tak pelak lagi adalah
virus, tapi saya juga tahu bahwa sakit ini adalah puncak dari gaya
hidup saya yang penuh tekanan dan stres. Selama masa pemulihan yang
panjang, saya menghabiskan banyak waktu sambil bertanya-tanya:
"Bisakah saya menghindari semua ini?" Tekanan untuk terlibat dalam
kegiatan gereja dan doa menambah stres dan rasa bersalah saya.
Kedisiplinan rohani pun lenyap saat saya merasa kelelahan. Hidup
saya tidak seirama lagi dengan ritme Allah dan bahkan saya tidak
lagi memerhatikannya.
Ketidakselarasan Ritme
Ironisnya, saya tidak sendirian. Banyak orang Kristen yang dibanjiri
dengan tuntutan-tuntutan yang menguras banyak waktu dan tenaga.
Ritme yang diperuntukkan bagi Tuhan dikaburkan oleh dunia yang
mengatakan bahwa kita tidak boleh bersantai-santai atau berhenti
sejenak. Dan kita tidak menyadari betapa tidak sehatnya hidup kita.
Saya dan suami tidak bertumbuh dengan suatu tradisi liturgis, tapi
beberapa waktu terakhir ini kami melihat perayaan-perayaan tahunan
gereja diisi dengan ritual-ritual yang megah untuk memperteguh iman
kami dan memberikan ritme yang sehat untuk semua hal yang kami
lakukan. Saya yakin kekhawatiran kita akan kebiasaan agamawi dan
dampak bergesernya ritme yang terfokus pada kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Kristus membuat kita terbuka terhadap ritual dan ritme
sekuler yang semakin membentuk hidup kita. Kita tidak lagi berpuasa
selama masa pra-Paskah, tapi sebaliknya justru menggebu-gebu untuk
berdiet. Pola hidup kita sepertinya lebih dipengaruhi oleh obral
besar-besaran atau pertandingan final sepakbola daripada perayaan
keagamaan kita. Akibatnya, hidup kita menderita.
Mempelajari Ritme Yesus
Setelah jatuh sakit, saya bertanya pada diri sendiri: "Apa yang
menentukan ritme kehidupan Yesus?" Dia memikul beban seluruh dunia
di atas bahu-Nya. Dia pasti diserbu dengan permintaan-permintaan
orang banyak. Dia bisa menghabiskan 24 jam sehari untuk menyembuhkan
dan berkhotbah. Herannya, Dia sepertinya tidak pernah kelihatan
stres atau terbebani. Ketika saya duduk di ranjang rumah sakit
sambil merenungkan kehidupan saya yang penuh beban, saya sadar bahwa
bila Yesus sungguh-sungguh menawarkan kehidupan yang berkelimpahan,
maka pola hidup-Nya harus menjadi teladan bagi pola hidup saya.
1. Doa
Yesus mencontohkan empat dasar ritme kehidupan -- apa yang saya
sebut dengan ritme rohani -- yang saya yakin penting untuk hidup
sehat. Pada intinya adalah kehidupan rohani-Nya yang memancarkan
hubungan pribadi-Nya yang akrab dengan Tuhan dan menetapkan fokus
untuk hal-hal lain yang Dia lakukan. Kadangkala Yesus beristirahat
sepanjang hari untuk mendengarkan Allah dan menyesuaikan
tindakan-Nya sesuai petunjuk Allah. Dia tidak pernah membuat
keputusan besar tanpa menyediakan waktu minimal satu malam untuk
mendengarkan Allah melalui doa. Betapa berkurangnya tekanan yang
kita alami saat kita memprioritaskan doa seperti ini dan menyerahkan
waktu kita kepada Tuhan untuk membuat komitmen lain? Doa yang
dinaikkan sepanjang hari akan menghubungkan kita kembali dengan
Allah dan memperbaharui energi rohani kita. Mendengarkan suara Tuhan
sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan dan doa yang biasa
kita panjatkan lambat laun bisa mengembalikan fokus yang akan
membawa kita semakin dekat dengan Allah dan rencana-Nya atas kita.
2. Bergabung dengan Komunitas
Prioritas kedua Yesus adalah komunitas. Dia menghabiskan lebih
banyak waktu untuk membentuk satu keluarga di antara para
pengikut-Nya daripada berkhotbah atau menyembuhkan orang. Biasanya
Dia tinggal bersama dengan murid-murid-Nya atau berada di antara
sekelompok orang sambil mengajar dan menjangkau orang-orang itu
dengan belas kasih dan kasih Allah. Menjadi orang Kristen berarti
masuk ke suatu komunitas -- pertama-tama dengan Tuhan, selanjutnya
juga dengan umat Allah yang lain -- dengan saudara-saudari dari
berbagai suku, bangsa, dan budaya. Selain itu, menjadi orang Kristen
berarti masuk ke dalam satu komunitas bersama dengan orang-orang
miskin, cacat, telantar, dan tersingkir. Yesus dan para pengikut-Nya
pun tidak hanya bekerja bersama-sama. Mereka juga menikmati makanan
lezat, persekutuan, dan perayaan. Menurut salah seorang teolog, N.T.
Wright, ke mana pun Yesus pergi, selalu ada pesta. Menyediakan waktu
untuk teman-teman dan keluarga, menyemangati rekan sepelayanan dan
saudara seiman, terlibat dalam pelayanan di antara orang-orang
miskin, menyatakan iman dengan penuh kegembiraan dan persekutuan;
semua itu seharusnya menjadi bagian dari ritme rohani kita.
3. Bekerja bagi Tuhan
Ritme ketiga yang memacu kehidupan Yesus adalah bekerja, tapi bukan
untuk menyediakan makanan sehari-hari -- untuk itu Dia mendorong
para pengikut-Nya untuk percaya kepada Allah. Dia juga tidak
mengumpulkan kekayaan untuk diri-Nya sendiri -- bahkan Dia memiliki
perkataan yang cukup tajam untuk disampaikan kepada orang-orang yang
terfokus pada hal tersebut. Karya Yesus difokuskan untuk melayani
Allah dan tujuan Kerajaan Allah, dan Dia menasihatkan bahwa sebagai
wakil Allah, pekerjaan kita seharusnya mencerminkan prioritas ini.
Kita dimaksudkan untuk menjadi pembawa harapan, kesembuhan, dan
keselamatan; menolong orang-orang di sekitar kita untuk memandang
satu tempat yang tidak akan ada lagi ratap tangis atau kelaparan
atau rasa sakit. Hal ini tidak berarti bahwa kita semua harus
menjadi pendeta atau penginjil, tapi ini berarti bahwa apa yang
menjadi prioritas Allah menjadi prioritas kita, yang secara
sederhana bisa berarti menguatkan mahasiswa lain di kampus atau
menawarkan bantuan kepada orang yang lebih tua di lingkungan Anda.
4. Belajar Beristirahat -- Mukjizat Allah
Satu kelegaan besar ketika saya mengetahui Yesus pun juga
mengganggap istirahat sebagai ritme hidup yang penting. Dia
menguatkan para pengikut-Nya dengan berfirman, "Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu" (Matius 11:28). Baik tidur yang teratur maupun hari Sabat
keduanya menghubungkan kita dengan ritme yang menyegarkan dan
memperbaharui. Istirahat malam yang baik ternyata meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan penelitian akhir-akhir ini mengatakan
bahwa tidur siang bisa sangat meningkatkan produktivitas kita
sehingga kita bisa menyelesaikan lebih banyak tugas saat kita
bekerja seharian.
Jika Yesus tidak memberi kita beban berat untuk ditanggung, dari
mana tekanan dalam hidup kita itu muncul? Menjadi pengikut Yesus
merupakan suatu undangan kepada suatu kehidupan dengan ritme yang
berbeda. Bergabunglah dalam retret doa dengan seorang teman atau
pasangan Anda. Perhatikanlah bagaimana Anda memprioritaskan waktu
Anda dan temukan sendiri ritme rohani Allah bagi Anda. Undanglah
Allah untuk membuka jalan ke gaya hidup yang tekanan hidupnya lebih
rendah yang melegakan dan tidak melelahkan.
Anda bisa meminta Roh Allah untuk mengatur ritme dalam hidup Anda.
Pada waktu Anda menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat Anda, Roh Allah akan mengambil alih hidup Anda. Dia rindu
memenuhi Anda dan menguatkan Anda. Serahkan kendali hidup Anda
hari ini kepada-Nya -- mintalah Dia untuk menentukan langkah Anda.
Dia akan memberi Anda hikmat dan kedamaian dari waktu ke waktu.
Di bawah ini adalah doa yang disarankan. Ketika Anda berdoa,
ingatlah bahwa Allah tidak lebih memerhatikan kata-kata Anda
daripada maksud hati Anda.
"Ya Bapa, aku memerlukan-Mu. Aku tahu bahwa aku telah berdosa
terhadap Engkau karena menentukan arah hidupku sendiri. Aku
bersyukur Engkau telah mengampuni dosa-dosaku melalui kematian
Kristus di kayu salib untukku. Kini aku mengundang Kristus untuk
mengambil alih kembali otoritas dalam hidupku. Penuhi aku dengan Roh
Kudus seperti yang Kau kehendaki agar aku dipenuhi, dan seperti yang
Kau janjikan dalam firman-Mu bahwa Engkau akan melakukannya jika aku
memintanya dengan iman. Aku berdoa dalam nama Yesus. Sebagai
pernyataan imanku, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah
menuntun hidupku dan memenuhiku dengan Roh Kudus. Amin." (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Christian Women Today
Judul asli artikel: Sacred Rhythms: Prescription for a Healthy Life
Penulis: Christine Sine, M.D.
Alamat URL: http://christianwomentoday.com/health/rhythm.html
______________________________________________________________________
- POTRET WANITA
IMAN WANITA YANG MENGALAMI PENDARAHAN
Saya tidak tahu dengan Anda, tapi terkadang saya bisa menjadi orang
yang pesimis. Maksud saya, jika Anda datang kepada saya dan
mengatakan bahwa Anda menemukan sepasang sepatu "Nine West" di
keranjang diskon yang harganya hanya .99, bisa dipastikan, saya
akan bersikeras bahwa Anda berbohong sampai saya melihat nota
pembeliannya. Jika seseorang mengatakan pada saya bahwa mereka akan
mengajak saya berpesiar selama 2 minggu, saya mungkin tidak akan
terlalu antusias hingga saya benar-benar berada di atas kapal. Apa
yang bisa saya katakan? Saya tidak suka dikecewakan. Tapi ada
seorang wanita yang tidak seperti saya, seorang wanita yang memiliki
iman yang mengagumkan ... sangat mengagumkan hingga kisahnya
dimasukkan ke dalam Alkitab di tiga tempat yang berbeda. Segera
ambil Alkitab Anda dan bukalah Matius 9:20-22, Markus 5:25-34, atau
Lukas 8:43-48.
Baiklah, sekarang Anda telah membaca dari sumbernya, saya akan
menceritakan versi saya sendiri pada Anda. Wanita malang ini telah
menderita pendarahan selama 12 tahun. Hmm, itu lebih dari setengah
hidup saya -- waktu yang lama! Dapatkah Anda membayangkan rasa sakit
yang telah dirasakan dan betapa lemahnya wanita ini? Jika Anda
pernah mengalami pendarahan lebih dari beberapa menit, Anda tahu
bahwa itu benar-benar menguras darah. Dia pasti sangat kelelahan
setiap waktu. Tapi inilah bagian terburuknya. Pada masa itu, jika
Anda pendarahan, Anda dianggap tidak bersih (najis). Oleh sebab itu,
tidak ada seorang pun yang bahkan mau menyentuh wanita itu ... dan
dia tidak diizinkan untuk menyentuh orang lain -- itulah hukumnya.
Maka selama 12 tahun, ia mengalami pendarahan tanpa pelukan, tidak
ada tepukan di punggung, tidak ada usapan di rambut. Sentuhan
manusia dapat menenangkan ... maksud saya, apakah ada seorang wanita
yang tidak mau dipeluk ketika sedang kesakitan? Ada beberapa hal
yang tidak pernah dapat kita atasi.
Begitulah wanita itu ketika Yesus berjalan melewatinya. Ketika itu,
Yesus sedang tergesa-gesa karena Yairus membutuhkan-Nya untuk datang
ke rumahnya oleh karena anak perempuannya sedang sekarat. Yesus juga
dikelilingi oleh kerumunan orang yang sangat banyak. Dia tidak punya
waktu untuk menumpahkan kisah sedihnya pada Yesus dengan harapan
bahwa Yesus akan menyembuhkannya, seperti banyak mukjizat yang telah
dilakukan-Nya. Satu-satunya waktu yang dimilikinya dengan Yesus
adalah hanya untuk menyentuhnya selagi Dia sedang berjalan ... dan
mungkin, hanya MUNGKIN dia akan disembuhkan. Tapi ingat ... dia
tidak diizinkan untuk menyentuh orang lain.
Ketika Yesus berjalan, wanita ini dipenuhi dengan iman, mengulurkan
tangannya, dan menyentuh jubah Yesus sewaktu Dia sedang berjalan.
Alkitab mengatakan, "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan
ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya." (Markus
5:29). WOW, SEKETIKA ITU JUGA pendarahannya langsung berhenti dan
dia tidak merasa kesakitan lagi. Hanya dengan menyentuh pakaian
Yesus. Benar-benar sebuah sukacita! Benar-benar sebuah kebebasan!
Tapi tunggu sebentar ... Yesus berhenti dan berbalik. Oh tidak.
Apakah Dia tahu bahwa wanita itu telah menyentuhnya? Apakah dia akan
dipenjara karena telah melanggar hukum?
Yesus bertanya, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Baiklah ... saya
tidak tahu dengan Anda, tapi jika saya sedang berjalan di tengah
kerumunan orang banyak dan saya merasa sesuatu bergesekan dengan
baju saya, saya cukup yakin bahwa saya tidak akan memedulikannya.
Tapi Yesus tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan sentuhan ini.
Sedikit ketakutan, sang wanita maju ke depan. Dia tahu bahwa jika
Yesus tahu seseorang telah menyentuh jubah-Nya, maka Yesus juga
pasti tahu bahwa dialah yang telah menyentuh-Nya.
Dan dia melakukan apa yang akan dilakukan wanita normal dalam
situasi di mana dia pikir dia akan mengalami kesulitan. Dia menangis
... dia jatuh di kaki Allah kita dan menumpahkan ceritanya sambil
menangis. Ketika dia selesai, dia melihat ke atas, dan saya percaya
bahwa dia melihat sepasang mata yang paling teduh yang dapat Anda
bayangkan. Dia tidak marah. Sama sekali tidak. Yesus tergerak oleh
imannya.
Saya tidak memiliki catatan Alkitab tentang cerita ini. Maksud saya,
kisah-kisah seperti ini jelas-jelas menyatakan bahwa prialah yang
menulis Alkitab. Tidak ada banyak detail dan tentu saja tidak ada
banyak kata-kata yang menyentuh perasaan. Tapi ini adalah kisah yang
menyentuh!! Dan semua yang dapat diberikan Matius, Markus, dan Lukas
pada saya adalah ketika Yesus berkata, "Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari
penyakitmu!" Jangan salah menilai saya. Itu adalah kata-kata yang
memiliki kekuatan, dan saya percaya bahwa Yesus mengatakannya!! Tapi
saya juga ingin tahu bahwa Yesus meletakkan tangan-Nya di wajah
wanita tersebut dan membantunya berdiri. Saya ingin tahu bahwa Dia
memeluknya dan KEMUDIAN Dia mengatakan padanya bahwa imannya telah
menyembuhkannya! Ketika saya sampai di surga, Matius, Markus, Lukas,
dan saya akan membicarakan tentang menulis deskriptif yang baik.
(Hanya bercanda ... tidak juga ... tapi, siapa tahu? Mungkin waktu
itu saya tidak akan peduli lagi karena saya bisa langsung bertanya
pada wanita tersebut!)
Hal lain yang menunjukkan bahwa penulis kitab Injil adalah pria
tercermin dalam mukjizat berikutnya yang ditulis dalam Alkitab. Tapi
mari kita fokus sejenak pada wanita itu dan membayangkan bagaimana
kejadiannya pada waktu itu. Beberapa menit sebelumnya, dia sakit,
pendarahan, tidak bersih (najis), dan menderita. Setelah satu
sentuhan dari Yesus dan karena imannya kepada Yesus, dia
disembuhkan. Dia telah bersih. Dan dia tidak lagi kesakitan. Saya
membayangkan bahwa ketika Yesus berjalan, wanita ini jatuh
tersungkur. (Karena, ingat, Yesus membantu dia berdiri ... ini hanya
pendapat saya, jadi terserah bagaimana penilaian Anda). Saya percaya
bahwa dia merasa benar-benar terbungkus dengan hadirat Allah dan
benar-benar bersyukur. Imannya telah memberinya bukti nyata.
Lalu apa yang sebenarnya bisa kita pelajari dari iman wanita yang
mengagumkan ini? Apakah Anda harus membuat janji dulu untuk datang
kepada Yesus? Tidak. Apakah Yesus PERNAH terlalu sibuk untuk kita?
Tidak pernah. Dia selalu ada di sana untuk kita ketika kita
membutuhkan-Nya. Apa yang harus kita lakukan adalah beriman dan
mendekat kepada-Nya. (t/Yohanna)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Team Jesus
Judul asli artikel: A Bleeding Woman of Faith
Penulis: Michelle Myers
Alamat URL: http://teamjesuswins.blogspot.com/2007/04/bleeding-woman-of-faith.html
______________________________________________________________________
- EDISI BERIKUTNYA
Sahabat Wanita yang setia, jangan lupa membaca edisi e-Wanita bulan
Oktober 2009 dengan topik Temperamen. Adapun temanya adalah:
- e-Wanita 21: Memahami Temperamen
- e-Wanita 22: Temperamen yang Diubahkan
Kami juga mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk
mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami
publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya
menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu e-mail Anda di meja
redaksi kami yang beralamat di:
==> wanita(at)sabda.org
Selamat melayani, Tuhan memberkati!
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |