Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/22 |
|
e-Wanita edisi 22 (22-10-2009)
|
|
_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________ Topik: Temperamen yang Diubahkan Edisi 22/Oktober 2009 ______________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - RENUNGAN WANITA: Mengasihani Diri atau Bersukacita? - DUNIA WANITA: Temperamen yang Diubahkan - POTRET WANITA: Elisabet -- Wanita dalam Alkitab - WOMEN TO WOMEN: Helen B.: "Terima Kasih untuk Doa-Doa Saudara" - WAWASAN WANITA: Beberapa Petunjuk untuk Mempelajari Alkitab - STOP PRESS: Perayaan 15 Tahun SABDA 19 -- 23 Oktober 2009 - EDISI BERIKUTNYA ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Shalom, Seperti yang telah redaksi janjikan pada edisi sebelumnya, edisi 22 ini hadir untuk melanjutkan pembahasan tentang temperamen. Namun, kali ini kami ingin lebih menyoroti peranan Roh Kudus dalam mengubahkan temperamen seseorang. Dari Alkitab sendiri, kita bisa melihat karya Roh Kudus yang luar biasa dalam mengubahkan temperamen seseorang dalam kehidupan pelayanannya, misalnya Paulus dan Petrus. Dari kedua tokoh ini, kita bisa belajar bagaimana Tuhan melalui Roh Kudus bekerja untuk mengubahkan temperamen mereka. Semoga sajian-sajian kali ini bisa menambah wawasan Sahabat Wanita sekalian dan terutama untuk lebih memahami temperamen yang diubahkan oleh Roh Kudus. Secara khusus, kami juga menyajikan sebuah tips khusus berjudul "Beberapa Petunjuk untuk Mempelajari Alkitab". Hal ini dilakukan dalam rangka memeriahkan ulang tahun pelayanan YLSA yang ke-15 dalam bidang "Biblical Computing". Kiranya menjadi berkat pula bagi Anda. Informasi lebih lengkap mengenai perayaan 15 tahun SABDA dapat Anda simak melalui http://fb.sabda.org/. Teriring salam dan doa, Yohanna Prita Amelia Pimpinan Redaksi e-Wanita http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ http://wanita.sabda.org/ ______________________________________________________________________ God knows everything, He cares about everything, He can manage everything, and He loves us. What more could we ask? - Hannah Whitall Smith - ______________________________________________________________________ - RENUNGAN WANITA MENGASIHANI DIRI ATAU BERSUKACITA? Bacaan: Filipi 4:1-8 Temperamen kita tampaknya sudah melekat semenjak lahir. Sebagian dari kita ada yang tampak selalu bergembira, sementara yang lain kelihatan murung. Namun, bagaimana kita menanggapi ujian hidup juga memengaruhi watak kita secara keseluruhan. Misalnya, Fanny Crosby kehilangan penglihatannya ketika baru berusia 6 minggu. Ia mencapai usia 90-an, dan ia telah menggubah ribuan pujian yang digemari banyak orang. Pada ulang tahunnya yang ke-92, dengan gembira ia berkata, "Jika ada orang di dunia ini yang lebih bahagia daripada saya, bawalah orang itu kemari supaya saya bisa menyalaminya." Apa yang memampukan Fanny Crosby mengalami sukacita yang demikian besar dalam situasi yang bagi kebanyakan orang merupakan "tragedi"? Sejak usia dini, ia memilih untuk "bersukacita senantiasa dalam Tuhan" (Filipi 4:4). Sebenarnya, Fanny hanya melaksanakan sebuah keputusan yang dibuatnya ketika baru berusia 8 tahun: "Betapa banyak rahmat yang saya nikmati tetapi tidak dapat dinikmati orang lain. Menangis dan mengeluh karena buta? Saya tidak akan dan tidak bisa berbuat demikian." Ingatlah bahwa "sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu" (Nehemia 8:11). Juga bersukacitalah dalam pengajaran Yesus yang mengatakan dalam Yohanes 15:11, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." Ketika dihadapkan pada pilihan antara mengasihani diri atau bersukacita, marilah kita memilih untuk bersukacita. DARIPADA MENGELUHKAN DURI-DURI PADA TANGKAI BUNGA MAWAR, BERSYUKURLAH UNTUK MAWAR DI ANTARA DURI-DURI ITU Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: SABDA Penulis: Vernon Grounds Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/08/12/ ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA TEMPERAMEN YANG DIUBAHKAN Terminologi Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita. Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar atau pun sering kali tidak sadar, temperamen memengaruhi seluruh aspek tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui pembentukan lingkungan disebut sebagai karakter. Sedangkan kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan orang lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri. Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen, karakter, dan kepribadian, kita mendapati bahwa temperamen adalah "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya kepribadian kita. Teori Empat Temperamen Teori yang sekarang mungkin paling terkenal berkenaan dengan temperamen adalah teori empat temperamen. Teori empat temperamen pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates (460 -- 370 SM). Hipokrates mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia terbagi atas empat golongan temperamen : Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Flegmatis. Temperamen yang dimiliki oleh seseorang, menurut Hipokrates bergantung pada "cairan" yang ada di dalam tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu kuning, dan flegma. Dalam perkembangannya, pemikiran Hipokrates pertama kali dimunculkan di Eropa oleh seorang filsuf tenar bernama Immanuel Kant pada tahun 1798. Setelah Immanuel Kant, teori empat kepribadian digemakan oleh Dr. W. Wundt, yang mengadakan penelitian saksama tentang hal ini pada tahun 1879. Teori yang sama diadopsi oleh seorang teolog besar Inggris, yaitu Alexander Whyte, untuk menganalisa tokoh-tokoh yang ada di dalam Alkitab. Pemikiran Hipokrates ini kembali dimunculkan pada abad ke-20 oleh tokoh-tokoh seperti Tim Lahaye dan Florence Littauer, dan mengalami "booming", yang mungkin sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Hipokrates. Mengenal Empat Temperamen Berikut ini akan dipaparkan karakteristik -- positif maupun negatif -- dari masing-masing temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan analisa La Haye dan Littauer. Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah: ramah, optimis, impulsif, bersahabat, menyenangkan, mudah terharu, rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa ingin tahu, dan baik di panggung. Sementara karakteristik negatifnya adalah: egois, sulit berkonsentrasi, resah, tidak disiplin, mudah patah semangat, emosional, polos, dan labil. Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah: berbakat pemimpin, dinamis, berkemauan kuat, memancarkan keyakinan, visioner, tegas, disiplin. Sisi negatifnya adalah: cepat "panas", dingin (tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik. Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah: analitis, tekun, artistik, sensitif, idealis, dan teratur. Sedangkan sisi negatifnya adalah: perfeksionis, pesimistis, berprasangka, menyimpan kebencian, dan labil. Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah: rendah hati, mudah bergaul, tenang, konsisten, cinta damai, dan efisien. Sementara, karakteristik negatifnya adalah: lamban, pesimistis, keras kepala, kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif. Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang memengaruhi seseorang. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun yang hanya memunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap orang adalah perpaduan yang unik antara dua atau bahkan mungkin tiga jenis temperamen. La Haye mendaftarkan setidaknya ada dua belas perpaduan temperamen, yaitu : San-Kol, San-Mel, San-Fleg, Kol-San, Kol-Mel, Kol-Fleg, Mel-San, Mel-Kol, Mel-Fleg, Fleg-San, Fleg-Kol, dan Fleg-Mel. Perpaduan antara beberapa jenis temperamen ini tentunya memunyai implikasi yang nyata pada daftar kekuatan atau pun kelemahan seseorang. Satu hal yang mendasar yang menjadi jelas bagi kita adalah bahwa tiap-tiap manusia adalah pribadi yang unik dan tidak ada duanya. Diubahkan Oleh Kuasa Tuhan Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa tokoh-tokoh dalam Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang menarik. Kita akan mendapati Petrus si Sanguin, Paulus si Koleris, Musa si Melankolis, dan Abraham si Flegmatis adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki. Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk kemuliaan-Nya? Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan mereka "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi temperamen tersebut. Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran Roh-Nya yang kudus. Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga dengan Paulus, Musa, dan Abraham. Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya. Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi dengan Petrus. Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama kalinya mendengar panggilan Mesias (Mat. 4:20). Secara spontan, Ia segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak juga terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia berkata, "Suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air" (Mat. 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia melihat Yesus mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan untuk membangun tempat kediaman bagi Elia, Musa, dan Kristus (Mat. 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi menangkap Yesus, Petrus segera menghunuskan pedangnya (Yoh. 18:10). Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi Petrus adalah kelugasannya dalam berbicara. Ketika para murid bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan lugas tentang siapakah Yesus dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini (Mat. 16:13-20). Petrus, si sanguin ini adalah "orang panggung" yang selalu tampil dengan spontanitas dan kelugasannya dalam berbicara dan mengambil tindakan. Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam kehidupan Petrus adalah sifat mudah berubahnya. Penyangkalannya terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya Petrus (Mat. 26:69-70). Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua murid meninggalkan Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat. 26:31). Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang bergerak ke arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat. 19:27). Tetapi, Petrus pascaturunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan. Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi pengkhotbah besar dengan hasil yang besar pula (Kis. 4:4). Emosi Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa -- dari pribadi yang meledak-ledak menjadi seorang yang tenang dan mampu bersikap bijaksana. Perhatikan reaksinya ketika ia ditantang oleh para imam untuk tidak memberitakan Yesus Kristus, Petrus dengan sangat tenang dan bijaksana mengatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia ..." (Kis. 5:29). Demikian juga akhir kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang labil, tetapi dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma. Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi? Paulus menyatakan dalam 2 Kor. 5:17, "Jadi siapa dalam Kristus adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah hadirnya suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi dihadirkan Allah di dalam diri setiap orang Kristen. Natur ilahi ini tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur ini dijelaskan oleh Paulus dalam Gal. 5:22-23. Paulus menyatakannya, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran (tahan menderita, KJV), kemurahan (kelembutan, KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan (tidak melawan, KJV), dan penguasaan diri." Seorang sanguin telah dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita, dan kebaikan; sehingga Roh Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan kehendak-Nya. Roh Kudus perlu "memasok" damai sejahtera untuk orang sanguin yang mudah gelisah. Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti sikap "grusa-grusu", sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri ganti kurang displin. Orang koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan menderita, dan ketekunan, membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah dalam hal-hal tersebut. Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis, sikap tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, dan iman ganti kepercayaan terhadap diri sendiri. Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri, dan tahan menderita. Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai sejahtera ganti kecenderungan sikap mengkritik atau pun menghakimi, serta iman ganti kekhawatiran yang terus menguasainya. Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan hanya memerlukan pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi orang lain. Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan belas kasihan terhadap yang lain. Demikian juga daya tahan ganti kecenderungan cepat menyerah. Iman ganti segala kekhawatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti kecenderungan untuk aman. Dalam pemenuhan yang terus-menerus oleh Roh Kudus, maka keempat temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan (ditransformasikan) oleh Allah. Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin Roh." (Gal. 5:25) Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama milis: permata-gbkp Penulis: Wahyu Pramudya Alamat URL: http://groups.yahoo.com/group/permata-gbkp/message/2882 ______________________________________________________________________ - POTRET WANITA ELISABET -- WANITA DALAM ALKITAB Lukas 1:5-80 Elisabet adalah seorang wanita yang saleh. Perhatikan kesaksian Alkitab mengenai karakternya. "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." (Lukas 1:6) Inilah wanita benar yang menaati segala perintah Tuhan. Dia tidak tidak memiliki anak, namun tidak berdosa. Berapa kali Anda membuat kesalahan mengaitkan doa yang tak terjawab dalam hidup Anda dengan akibat dosa atau kesalahan Anda? Ada bermacam-macam penyebab kemandulan. Dalam hal ini, kemandulan bukanlah dosa atau pun pekerjaan roh jahat. Ini berkaitan dengan panggilan agung Tuhan. Elisabet dan suaminya begitu menanti-nantikan lahirnya seorang anak. Mereka sudah berdoa untuk hal ini (Lukas 1:13) dan budaya pada waktu itu mengharuskan mereka memiliki anak (Lukas 1:25). Penantian yang bertahun-tahun membuat harapan mereka akan lahirnya sang buah hati menjadi surut. Zakharia, suami Elisabet, tidak memercayai malaikat yang datang kepadanya membawa kabar bahwa mereka akan mendapatkan seorang anak (Lukas 1:13-18). Apakah Anda menyalahkannya? Komitmen dan pengabdian Elisabet dan Zakharia kepada Tuhan tidak didasarkan pada apa yang telah Dia lakukan (atau tidak lakukan), tapi pada kasih mereka kepada-Nya. Mereka mengasihi Tuhan. Banyak orang berhenti melayani karena keadaan yang kurang menyenangkan. Elisabet memunyai peran yang sangat penting dalam rencana Allah. Jika dia "menyerah" pada Tuhan karena kemandulannya, dia akan menghalangi "peran yang Tuhan berikan" kepadanya. Mungkin kita tidak selalu bisa memahami Allah, namun kita tidak boleh berhenti percaya kepada-Nya. Tugas Elisabet dalam membesarkan Yohanes Pembabtis merupakan tugas yang sangat penting. Semua ibu akan merasa sangat terberkati untuk mendapat hak istimewa membesarkan anak-anak yang mengerjakan pelayanan yang sangat penting. Seberapa sering pelayanan yang penting ini tidak diperhatikan. Beberapa wanita menjadi "jengkel" kepada Allah karena mereka pikir mereka telah "menyia-nyiakan" hidup mereka untuk membesarkan anak-anak sementara orang lain bisa terlibat lebih banyak dalam "pelayanan yang bermanfaat". Salah besar. Allah memerintahkan Elisabet untuk membesarkan Yohanes pada waktu yang tepat. Dia percaya pada Elisabet dan untuk itulah Dia memberikan Yohanes kepadanya. Dengan Apakah Allah Memercayai Anda? Hal yang indah dari hidup Elisabet adalah bahwa Allah memakainya sebagai gambaran yang jelas tentang pelayanan Kristen. Jangan lupa bahwa Elisabet mungkin cukup tua untuk menjadi ibunya Maria. Namun mereka berdua mendapatkan anak pada saat yang bersamaan. Elisabet mendapat anak 6 bulan sebelum Maria melahirkan. - Usia bukanlah penghalang bagi pelayanan atau berkat Allah. Tetaplah mengasihi Tuhan dari hati yang murni, dan kehendak-Nya bagi hidup Anda akan dipenuhi. - Pada waktu kelahiran Yesus, ada dua generasi, diwakili oleh Maria (mungkin kurang dari 20 tahun) dan Elisabet (mungkin lebih dari 60 tahun). Kristus datang untuk menjembatani jurang pemisah antargenerasi ini. Tentu saja agar setiap pelayanan benar-benar berdampak, pelayanan itu harus menjangkau segala generasi. Anak-anak, orang tua, kakek-nenek dan kakek-nenek buyut, semuanya dijamah dengan belas kasihan Allah. Bersyukurlah kepada Tuhan atas Elisabet! Melalui kesedihan, kepedihan, dan doa yang tak terjawab, muncullah seorang wanita yang membawa berkat. (t/Setya) Diterjemahkan dari: Nama situs: World Library Judul asli artikel: Elizabeth - Women of the Bible Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=158&type=bible ______________________________________________________________________ - WOMEN TO WOMEN HELEN B.: "TERIMA KASIH UNTUK DOA-DOA SAUDARA" Penyanyi rohani dari Eritrea, Helen B., bersama putrinya yang berusia 14 tahun mengunjungi negeri Belanda atas undangan Amnesty Internasional. Mereka turut ambil bagian dalam sebuah festival musik gospel di mana Helen bernyanyi bersama grup band dari Eritrea. Dalam kesempatan tersebut, Helen menggerakkan orang-orang yang hadir untuk berdiri bagi kebebasan beragama di negara mereka. Banyak umat Kristen di Eritrea yang saat ini menderita di kontainer-kontainer metal, dan Helen pernah melalui saat-saat ketika ia dipenjara dalam kontainer selama beberapa tahun. Ketika ia berada dalam penjara, Open Doors bersama dengan lembaga misi dan organisasi internasional lainnya berupaya untuk membawanya keluar dari Eritrea. Akhirnya ia mendapat kesempatan untuk tinggal di sebuah negara di Eropa. "Terima kasih untuk doa-doa Saudara," katanya. "Tidak hanya saudara-saudara saya yang berada di kontainer-kontainer yang menderita, namun juga keluarga dan orang-orang yang mereka kasihi turut menderita karenanya." Helen berada dalam penjara di Eritrea selama dua setengah tahun tanpa tuduhan yang jelas. Selama di penjara, dia menderita akibat penganiayaan yang menekannya untuk menyangkal iman. Tapi ia menolak. Saat ini ia masih menanggung risiko dari pilihan yang ia ambil, Helen tidak dapat berjalan dengan normal karena kakinya mengalami gangguan akibat penganiayaan di penjara. *** Jika kelompok doa Saudara di gereja atau persekutuan telah berdoa dan mengirim surat bagi Helen B. melalui kampanye doa dan kampanye penulisan surat, bantulah kami dengan menyebarkan pesan terima kasih dari Helen kepada teman-teman Saudara yang juga telah berdoa baginya. Surat dari Helen, Saudara-Saudariku terkasih, Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Amnesty International dan Open Doors untuk segala upaya dan kerja keras yang telah dilakukan untuk menolong saya. Terima kasih atas segala upaya hingga kami akhirnya bebas. Namun masih banyak pekerjaan untuk menolong mereka yang masih dipenjara. Saat ini mereka tidak bisa bersuara untuk hak asasi mereka, dan bukan hanya mereka yang dipenjara saja yang menderita, orang-orang yang mereka kasihi, keluarga, dan kerabat mereka pun turut menderita. Bagi Saudara yang telah mendengar tentang penderitaan yang dihadapi oleh saudara-saudari kita di Eritrea, saya memohon agar Saudara mau menjadi suara bagi mereka, berdiri bersama mereka dalam doa dan pengharapan. Dalam kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah mengirimkan kartu dan surat kepada saya. Saya mengasihi Saudara semua dan Saudara adalah bagian dari keberhasilan yang saya raih saat ini. Damai Kristus menyertai kita semua. Catatan: Women to Women adalah pelayanan kaum perempuan Open Doors, menggerakkan kaum perempuan untuk berdoa dan melayani kaum perempuan dari gereja yang teraniaya. Hubungi Open Doors < http://www.opendoors.org/ > hari ini untuk mendapatkan informasi dan keterangan tentang bagaimana pelayanan kaum perempuan di gereja Saudara dapat dikuatkan dan diberkati melalui kesaksian dari kaum perempuan dari gereja yang teraniaya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama buletin: Open Doors, November -- Desember 2008, Vol. 20 Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: Tidak dicantumkan ______________________________________________________________________ - WAWASAN WANITA BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMPELAJARI ALKITAB Dalam banyak hal, mempelajari Alkitab itu sama dengan mempelajari sejarah, kesusastraan, bahasa, atau ilmu pengetahuan. Kita memakai disiplin mental yang sama. Tetapi dalam satu hal yang penting, mempelajari Alkitab sama sekali berlainan. Misalnya, kita dapat belajar matematika tanpa matematika itu mengubah hidup kita. Tetapi ketika kita mempelajari Alkitab, kita menghadapi persoalan-persoalan moral. Hidup kita dapat berubah melalui pendalaman Alkitab, dan ini merupakan hal yang khas. Kita memerlukan lima alat pokok untuk mempelajari Alkitab: 1. Sebuah Alkitab yang baik yang merupakan terjemahan yang tepat dan ada pembagian paragraf. 2. Sebuah konkordansi Alkitab yang lengkap. 3. Kamus Alkitab untuk mencari bahan latar belakang. 4. Atlas Alkitab untuk mengetahui di mana terjadinya peristiwa-peristiwa itu. 5. Satu jilid tafsiran Alkitab untuk melihat apa kata orang lain tentang bagian itu. Saya mengajukan tiga pertanyaan dasar ketika saya mempelajari Alkitab. 1. Pengamatan Apa yang saya lihat? Apa yang terjadi dalam episode itu? Apakah itu suatu mukjizata atau suatu perumpamaan? Di mana peristiwanya terjadi? Kapan terjadi? Siapa orang-orangnya? 2. Penafsiran Apakah artinya? Mengapa bagian ini masuk dalam Alkitab? Di manakah kedudukannya dalam tinjauan umum pengajaran alkitabiah secara luas? 3. Penerapan Bagaimana kerjanya dalam hidup saya? Apakah pengaruh episode ini terhadap saya? Bagaimana saya dapat menerapkannya dalam keluarga, kantor, dan sekolah? Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pola Hidup Kristen Penulis: Howard Hendricks Penerjemah: Tidak dicantumkan Penerbit: Kerjasama Yayasan Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, Lembaga Literatur Baptis, dan YAKIN 2002 Halaman: 624 -- 625 ______________________________________________________________________ - STOP PRESS PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 19 -- 23 OKTOBER 2009 Banyak sukacita mewarnai minggu ketiga perayaan 15 Tahun SABDA. Selain jumlah fan SABDA yang sudah melewati angka 1.000, peluncuran Aplikasi Facebook SABDA Ayat juga telah mendapat sambutan yang hangat dari para penggunanya. Bagi Anda yang ingin facebooknya dihiasi dengan tampilan ayat setiap hari secara otomatis, silakan menambahkan aplikasi SABDA Ayat melalui URL berikut ini. ==> http://apps.facebook.com/sabda_ayat/ Sementara itu, masih ada beberapa kendala untuk peluncuran Tutorial SABDA Alkitab dan upgrade situs SABDA.net. Kami mohon dukungan doa dari Anda semua agar kedua proyek tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Memasuki perayaan minggu ke-3 ini, ada beberapa acara yang akan YLSA laksanakan, yaitu: - Peluncuran CD Image SABDA (ISO) - Dimulainya Pemilihan (Polling) Karya Slogan, Desain Stiker SABDA, dan Desain T-Shirt SABDA - Peluncuran Gadget "AYATIZER" - Peluncuran upgrade CD Alkitab Audio (TB dan BIS) Doakan agar semua rencana tersebut berjalan dengan lancar dan menjadi berkat bagi banyak orang. Terima kasih, Tuhan memberkati. ______________________________________________________________________ - EDISI BERIKUTNYA Sahabat Wanita yang setia jangan lupa membaca edisi e-Wanita bulan November 2009 dengan topik Depresi. Adapun temanya adalah: - e-Wanita 23: Mengenali Depresi - e-Wanita 24: Mengalahkan Depresi Kami juga mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu email Anda di meja redaksi yang beralamat: ==> wanita(at)sabda.org Selamat melayani, Tuhan memberkati! ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: <wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |