Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/30 |
|
e-Wanita edisi 30 (18-2-2010)
|
|
_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________ Topik: Tokoh Wanita yang Memengaruhi Dunia (2) Edisi 30/Februari 2010 _____________________________________________________________________ MENU SAJI - SUARA WANITA - RENUNGAN WANITA: Apakah Aku Seorang Saksi? - DUNIA WANITA: Grace Livingston Hill: Novelis yang Senantiasa Menyampaikan Pesan Dari Tuhan (1865 -- 1947) - WAWASAN WANITA: Nasihat untuk Wanita - EDISI BERIKUTNYA ______________________________________________________________________ - SUARA WANITA Salam dalam kasih Kristus, Dalam dunia yang terus mengalami perkembangan, posisi dan peran wanita juga terus berkembang. Kesempatan untuk menunjukkan diri dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki semakin terbuka lebar. Sekarang ini banyak tokoh wanita yang berhasil memberikan dampak dan perubahan terhadap lingkungan sekitar mereka. Bahkan, melalui keterampilan dimiliki, mereka tanpa ragu mengabarkan kasih Kristus dan menjadi saksi-Nya. Bagaimana dengan Sahabat Wanita? Apakah Sahabat Wanita sudah berupaya memberi dampak pada lingkungan sekitar dan menjadi saksi bagi Kristus? Tidak perlu berkecil hati bila Sahabat Wanita merasa belum dapat melakukannya, karena sebenarnya yang diperlukan adalah kepekaan pada kesempatan yang muncul. Melalui hal-hal yang sederhana sekalipun kita bisa memberi dampak dan bersaksi tentang Kristus kepada orang lain. Seperti yang dipaparkan dalam artikel-artikel berikut ini, kita dapat belajar bagaimana memanfaatkan setiap kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk memengaruhi lingkungan sekitar kita dan menjadi saksi Tuhan. Selamat menyimak! Pimpinan Redaksi e-Wanita, Christiana Ratri Yuliani http://wanita.sabda.org/ http://fb.sabda.org/wanita/ ______________________________________________________________________ "God provided me with the strength I needed at the precise time when conditions were ripe for change." (Rosa Parks) ______________________________________________________________________ - RENUNGAN WANITA APAKAH AKU SEORANG SAKSI? "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12) Minggu itu adalah minggu terakhir saya bekerja. Saya pensiun! Oh, senangnya! Akhirnya! 35 tahun sudahlah cukup! Meskipun demikian, saya menyukai pekerjaan saya sebagai kepala perawat, ketentuan perawatan kesehatan semakin sulit, dan dana yang disediakan selalu dipotong. Sekarang kami jarang dapat memenuhi persyaratan kepegawaian. Saya berharap saya dapat pergi diam-diam, tetapi saya tidak boleh melakukannya. Sepanjang minggu di sana merupakan saat makan siang dan peristiwa-peristiwa lain yang istimewa, hingga akhirnya acara perpisahan yang dihadiri oleh seluruh pekerja di rumah sakit. Salah satu rekan kerja saya yang memandu acara tersebut menyambut saya dengan hangat dan membawa korsase [kembang buatan untuk hiasan yang disematkan di kebaya, dsb. -Red] yang indah. Korsase itu adalah yang terindah yang pernah saya lihat -- bunga mawar dan kacapiring. Aromanya harum. Ketika dia menyematkan korsase itu di baju saya, dia berbisik, "Ini dari seseorang yang ingin namanya dirahasiakan, tapi saya rasa, kamu, setidaknya, harus tahu. Aku akan memberitahumu nanti." Kemudian teman saya menceritakan kisah korsase itu. Seorang pria, pekerja di bagian pemeliharaan mendekati teman saya ini ketika dia sedang mengatur acara perpisahan saya. Pria ini meminta izin membeli sebuah korsase untuk acara tersebut dan mengatakan bahwa dia hanya ingin melakukan sesuatu, dan bunga tampaknya adalah cara yang tepat. Saya sama sekali tidak mengenal pria ini. Kami terbiasa untuk saling menyapa bila kami bertemu di ruang depan rumah sakit. Saya bertanya-tanya mengapa saya dikenal oleh pria pendiam dan pemalu ini. Saya mencari pria ini dan mengungkapkan terima kasih saya atas bunga itu. Ketika kami bertemu, pria ini mengingatkan saya tentang operasi jantung yang dia jalani tahun lalu. Saya sudah lupa bahwa saya pernah mengirim sebuah kartu ucapan lekas sembuh dan menuliskan "Saya turut berdoa untuk kesembuhan Anda". Kartu itu, ditambah dengan pencariannya selama bertahun-tahun, membawa dia pada kesimpulan bahwa saya pasti orang Kristen. "Saya benar-benar mengagumi hal itu ada dalam diri seorang pemimpin," katanya. Melihat kembali ke tahun-tahun yang lalu, saya bertanya-tanya bagaimana saya bisa benar-benar memengaruhi dia, atau orang lain. Apa lagi yang bisa saya lakukan atau katakan? Tanggung jawab untuk bersaksi adalah sesuatu yang berat. Apakah kita dengan sadar berencana dan melakukannya dengan bijak? Apakah kita menyadari betapa sering kesempatan muncul dengan sendirinya, namun kita melewatkannya begitu saja? Saya harus mengakui bahwa saya telah banyak melewatkannya. Saya setiap hari berdoa agar Tuhan memberi saya kesempatan baru dan memimpin saya melakukan dan mengatakan hal yang baik. Sering kali selama hidup kita, kita bertemu dengan orang-orang yang haus akan kata-kata yang menguatkan -- kata-kata yang menunjukkan perhatian, harapan, dan petunjuk rohani. Marilah kita terus memberitakan Yesus kepada setiap orang yang kita temui -- dengan kata, doa, dan bersaksi. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Judul buku: Close to Home; A Daily Devotional For Woman By Woman Judul asli artikel: Am I a Witness Edisi: 16 Januari Penulis: Arlene Compton Editor: Rose Otis Halaman: 35 -- 36 ______________________________________________________________________ - DUNIA WANITA GRACE LIVINGSTON HILL: NOVELIS YANG SENANTIASA MENYAMPAIKAN PESAN DARI TUHAN (1865 -- 1947) Grace Livingston Hill dikenal sebagai "Ratu Novel Kristen". Sewaktu muda, saya membaca semua novel karyanya yang bisa saya peroleh. Banyak orang dari kota kecil dan kota besar di seluruh negeri mengaguminya. Anak tunggal seorang pastor Presbiterian dan istrinya ini lahir sehari setelah peristiwa penembakan Lincoln. Grace diperkenalkan kepada tulisan oleh orang tuanya yang membacakannya buku cerita. Ia hidup melalui dua Perang Dunia dan melihat banyak perubahan terjadi di Amerika. Tulisannya mencerminkan apa yang sedang terjadi dan tak pernah ketinggalan zaman. Seorang peresensi harian "New York Times" menulis bahwa bukunya "lebih dari sekadar kenangan indah bagi ribuan orang; buku-buku itu juga menjadi objek pelajaran mengenai kehidupan dan pemikiran yang bersih". Dia sama sekali tidak pernah menyimpang dari hal itu. Editornya mengingatkan pembaca buku-bukunya bahwa "buku-buku karyanya selalu mengandung kearifan yang lemah-lembut dan kehidupan yang damai". Ketika suaminya meninggal secara tiba-tiba, Grace memutuskan untuk berkarier sebagai penulis. Novel pertamanya, "A Chautuqua Idyl" (1887), menjadi awal dari karier panjangnya. Ia mampu menghasilkan rata-rata dua novel dalam setahun. Ketika ia menjadi seorang janda dan merasakan semua beban tanggung jawabnya sebagai orang tua tunggal, Grace secara alamiah berpaling kepada Alkitab untuk mencari pertolongan. Ia menemukan pertolongan itu di Ulangan 33:25 dan mengambil ayat itu sebagai motto hidupnya: "Selama umurmu kiranya kekuatanmu." Menyebut ayat itu setiap hari, membantunya untuk percaya bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan yang ia perlukan. Grace menyaksikan abad sembilan belas akan berakhir, dan orang-orang penasaran tentang apa yang akan terjadi di Amerika 100 tahun ke depan. Ia sendiri terlalu sibuk memerhatikan perayaan pergantian abad, dari abad ke-18 menuju abad ke-19. Ia sedang terburu-buru menyelesaikan sebuah buku dan memenuhi tenggat waktu penerbitnya. Pada awal abad baru itu, keuntungan dari tulisannya memampukannya membangun rumah impiannya -- jenis rumah yang sama seperti yang ia tulis dalam novel-novelnya. Dibangun dari batu, seperti yang selalu ia inginkan, rumah itu bermula dengan tiga tingkat. Rumah tersebut berubah tahun demi tahun sesuai dengan penambahan dan perubahan model yang Grace lakukan, sampai-sampai rumah itu menjadi jauh lebih besar -- memiliki empat belas buah kamar. Tetapi ia memang memerlukannya. Ibunya tinggal dengannya, begitu juga bibinya, dan setelah putri-putrinya menikah, mereka dan suami mereka dan kemudian para cucu juga tinggal bersamanya. Meskipun menulis adalah alatnya untuk menafkahi dirinya dan dua orang putrinya, Grace merasa bahwa menulis itu adalah panggilan dari Tuhan. Karena itu, ia menulis untuk menyampaikan dasar-dasar teguh mengenai kehidupan dan komitmen Kristen. Yang ia tulis memang sederhana, tetapi dengan keyakinan yang dalam. Sebuah novel yang berjudul "The Witness" (1939) menarik perhatian Sunday School Herald dan disoroti oleh Sunday School Herald selama beberapa waktu. Buku itu menjadi alat yang membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus dan memperbarui komitmen kehidupan Kristen. Ia juga menulis kolom religius, "The Christian Endeavor Hour", dan bekerja sama dengan Evangeline Booth untuk menulis "The War Romance of Salvation Army" (1918). Grace tidak menulis buku-buku yang laris pada masanya, namun hal itu tidak mengusiknya. Penerbit sukses dan diakui, J.B. Lippincott Publishers di Philadelphia, berjanji akan menerbitkan salah satu bukunya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus merevisinya. Ia terkejut. Tak lama kemudian, Tuan Lippincott menemuinya. Lippincott berbicara dengan lembut namun serius tentang apa yang buku -- juga penulis -- perlukan agar bisa sukses. Grace mendengar hal itu dengan perasaan takut. Maksud Lippincott sangat jelas, dan hal itu bertentangan dengan apa yang Grace ingin dengar. Menurut penerbit, tidaklah menjadi masalah untuk menulis sebuah novel dengan karakter yang bermoral tinggi dan baik menang atas yang jahat pada akhir cerita, namun novelnya tidak boleh memiliki "hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan sekolah minggu". "Hal itu tidak akan membuat novel laku," kata penerbit itu tegas. "Buang Injilnya." Grace terlihat kecewa. Ia sudah menyetujui memberi Lippincott dua buku lainnya, dan ia harus menghargai kontrak itu. Namun, ia ingin membantu pembaca menemukan Juru Selamat dan menguatkan iman mereka. Ia berkonsentrasi menulis beberapa novel sejarah, namun tak pernah mengabaikan pesan kristiani yang harus disampaikannya. Ia bekerja keras menulisnya, menggabungkan roman dan petualangan, dan kadang misteri. Lippincott terus menerbitkan buku-buku Grace, dan namanya dimasukkan dalam daftar buku wajib baca. Grace juga diminta memberi kuliah, dan dengan bakat alaminya dalam hal drama, ia memberi kuliah dengan gaya bicara yang informal. Grace juga dengan giat ambil bagian dalam mendukung apa yang disebut Old Leiper Church dan pelayanannya di antara para imigran Italia. Selama era Depresi Besar (Great Depression), banyak orang memerlukan bantuan, dan Grace datang kepada mereka dengan bantuan finansial. Di sela-sela kesibukannya, Grace mulai menghadiri serangkaian kelompok pemahaman Alkitab, dan ia mulai melihat Alkitab dalam sebuah cahaya baru. Hal ini membawa Grace kepada hubungan baru yang lebih mendalam dengan Tuhan dan sebuah keinginan untuk melayani Dia lebih lagi. "Tuhanlah yang memberiku talenta-talenta," katanya. "Aku akan melakukan semua yang aku mampu untuk menunjukkan betapa aku bersyukur pada-Nya. Aku akan lebih banyak memakai waktu dan usahaku untuk menyebarkan Injil Kristus," katanya kepada putrinya. Dan hal itu benar-benar ia lakukan. Buku-bukunya menjadi lebih populer daripada sebelumnya. Meskipun dunia semakin sibuk dan gila, ia semakin banyak menerima surat dari orang-orang yang berterima kasih kepadanya karena telah menulis buku-buku itu. Walaupun beberapa bukunya berkenaan dengan masalah-masalah yang sedang terjadi -- seperti korupsi dan pemerasan, dan kesenangan palsu kehidupan orang-orang kaya -- tulisannya masih menarik bagi para pembaca yang mencari tempat singgah nyaman dalam kesusastraan. Ia berusia 75 tahun saat Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Ia pernah mengalami hidup di tengah kengerian perang; ia cinta damai dan ingin setiap orang merasakannya. Berita-berita di koran-koran dan radio yang menceritakan tentang kengerian dan kekejaman sadis yang terjadi di Eropa dan Timur Jauh, membuatnya kecewa. Selama perang, buku-bukunya memaparkan persoalan-persoalan yang perang timbulkan. Bukunya, "A Girl to Come Home To", adalah tentang seorang veteran yang melihat pertempuran berdarah untuk pertama kalinya dan kemudian kecewa, sama dengan yang Grace rasakan. Novel itu bercerita tentang bagaimana seorang veteran menemukan kembali imannya saat pulang ke rumah. Buku itu membuatnya mendapat banyak surat, kebanyakan dari veteran yang merasakan hal yang sama dengan kisah di buku itu. Mereka berterima kasih atas tulisan mengenai persoalan-persoalan itu sehingga orang-orang yang berada di rumah, yang tidak mengalami kekejian perang, dapat memahami apa yang veteran-veteran itu perjuangkan saat mereka pulang ke kampung halamannya, kepada teman-teman dan keluarganya. Ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom di Jepang pada tanggal 6 Agustus, dan kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945, Grace sangat tertekan. "Saya bukan lagi orang Amerika," katanya pada seorang temannya. Pada musim gugur 1946, dokter memvonisnya mengidap kanker. Operasi untuk mengangkat tumor lebih dari hanya sekadar membuat tubuhnya lemah. Pada bulan Januari 1947, buku terakhir Grace, "Where Two Ways Meet", diterbitkan. Meski ia sibuk, awal Februari ia memenuhi permintaan wawancara terakhir di rumahnya. Sang pewawancara mengajukan banyak pertanyaan mengenai kariernya sebagai penulis Kristen dan dalam artikel yang menyebutnya sebagai "salah satu novelis Amerika paling disukai dan paling produktif". Diperkirakan lebih dari 4 juta novel Grace telah dicetak di Amerika saja. Estimasi ini tidak termasuk cetakan ulang di kemudian hari dan yang diterbitkan di negara lain dan dalam bahasa lain, yang jika dihitung mungkin akan melipatgandakan jumlah buku tercetak di Amerika. Novel- novel itu masih dijual hingga hari ini dalam versi yang lebih kecil dan sampul tipis, serta tersedia di toko-toko buku. Saat pewawancara menanyakan mengenai bagaimana ia mampu merangkul pembaca dari beberapa generasi, ia menjawab, "Karena saya tidak menulis hanya demi menulis. Saya berusaha menyampaikan ... sebuah pesan, yang telah Tuhan berikan, dan mengerahkan semua kemampuan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikannya. Apapun yang sudah dapat saya selesaikan, semuanya adalah karya Tuhan. Saya mencoba menuruti ajaran Tuhan dalam semua tulisan dan pemikiran saya." Grace Livingston Hill tak memiliki cukup umur untuk membaca hasil wawancara yang diterbitkan itu. Pada 23 Februari 1947, ia meninggalkan dunia yang tidak lagi ia rasa sebagai rumahnya menuju ke tempat yang ia tahu bahwa Juru Selamatnya telah menunggunya. (t/Adwin) Sumber: Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the 20th Century Judul asli artikel: Grace Livingston Hill (1865-1947) Penulis: Helen Kooiman Hosier Penerbit: Flemming H. Revell, Michigan 2000 Halaman: 33 -- 36 Diambil dari: Nama situs: SABDA.org: Arsip Bio-Kristi Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/035/ ______________________________________________________________________ - WAWASAN WANITA NASIHAT UNTUK WANITA Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkan kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang Anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan. Dan Anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbarui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati Anda apabila Anda sudah melakukan semuanya itu. Ingatlah senantiasa, jika suatu ketika Anda membutuhkan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia Anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri Anda sendiri, dan satu lagi untuk menolong orang lain. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, tempat cinta dapat berkembang. Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajahnya, tetapi kecantikan yang murni terpancar pada jiwanya yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Sumber: Nama milis: Ayah Bunda Penulis: Yulius dan Iva Diambil dari: Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia (C3I) Alamat URL: http://c3i.sabda.org/nasihat_untuk_wanita ______________________________________________________________________ - EDISI BERIKUTNYA Sahabat Wanita, bulan Maret yang akan datang e-Wanita akan hadir dengan menyajikan edisi-edisi khusus masa Paskah. Redaksi sengaja menyajikannya lebih awal dengan harapan dapat menolong Sahabat Wanita menyiapkan hati untuk memeringati sengsara Tuhan Yesus dan merayakan kemenangan-Nya atas maut. Redaksi juga mengajak Sahabat Wanita dan Pelanggan sekalian untuk mengirimkan cerita, kesaksian, dan pokok doa Anda. Kiriman Anda akan kami publikasikan setiap bulannya melalui kolom Surat Anda, agar dapat menjadi berkat bagi orang lain. Kami tunggu email Anda di meja redaksi yang beralamat di: ==> wanita(at)sabda.org Selamat melayani, Tuhan memberkati! ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi: < wanita(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: tatik@in-christ.net Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org> Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/ Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Novita Yuniarti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-Wanita 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |