Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/22

e-Wanita edisi 22 (22-10-2009)

Temperamen yang Diubahkan

_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
                    Topik: Temperamen yang Diubahkan
                           Edisi 22/Oktober 2009
______________________________________________________________________
MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Mengasihani Diri atau Bersukacita?
- DUNIA WANITA: Temperamen yang Diubahkan
- POTRET WANITA: Elisabet -- Wanita dalam Alkitab
- WOMEN TO WOMEN: Helen B.: "Terima Kasih untuk Doa-Doa Saudara"
- WAWASAN WANITA: Beberapa Petunjuk untuk Mempelajari Alkitab
- STOP PRESS: Perayaan 15 Tahun SABDA 19 -- 23 Oktober 2009
- EDISI BERIKUTNYA
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Seperti yang telah redaksi janjikan pada edisi sebelumnya, edisi 22
  ini hadir untuk melanjutkan pembahasan tentang temperamen. Namun,
  kali ini kami ingin lebih menyoroti peranan Roh Kudus dalam
  mengubahkan temperamen seseorang.

  Dari Alkitab sendiri, kita bisa melihat karya Roh Kudus yang luar
  biasa dalam mengubahkan temperamen seseorang dalam kehidupan
  pelayanannya, misalnya Paulus dan Petrus. Dari kedua tokoh ini, kita
  bisa belajar bagaimana Tuhan melalui Roh Kudus bekerja untuk
  mengubahkan temperamen mereka. Semoga sajian-sajian kali ini bisa
  menambah wawasan Sahabat Wanita sekalian dan terutama untuk lebih
  memahami temperamen yang diubahkan oleh Roh Kudus. Secara khusus,
  kami juga menyajikan sebuah tips khusus berjudul "Beberapa Petunjuk
  untuk Mempelajari Alkitab". Hal ini dilakukan dalam rangka
  memeriahkan ulang tahun pelayanan YLSA yang ke-15 dalam bidang
  "Biblical Computing". Kiranya menjadi berkat pula bagi Anda.
  Informasi lebih lengkap mengenai perayaan 15 tahun SABDA dapat Anda
  simak melalui http://fb.sabda.org/.

  Teriring salam dan doa,
  Yohanna Prita Amelia
  Pimpinan Redaksi e-Wanita
  http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
  http://wanita.sabda.org/

______________________________________________________________________

         God knows everything, He cares about everything,
  He can manage everything, and He loves us. What more could we ask?
                     - Hannah Whitall Smith -
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                  MENGASIHANI DIRI ATAU BERSUKACITA?

  Bacaan: Filipi 4:1-8

  Temperamen kita tampaknya sudah melekat semenjak lahir. Sebagian
  dari kita ada yang tampak selalu bergembira, sementara yang lain
  kelihatan murung. Namun, bagaimana kita menanggapi ujian hidup juga
  memengaruhi watak kita secara keseluruhan.

  Misalnya, Fanny Crosby kehilangan penglihatannya ketika baru berusia
  6 minggu. Ia mencapai usia 90-an, dan ia telah menggubah ribuan
  pujian yang digemari banyak orang. Pada ulang tahunnya yang ke-92,
  dengan gembira ia berkata, "Jika ada orang di dunia ini yang lebih
  bahagia daripada saya, bawalah orang itu kemari supaya saya bisa
  menyalaminya."

  Apa yang memampukan Fanny Crosby mengalami sukacita yang demikian
  besar dalam situasi yang bagi kebanyakan orang merupakan "tragedi"?
  Sejak usia dini, ia memilih untuk "bersukacita senantiasa dalam
  Tuhan" (Filipi 4:4). Sebenarnya, Fanny hanya melaksanakan sebuah
  keputusan yang dibuatnya ketika baru berusia 8 tahun: "Betapa banyak
  rahmat yang saya nikmati tetapi tidak dapat dinikmati orang lain.
  Menangis dan mengeluh karena buta? Saya tidak akan dan tidak bisa
  berbuat demikian."

  Ingatlah bahwa "sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu"
  (Nehemia 8:11). Juga bersukacitalah dalam pengajaran Yesus yang
  mengatakan dalam Yohanes 15:11, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu,
  supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."
  Ketika dihadapkan pada pilihan antara mengasihani diri atau
  bersukacita, marilah kita memilih untuk bersukacita.

       DARIPADA MENGELUHKAN DURI-DURI PADA TANGKAI BUNGA MAWAR,
           BERSYUKURLAH UNTUK MAWAR DI ANTARA DURI-DURI ITU

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: SABDA
  Penulis: Vernon Grounds
  Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/08/12/

______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA

                       TEMPERAMEN YANG DIUBAHKAN

  Terminologi

  Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang
  tua kita. Pembawaan ini diwariskan melalui gen. Secara sadar atau
  pun sering kali tidak sadar, temperamen memengaruhi seluruh aspek
  tindakan kita. Temperamen yang telah "dibudayakan" melalui
  pembentukan lingkungan disebut sebagai karakter. Sedangkan
  kepribadian adalah "sosok" yang kita tampilkan dalam relasi dengan
  orang lain. Bisa jadi, kepribadian sebagai "sosok" yang kita
  tampilkan berbeda dengan karakter kita yang sesungguhnya. Hal ini
  bergantung pada kejujuran kita dalam menampilkan diri.

  Dengan mengerti secara sekilas perbedaan antara temperamen,
  karakter, dan kepribadian, kita mendapati bahwa temperamen adalah
  "bahan dasar" yang membentuk karakter dan pada akhirnya kepribadian
  kita.

  Teori Empat Temperamen

  Teori yang sekarang mungkin paling terkenal berkenaan dengan
  temperamen adalah teori empat temperamen. Teori empat temperamen
  pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates (460 -- 370 SM). Hipokrates
  mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia terbagi atas empat golongan
  temperamen : Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Flegmatis. Temperamen
  yang dimiliki oleh seseorang, menurut Hipokrates bergantung pada
  "cairan" yang ada di dalam tubuhnya: darah, empedu hitam, empedu
  kuning, dan flegma.

  Dalam perkembangannya, pemikiran Hipokrates pertama kali dimunculkan
  di Eropa oleh seorang filsuf tenar bernama Immanuel Kant pada tahun
  1798. Setelah Immanuel Kant, teori empat kepribadian digemakan oleh
  Dr. W. Wundt, yang mengadakan penelitian saksama tentang hal ini
  pada tahun 1879. Teori yang sama diadopsi oleh seorang teolog besar
  Inggris, yaitu Alexander Whyte, untuk menganalisa tokoh-tokoh yang
  ada di dalam Alkitab. Pemikiran Hipokrates ini kembali dimunculkan
  pada abad ke-20 oleh tokoh-tokoh seperti Tim Lahaye dan Florence
  Littauer, dan mengalami "booming", yang mungkin sama sekali tidak
  pernah terpikirkan oleh Hipokrates.

  Mengenal Empat Temperamen

  Berikut ini akan dipaparkan karakteristik -- positif maupun negatif
  -- dari masing-masing temperamen. Daftar ini disusun berdasarkan
  analisa La Haye dan Littauer.

  Beberapa karakteristik positif dari temperamen sanguin adalah:
  ramah, optimis, impulsif, bersahabat, menyenangkan, mudah terharu,
  rasa humor yang baik, periang, tulus, ekspresif, penuh rasa ingin
  tahu, dan baik di panggung. Sementara karakteristik negatifnya
  adalah: egois, sulit berkonsentrasi, resah, tidak disiplin, mudah
  patah semangat, emosional, polos, dan labil.

  Karakteristik positif dari temperamen koleris adalah: berbakat
  pemimpin, dinamis, berkemauan kuat, memancarkan keyakinan, visioner,
  tegas, disiplin. Sisi negatifnya adalah: cepat "panas", dingin
  (tidak sensitif), sarkastis, tidak simpatik.

  Karakteristik positif dari temperamen melankolis adalah: analitis,
  tekun, artistik, sensitif, idealis, dan teratur. Sedangkan sisi
  negatifnya adalah: perfeksionis, pesimistis, berprasangka, menyimpan
  kebencian, dan labil.

  Karakteristik positif dari temperamen flegmatis adalah: rendah hati,
  mudah bergaul, tenang, konsisten, cinta damai, dan efisien.
  Sementara, karakteristik negatifnya adalah: lamban, pesimistis,
  keras kepala, kurang motivasi, dan cenderung kurang ekspresif.

  Empat jenis temperamen tersebut adalah temperamen dasar yang
  memengaruhi seseorang. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun yang
  hanya memunyai satu jenis temperamen. Setidaknya, setiap orang
  adalah perpaduan yang unik antara dua atau bahkan mungkin tiga jenis
  temperamen. La Haye mendaftarkan setidaknya ada dua belas perpaduan
  temperamen, yaitu : San-Kol, San-Mel, San-Fleg, Kol-San, Kol-Mel,
  Kol-Fleg, Mel-San, Mel-Kol, Mel-Fleg, Fleg-San, Fleg-Kol, dan
  Fleg-Mel.

  Perpaduan antara beberapa jenis temperamen ini tentunya memunyai
  implikasi yang nyata pada daftar kekuatan atau pun kelemahan
  seseorang. Satu hal yang mendasar yang menjadi jelas bagi kita
  adalah bahwa tiap-tiap manusia adalah pribadi yang unik dan tidak
  ada duanya.

  Diubahkan Oleh Kuasa Tuhan

  Apabila kita menggunakan teori empat temperamen untuk menganalisa
  tokoh-tokoh dalam Alkitab, maka kita mendapati satu kenyataan yang
  menarik.

  Kita akan mendapati Petrus si Sanguin, Paulus si Koleris, Musa si
  Melankolis, dan Abraham si Flegmatis adalah orang-orang yang
  dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tuhan telah memakai mereka dengan
  segala kelebihan dan keterbatasan yang mereka miliki.

  Bagaimana Tuhan bisa memakai mereka menjadi alat untuk
  kemuliaan-Nya?

  Tuhan tidak mengubah temperamen mereka. Tuhan tidak menjadikan
  mereka "orang lain". Yang Tuhan lakukan adalah mentransformasi
  temperamen tersebut.

  Transformasi temperamen diberikan Tuhan dengan kepenuhan kehadiran
  Roh-Nya yang kudus. Petrus adalah tetap seorang sanguin, tetapi
  seorang sanguin yang dipenuhi oleh Roh Allah. Demikian juga dengan
  Paulus, Musa, dan Abraham.

  Masing-masing menjadi pribadi yang optimal dengan temperamen
  masing-masing oleh karena kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya.

  Sebagai contohnya, mari kita perhatikan apa yang terjadi dengan
  Petrus.

  Karakteristik Petrus yang sanguin terlihat ketika ia untuk pertama
  kalinya mendengar panggilan Mesias (Mat. 4:20). Secara spontan, Ia
  segera berjalan mengikut Yesus. Kecekatannya dalam bertindak juga
  terlihat ketika ia melihat Yesus berjalan di atas air. Ia
  berkata, "Suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air"
  (Mat. 14:28-29). Sifat spontan dari Petrus juga terlihat ketika ia
  melihat Yesus mengalami transfigurasi. Petrus segera mengusulkan
  untuk membangun tempat kediaman bagi Elia, Musa, dan Kristus
  (Mat. 17:1-13). Demikian juga, ketika prajurit-prajurit Romawi
  menangkap Yesus, Petrus segera menghunuskan pedangnya (Yoh. 18:10).

  Salah satu karakteristik sanguin yang jelas terlihat dalam pribadi
  Petrus adalah kelugasannya dalam berbicara. Ketika para murid
  bergumul tentang siapakah Yesus, Petrus segera berbicara dengan
  lugas tentang siapakah Yesus dan Yesus memuji kelugasan Petrus ini
  (Mat. 16:13-20). Petrus, si sanguin ini adalah "orang panggung" yang
  selalu tampil dengan spontanitas dan kelugasannya dalam berbicara
  dan mengambil tindakan.

  Sisi negatif dari karakteristik sanguin yang terlihat dalam
  kehidupan Petrus adalah sifat mudah berubahnya. Penyangkalannya
  terhadap Yesus hingga tiga kali menunjukkan betapa mudah berubahnya
  Petrus (Mat. 26:69-70).

  Padahal sebelumnya dengan arogan ia menyatakan bahwa meskipun semua
  murid meninggalkan Yesus, ia akan tetap tinggal (Mat. 26:31).
  Arogansi Petrus ini muncul dari kecenderungannya yang bergerak ke
  arah kepentingan diri sendiri atau egoistis (Mat. 19:27).

  Tetapi, Petrus pascaturunnya Roh Kudus adalah Petrus yang diubahkan.

  Dari hati dan bibir yang labil, telah diubahkan Allah untuk menjadi
  pengkhotbah besar dengan hasil yang besar pula (Kis. 4:4). Emosi
  Petrus pun juga mengalami suatu pengubahan yang luar biasa -- dari
  pribadi yang meledak-ledak menjadi seorang yang tenang dan mampu
  bersikap bijaksana.

  Perhatikan reaksinya ketika ia ditantang oleh para imam untuk tidak
  memberitakan Yesus Kristus, Petrus dengan sangat tenang dan
  bijaksana mengatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah
  daripada kepada manusia ..." (Kis. 5:29). Demikian juga akhir
  kehidupan Petrus. Petrus bukan lagi seorang yang labil, tetapi
  dengan mantap ia menghadapi kematiannya di Roma.

  Bagaimana Pengubahan Itu Terjadi?

  Paulus menyatakan dalam 2 Kor. 5:17, "Jadi siapa dalam Kristus
  adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru
  sudah datang." Apa yang hendak dikatakan Paulus adalah hadirnya
  suatu natur baru di dalam diri setiap orang Kristen. Natur illahi
  dihadirkan Allah di dalam diri setiap orang Kristen. Natur ilahi ini
  tidak akan melenyapkan temperamen yang ada, tetapi akan
  memperlengkapi dan mentransformasinya. Bukti kehadiran dari natur
  ini dijelaskan oleh Paulus dalam Gal. 5:22-23.

  Paulus menyatakannya, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
  sejahtera, kesabaran (tahan menderita, KJV), kemurahan (kelembutan,
  KJV), kebaikan, kesetiaan (iman, KJV), kelemahlembutan (tidak
  melawan, KJV), dan penguasaan diri." Seorang sanguin telah
  dilahirkan dengan rasa kasih, sukacita, dan kebaikan; sehingga Roh
  Kudus hanya akan memurnikan karakter ini seturut dengan
  kehendak-Nya. Roh Kudus perlu "memasok" damai sejahtera untuk orang
  sanguin yang mudah gelisah.

  Demikian juga tahan menderita ganti mudah menyerah, kelembutan ganti
  sikap "grusa-grusu", sikap tidak melawan ganti egoistis, iman ganti
  rasa takut/kurang aman, dan yang terutama adalah penguasaan diri
  ganti kurang displin.

  Orang koleris yang sudah dilahirkan dengan disiplin, tahan
  menderita, dan ketekunan, membutuhkan pemurnian oleh kuasa Allah
  dalam hal-hal tersebut.

  Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Kudus adalah rasa
  kasih dan belas kasihan yang akan memungkinkannya lebih sensitif
  terhadap perasaan orang lain. Demikian juga ia membutuhkan damai
  sejahtera ganti ketergesaan, kelembutan ganti sikap sarkastis, sikap
  tidak melawan ganti kecenderungan untuk memberontak, dan iman ganti
  kepercayaan terhadap diri sendiri.

  Seorang melankolis dilahirkan dengan sikap lembut, penguasaan diri,
  dan tahan menderita. Tinggal bagaimana Roh Allah memaksimalkan
  karakter bawaan ini. Kebutuhan utama seorang melankolis adalah kasih
  terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai ganti dari sikap
  perfeksionisnya. Sukacita ganti kecenderungannya yang muram, damai
  sejahtera ganti kecenderungan sikap mengkritik atau pun menghakimi,
  serta iman ganti kekhawatiran yang terus menguasainya.

  Seorang flegmatis yang dilahirkan dengan kelembutan dan keramahan
  hanya memerlukan pemenuhan Roh Allah di dalam kehidupannya sehingga
  karakter tersebut betul-betul menjadi berkat bagi orang lain.

  Kebutuhan utama yang harus "dipasok" oleh Roh Allah adalah kasih dan
  belas kasihan terhadap yang lain. Demikian juga daya tahan ganti
  kecenderungan cepat menyerah.

  Iman ganti segala kekhawatiran yang ada, dan penguasaan diri ganti
  kecenderungan untuk aman.

  Dalam pemenuhan yang terus-menerus oleh Roh Kudus, maka keempat
  temperamen ini akan menjadi temperamen yang diubahkan
  (ditransformasikan) oleh Allah.

  Pemenuhan ini tentunya menuntut kehidupan yang dipimpin oleh Roh
  Allah.

  Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, "Jikalau kita hidup oleh Roh,
  baiklah hidup kita juga dipimpin Roh." (Gal. 5:25)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama milis: permata-gbkp
  Penulis: Wahyu Pramudya
  Alamat URL: http://groups.yahoo.com/group/permata-gbkp/message/2882

______________________________________________________________________
- POTRET WANITA

                   ELISABET -- WANITA DALAM ALKITAB

  Lukas 1:5-80

  Elisabet adalah seorang wanita yang saleh. Perhatikan kesaksian
  Alkitab mengenai karakternya.

  "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala
  perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." (Lukas 1:6)

  Inilah wanita benar yang menaati segala perintah Tuhan. Dia tidak
  tidak memiliki anak, namun tidak berdosa. Berapa kali Anda membuat
  kesalahan mengaitkan doa yang tak terjawab dalam hidup Anda dengan
  akibat dosa atau kesalahan Anda?

  Ada bermacam-macam penyebab kemandulan. Dalam hal ini, kemandulan
  bukanlah dosa atau pun pekerjaan roh jahat. Ini berkaitan dengan
  panggilan agung Tuhan.

  Elisabet dan suaminya begitu menanti-nantikan lahirnya seorang anak.
  Mereka sudah berdoa untuk hal ini (Lukas 1:13) dan budaya pada waktu
  itu mengharuskan mereka memiliki anak (Lukas 1:25).

  Penantian yang bertahun-tahun membuat harapan mereka akan lahirnya
  sang buah hati menjadi surut. Zakharia, suami Elisabet, tidak
  memercayai malaikat yang datang kepadanya membawa kabar bahwa mereka
  akan mendapatkan seorang anak (Lukas 1:13-18). Apakah Anda
  menyalahkannya?

  Komitmen dan pengabdian Elisabet dan Zakharia kepada Tuhan tidak
  didasarkan pada apa yang telah Dia lakukan (atau tidak lakukan),
  tapi pada kasih mereka kepada-Nya. Mereka mengasihi Tuhan. Banyak
  orang berhenti melayani karena keadaan yang kurang menyenangkan.

  Elisabet memunyai peran yang sangat penting dalam rencana Allah.
  Jika dia "menyerah" pada Tuhan karena kemandulannya, dia akan
  menghalangi "peran yang Tuhan berikan" kepadanya. Mungkin kita tidak
  selalu bisa memahami Allah, namun kita tidak boleh berhenti percaya
  kepada-Nya.

  Tugas Elisabet dalam membesarkan Yohanes Pembabtis merupakan tugas
  yang sangat penting. Semua ibu akan merasa sangat terberkati untuk
  mendapat hak istimewa membesarkan anak-anak yang mengerjakan
  pelayanan yang sangat penting. Seberapa sering pelayanan yang
  penting ini tidak diperhatikan.

  Beberapa wanita menjadi "jengkel" kepada Allah karena mereka pikir
  mereka telah "menyia-nyiakan" hidup mereka untuk membesarkan
  anak-anak sementara orang lain bisa terlibat lebih banyak dalam
  "pelayanan yang bermanfaat". Salah besar.

  Allah memerintahkan Elisabet untuk membesarkan Yohanes pada waktu
  yang tepat. Dia percaya pada Elisabet dan untuk itulah Dia
  memberikan Yohanes kepadanya.

  Dengan Apakah Allah Memercayai Anda?

  Hal yang indah dari hidup Elisabet adalah bahwa Allah memakainya
  sebagai gambaran yang jelas tentang pelayanan Kristen. Jangan lupa
  bahwa Elisabet mungkin cukup tua untuk menjadi ibunya Maria. Namun
  mereka berdua mendapatkan anak pada saat yang bersamaan. Elisabet
  mendapat anak 6 bulan sebelum Maria melahirkan.

   - Usia bukanlah penghalang bagi pelayanan atau berkat Allah.
     Tetaplah mengasihi Tuhan dari hati yang murni, dan kehendak-Nya
     bagi hidup Anda akan dipenuhi.

   - Pada waktu kelahiran Yesus, ada dua generasi, diwakili oleh Maria
     (mungkin kurang dari 20 tahun) dan Elisabet (mungkin lebih dari
     60 tahun). Kristus datang untuk menjembatani jurang pemisah
     antargenerasi ini. Tentu saja agar setiap pelayanan benar-benar
     berdampak, pelayanan itu harus menjangkau segala generasi.
     Anak-anak, orang tua, kakek-nenek dan kakek-nenek buyut, semuanya
     dijamah dengan belas kasihan Allah.

  Bersyukurlah kepada Tuhan atas Elisabet!

  Melalui kesedihan, kepedihan, dan doa yang tak terjawab, muncullah
  seorang wanita yang membawa berkat. (t/Setya)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: World Library
  Judul asli artikel: Elizabeth - Women of the Bible
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=158&type=bible

______________________________________________________________________
- WOMEN TO WOMEN

             HELEN B.: "TERIMA KASIH UNTUK DOA-DOA SAUDARA"

  Penyanyi rohani dari Eritrea, Helen B., bersama putrinya yang
  berusia 14 tahun mengunjungi negeri Belanda atas undangan Amnesty
  Internasional. Mereka turut ambil bagian dalam sebuah festival musik
  gospel di mana Helen bernyanyi bersama grup band dari Eritrea. Dalam
  kesempatan tersebut, Helen menggerakkan orang-orang yang hadir untuk
  berdiri bagi kebebasan beragama di negara mereka.

  Banyak umat Kristen di Eritrea yang saat ini menderita di
  kontainer-kontainer metal, dan Helen pernah melalui saat-saat ketika
  ia dipenjara dalam kontainer selama beberapa tahun.

  Ketika ia berada dalam penjara, Open Doors bersama dengan lembaga
  misi dan organisasi internasional lainnya berupaya untuk membawanya
  keluar dari Eritrea. Akhirnya ia mendapat kesempatan untuk tinggal
  di sebuah negara di Eropa. "Terima kasih untuk doa-doa Saudara,"
  katanya. "Tidak hanya saudara-saudara saya yang berada di
  kontainer-kontainer yang menderita, namun juga keluarga dan
  orang-orang yang mereka kasihi turut menderita karenanya."

  Helen berada dalam penjara di Eritrea selama dua setengah tahun
  tanpa tuduhan yang jelas. Selama di penjara, dia menderita akibat
  penganiayaan yang menekannya untuk menyangkal iman. Tapi ia menolak.
  Saat ini ia masih menanggung risiko dari pilihan yang ia ambil,
  Helen tidak dapat berjalan dengan normal karena kakinya mengalami
  gangguan akibat penganiayaan di penjara.

                                  ***

  Jika kelompok doa Saudara di gereja atau persekutuan telah berdoa
  dan mengirim surat bagi Helen B. melalui kampanye doa dan
  kampanye penulisan surat, bantulah kami dengan menyebarkan pesan
  terima kasih dari Helen kepada teman-teman Saudara yang juga telah
  berdoa baginya.

  Surat dari Helen,

  Saudara-Saudariku terkasih,

  Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Amnesty International dan
  Open Doors untuk segala upaya dan kerja keras yang telah dilakukan
  untuk menolong saya.

  Terima kasih atas segala upaya hingga kami akhirnya bebas. Namun
  masih banyak pekerjaan untuk menolong mereka yang masih dipenjara.
  Saat ini mereka tidak bisa bersuara untuk hak asasi mereka, dan
  bukan hanya mereka yang dipenjara saja yang menderita, orang-orang
  yang mereka kasihi, keluarga, dan kerabat mereka pun turut
  menderita.

  Bagi Saudara yang telah mendengar tentang penderitaan yang dihadapi
  oleh saudara-saudari kita di Eritrea, saya memohon agar Saudara mau
  menjadi suara bagi mereka, berdiri bersama mereka dalam doa dan
  pengharapan.

  Dalam kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
  semuanya yang telah mengirimkan kartu dan surat kepada saya. Saya
  mengasihi Saudara semua dan Saudara adalah bagian dari keberhasilan
  yang saya raih saat ini.

  Damai Kristus menyertai kita semua.

  Catatan: Women to Women adalah pelayanan kaum perempuan Open Doors,
  menggerakkan kaum perempuan untuk berdoa dan melayani kaum perempuan
  dari gereja yang teraniaya. Hubungi Open Doors
  < http://www.opendoors.org/ > hari ini untuk mendapatkan informasi
  dan keterangan tentang bagaimana pelayanan kaum perempuan di gereja
  Saudara dapat dikuatkan dan diberkati melalui kesaksian dari kaum
  perempuan dari gereja yang teraniaya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Open Doors, November -- Desember 2008, Vol. 20
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Halaman:  Tidak dicantumkan
______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

             BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MEMPELAJARI ALKITAB

  Dalam banyak hal, mempelajari Alkitab itu sama dengan mempelajari
  sejarah, kesusastraan, bahasa, atau ilmu pengetahuan. Kita memakai
  disiplin mental yang sama. Tetapi dalam satu hal yang penting,
  mempelajari Alkitab sama sekali berlainan. Misalnya, kita dapat
  belajar matematika tanpa matematika itu mengubah hidup kita. Tetapi
  ketika kita mempelajari Alkitab, kita menghadapi persoalan-persoalan
  moral. Hidup kita dapat berubah melalui pendalaman Alkitab, dan ini
  merupakan hal yang khas.

  Kita memerlukan lima alat pokok untuk mempelajari Alkitab:
  1. Sebuah Alkitab yang baik yang merupakan terjemahan yang tepat dan
     ada pembagian paragraf.
  2. Sebuah konkordansi Alkitab yang lengkap.
  3. Kamus Alkitab untuk mencari bahan latar belakang.
  4. Atlas Alkitab untuk mengetahui di mana terjadinya
     peristiwa-peristiwa itu.
  5. Satu jilid tafsiran Alkitab untuk melihat apa kata orang lain
     tentang bagian itu.

  Saya mengajukan tiga pertanyaan dasar ketika saya mempelajari
  Alkitab.

  1. Pengamatan
     Apa yang saya lihat? Apa yang terjadi dalam episode itu? Apakah
     itu suatu mukjizata atau suatu perumpamaan? Di mana peristiwanya
     terjadi? Kapan terjadi? Siapa orang-orangnya?

  2. Penafsiran
     Apakah artinya? Mengapa bagian ini masuk dalam Alkitab? Di
     manakah kedudukannya dalam tinjauan umum pengajaran alkitabiah
     secara luas?

  3. Penerapan
     Bagaimana kerjanya dalam hidup saya? Apakah pengaruh episode ini
     terhadap saya? Bagaimana saya dapat menerapkannya dalam keluarga,
     kantor, dan sekolah?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Pola Hidup Kristen
  Penulis: Howard Hendricks
  Penerjemah: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Kerjasama Yayasan Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup,
            Lembaga Literatur Baptis, dan YAKIN 2002
  Halaman: 624 -- 625

______________________________________________________________________
- STOP PRESS

             PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 19 -- 23 OKTOBER 2009

  Banyak sukacita mewarnai minggu ketiga perayaan 15 Tahun SABDA.
  Selain jumlah fan SABDA yang sudah melewati angka 1.000, peluncuran
  Aplikasi Facebook SABDA Ayat juga telah mendapat sambutan yang
  hangat dari para penggunanya. Bagi Anda yang ingin facebooknya
  dihiasi dengan tampilan ayat setiap hari secara otomatis, silakan
  menambahkan aplikasi SABDA Ayat melalui URL berikut ini.
  ==> http://apps.facebook.com/sabda_ayat/

  Sementara itu, masih ada beberapa kendala untuk peluncuran Tutorial
  SABDA Alkitab dan upgrade situs SABDA.net. Kami mohon dukungan doa
  dari Anda semua agar kedua proyek tersebut dapat diselesaikan dengan
  baik.

  Memasuki perayaan minggu ke-3 ini, ada beberapa acara yang akan
  YLSA laksanakan, yaitu:

  - Peluncuran CD Image SABDA (ISO)
  - Dimulainya Pemilihan (Polling) Karya Slogan, Desain Stiker SABDA,
    dan Desain T-Shirt SABDA
  - Peluncuran Gadget "AYATIZER"
  - Peluncuran upgrade CD Alkitab Audio (TB dan BIS)

  Doakan agar semua rencana tersebut berjalan dengan lancar dan
  menjadi berkat bagi banyak orang.

  Terima kasih, Tuhan memberkati.

______________________________________________________________________
- EDISI BERIKUTNYA

  Sahabat Wanita yang setia jangan lupa membaca edisi e-Wanita bulan
  November 2009 dengan topik Depresi. Adapun temanya adalah:

  - e-Wanita 23: Mengenali Depresi
  - e-Wanita 24: Mengalahkan Depresi

  Kami juga mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk
  mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa. Kiriman Anda akan kami
  publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, supaya
  menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu email Anda di meja
  redaksi yang beralamat:

  ==> wanita(at)sabda.org

  Selamat melayani, Tuhan memberkati!

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Christiana Ratri Yuliani
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org