Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/42

e-Wanita edisi 42 (23-8-2010)

Yang Dibutuhkan Oleh Wanita Bekerja

____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen________________
            TOPIK: Yang Dibutuhkan Oleh Wanita Bekerja
                       Edisi 42/Agustus 2010
______________________________________________________________________
                              MENU SAJI

- SUARA WANITA
- DUNIA WANITA 1: Wanita di Tempat Kerja Mendahulukan Tuhan
- DUNIA WANITA 2: Wanita Karier vs Wanita DPR
- WAWASAN WANITA: Apa yang Dibutuhkan Wanita yang Bekerja
- EDISI BERIKUTNYA
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Wanita memunyai peranan besar dalam kehidupan ini. Banyak wanita
  dapat melakukan hal-hal besar yang dapat memengaruhi kehidupan.
  wanita dapat memberikan sumbangsih yang besar dalam keluarga, tempat
  kerja, masyarakat, maupun dalam kehidupan rohani sekalipun.
  Pertanyaan yang sering kali dilontarkan oleh para wanita adalah,
  bagaimana cara mewujudkan itu semua? Banyak hal yang melingkupi
  kehidupan wanita. Banyak hal-hal detail yang harus menjadi perhatian
  wanita. Bisakah Sahabat Wanita melakukannya sendirian sementara
  suami Anda sibuk dengan pekerjaan, rekan kerja Anda sibuk dengan
  kepentingannya, dan bahkan Anda tidak tega untuk meminta tolong
  kepada anak-anak Anda karena mereka masih kecil?

  Sebagai wanita Kristen, kita harus ingat untuk selalu mengutamakan
  Allah dalam setiap pekerjaan kita. Baik Sahabat Wanita sebagai
  istri, sebagai karyawati, ataupun sebagai tokoh publik yang sibuk.
  Anda harus mendahulukan Tuhan dalam setiap langkah yang akan Anda
  jalani. Lalu bagaimanakah cara agar Sahabat Wanita dapat
  mencerminkan Kristus dalam kehidupan Anda? Simaklah artikel di bawah
  ini dan terapkan dalam hidup Sahabat Wanita sehari-hari!

  Tuhan memberkati!

  Redaksi Tamu e-Wanita,
  Santi Titik Lestari
  http://wanita.sabda.org
  http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________

             PARENTS ONCE TAUGHT THEIR CHILDREN TO TALK
           TODAY CHILDREN TEACH THEIR PARENTS TO BE QUIET
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA 1

              WANITA DI TEMPAT KERJA MENDAHULUKAN TUHAN

  "Wanita di tempat kerja" merupakan ungkapan yang memerlukan
  pemikiran atau pertimbangan khusus. Pertanyaan tentang kesetaraan
  pun muncul -- topik yang masih dipermasalahkan oleh masyarakat maju,
  meskipun pandangan masyarakat tentang wanita yang bekerja telah
  berubah secara mencolok sejak sekitar ratusan tahun belakangan ini.

  Di banyak negara anak-anak perempuan dan lelaki diberi kesempatan
  yang sama untuk mendapatkan pendidikan, gadis-gadis pun memasuki
  dunia kerja dengan sama berambisinya.

  Jenis pekerjaan yang diambil para wanita juga tidak lagi yang
  itu-itu saja. Dalam dunia usaha, misalnya, dulunya wanita tampil
  sebagai sekretaris atau karyawati biasa, sekarang banyak yang
  menanjak ke posisi pemegang kekuasaan, menjadi pemeran utama dan
  pengambil keputusan.

  Perubahan ini dapat dilihat pada hampir semua jenis pekerjaan.
  Bahkan pada bidang-bidang yang biasanya didominasi oleh pria seperti
  konstruksi bangunan; kaum wanita memasuki bidang tersebut untuk
  bekerja berdampingan dengan kaum pria.

  Alkitab tentu saja mendorong kita untuk bekerja keras. Kitab Amsal
  khususnya penuh dengan kata-kata bijak tentang dampak positif kerja
  keras. "Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan,
  tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi."
  (Amsal 12:11)

  Alkitab mengajarkan bahwa "Tangan orang rajin memegang kekuasaan,
  tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa" (Amsal 12:24), dan
  "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan
  menderita lapar" (Amsal 19:15). Amsal 12:27 juga memberitahu kita
  bahwa "orang rajin akan memperoleh harta yang berharga."

  Mungkin ada orang yang terkejut begitu tahu bahwa Alkitab mendorong
  wanita untuk mengambil peran aktif di tempat kerja. Sumbangsih
  wanita amat dihargai bahkan di tengah struktur paternal [budaya yang
  didominasi laki-laki, Red.] Perjanjian Lama.

  Tuhan Yesus tentu saja melibatkan wanita dalam penginjilan-Nya, dan
  kita juga bisa menemukan contoh-contoh wanita bekerja di dalam
  Alkitab yang layak kita perhatikan.

  Wanita-Wanita Teladan dalam Alkitab

  Ada wanita-wanita luar biasa dalam Alkitab yang berhasil dalam
  karier atau panggilan hidupnya. Tiga di antaranya disebutkan di
  bawah ini. Mereka patut dicatat karena keberhasilan mereka berasal
  dari cara mereka menempatkan Tuhan dalam hati mereka.

  Inilah tiga wanita luar biasa dalam Alkitab yang memiliki karier
  sendiri. Walaupun demikian, yang patut dicatat dari keberhasilan
  mereka bukanlah kemampuan mereka sendiri. Keberhasilan mereka
  berasal dari bagaimana mereka menempatkan Tuhan dalam hati mereka.

  Lidia

  Kisah Para Rasul 16:14 memperkenalkan Lidia, seorang "penjual kain
  ungu". Ia adalah seorang pedagang dan karena itu adalah seorang
  wanita pengusaha. Dari semua catatan yang ada diketahui, ia adalah
  seorang pengusaha yang sangat berhasil.

  Setelah Lidia percaya kepada Tuhan, ia dan seisi rumahnya dibaptis.
  Kemudian ia membuka rumahnya menjadi tempat berkumpul bagi
  jemaat-jemaat lain. Paulus dan rekan-rekannya dapat mengabarkan
  Injil dan menguatkan iman jemaat karena keramahtamahannya, yang
  diberikan di sela-sela kesibukan jadwal usahanya (Kisah Para Rasul
  16:15,40).

  Filipi merupakan kota Eropa pertama yang diinjili Paulus selama masa
  penginjilannya. Lidia memberikan teladan yang begitu baik sehingga
  belakangan Paulus menulis kepada gereja yang sudah berdiri di Filipi
  -- berterima kasih kepada jemaat atas kebaikan hati dan dukungan
  mereka (Filipi 4:14-20).

  Semangat keramahtamahan dan kebaikan hati yang ditunjukkan oleh
  Lidia menjadi ciri khas gereja di zaman Paulus.

  Priskila

  Priskila, wanita lain yang disebutkan dalam Perjanjian Baru,
  menunjukkan kepada kita bahwa seorang wanita yang sudah menikah juga
  dapat terlibat secara aktif dalam bekerja dan juga dalam
  penginjilan.

  Paulus bertemu dengannya dan Akwila, suaminya, di Korintus (Kisah
  Para Rasul 18:1-3). Ia bekerja sama dengan suaminya dalam pekerjaan
  pembuatan tenda. Karena Paulus juga bekerja dalam bidang yang sama,
  rasul ini menetap dan bekerja sama dengan mereka. Priskila juga
  mengadakan perjalanan dan bekerja sama dengan suaminya sebagai
  penginjil.

  Belakangan, ketika Paulus meninggalkan Siria, pasangan suami istri
  itu menemaninya (Kisah Para Rasul 18:18). Paulus meninggalkan mereka
  di Efesus. Hal tersebut mungkin langkah yang menguntungkan, karena
  di sinilah pasangan ini dapat mengajarkan Jalan Allah yang benar
  kepada seorang penginjil muda penuh semangat bernama Apolos (Kisah
  Para Rasul 18:24-26).

  Apolos menjadi salah satu penginjil gereja yang paling aktif. Ia
  mampu mempertahankan pesan sejati Tuhan karena ketekunan Priskila
  dan Akwila. Mereka bersedia menempatkan Tuhan sebagai pusat
  kehidupan mereka sebagai suami istri dan sebagai rekanan usaha.

  Debora

  Hakim-hakim 4:4 memberitahu kita bahwa pada waktu itu Debora,
  "seorang nabiah, istri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang
  Israel." "Orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya"
  ketika ia "duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel
  di pegunungan Efraim." (Hakim-hakim 4:5)

  Meskipun kita tidak punya informasi tentang tahun-tahun awal
  kehidupan Debora, kita sudah tahu bahwa ia adalah seorang nabiah
  yang menghakimi rakyat. Inilah seorang wanita menikah yang juga
  menjadi seorang hakim. Ia memberikan perintah kepada seorang
  panglima, Barak bin Abinoam, untuk mengerahkan pasukan melawan musuh
  mereka. Ketika Barak bersikeras agar Debora maju perang bersamanya,
  Debora tidak ragu-ragu. Ia pergi barsama tentara ke medan perang
  dengan sama beraninya seperti wanita zaman sekarang mana pun dalam
  ketentaraan.

  Debora mendengarkan panggilan Tuhan dengan saksama (Hakim-hakim 4:6-7)
  dan menunjukkan kualitas kepemimpinannya dengan memercayakan
  tugas-tugas kepada orang-orang yang sesuai. Ia rela pergi menghadapi
  bahaya demi umat Tuhan (Hakim-hakim 4:9-10) dan mengilhami tentara
  Israel untuk memerangi musuh iman (Hakim-hakim 4:14-16).

  Dalam segala yang dilakukannya, Debora menempatkan Tuhan sebagai
  pusat tindakan dan kepercayaannya.

  Lainnya

  Tentu saja ada contoh-contoh lain wanita di tempat kerja seperti
  putri-putri Salum yang bekerja di bidang bangunan; jenis pekerjaan
  yang didominasi oleh pria bahkan menurut ukuran zaman sekarang. Ini
  dicatat dalam Nehemia 3:12.

  Wanita-wanita itu bekerja memperbaiki tembok Yerusalem bersama
  dengan ayah mereka, menggunakan bakat mereka dan mempersembahkan
  waktu mereka demi umat Tuhan.

  Dalam dunia medis, ada dua bidan terkenal bernama Sifra dan Pua,
  wanita-wanita takut akan Tuhan yang mempertaruhkan hidup mereka
  dengan tidak mematuhi perintah langsung Firaun, dengan cara
  membiarkan bayi-bayi lelaki orang Ibrani tetap hidup (Keluaran
  1:15-17).

  Dengan melakukan ini, umat Israel terpelihara dan rencana-rencana
  Tuhan bagi bangsa pilihan-Nya tidak terganggu oleh rancangan jahat.

  Memusatkan Perhatian Pada Tuhan Lebih Dulu

  Para wanita dalam contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita bahwa,
  dalam apa pun yang kita lakukan, pertama-tama kita harus memusatkan
  perhatian pada Tuhan, dan segala sesuatunya akan berjalan sendiri.

  Lidia tidak menelantarkan usahanya tetapi ia memprioritaskan
  waktunya secara berbeda. Ia mencari waktu untuk mempersembahkan
  rumahnya sebagai pusat jemaat-jemaat di sekitarnya dan hal tersebut
  merupakan sesuatu yang sangat penting baginya.

  Priskila rela mencabut sendiri akarnya, membangun rumahnya di
  tempat-tempat yang berbeda seperti kaum nomaden zaman dulu, supaya
  bisa membantu Paulus dan penginjilan. Ia menerima ketidakpastian
  yang pasti ditimbulkan oleh kehidupan seperti itu, dan ia mampu
  mendukung suaminya dalam usaha dan kehidupan rohani mereka ke mana
  pun mereka pergi.

  Debora juga mengesampingkan kehidupan berkeluarganya untuk
  sementara, ketika Tuhan memerlukannya untuk menyemangati tentara-Nya
  agar mengalahkan musuh mereka. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk
  menjawab panggilan Tuhan.

  Wanita-wanita ini mendorong dan mengilhami kita untuk
  mempersembahkan waktu kita, talenta kita, dan hidup kita bagi Tuhan
  dan umat-Nya.

  Kita hidup di masa-masa yang sulit, dan kehidupan bisa jadi penuh
  tekanan. Banyak yang terjebak dalam perjuangan tanpa akhir untuk
  meraih kehidupan yang lebih baik -- gaya hidup yang lebih baik! --
  bagi keluarga kita. Suami istri tiba pada kesimpulan bahwa mereka
  berdua harus bekerja demi alasan-alasan ekonomi.

  Pasar terus-menerus mendorong kecenderungan ini, menawarkan
  peralatan baru, teknologi baru, dan mode pakaian atau dekorasi baru.
  Media massa terus-menerus menentukan gambaran keberhasilan kepada
  kita. Para penguasa bisnis, bintang film, musisi -- mereka adalah
  orang-orang yang penuh gaya, makmur, pintar, dan kaya yang
  mencirikan keberhasilan dalam dunia modern kita. Karenanya,
  orang-orang yang tidak memiliki hal-hal itu terpacu untuk
  mendapatkannya. Kita semua, pria dan wanita, bekerja dalam
  lingkungan yang begitu materialistis.

  Saat berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih baik bagi keluarga
  kita dan diri kita sendiri, kita harus mengingat prioritas kita.
  Kita tidak boleh membiarkan diri kita dikuasai oleh kebutuhan untuk
  bertahan hidup atau untuk terus meningkatkan gaya hidup kita sampai
  melupakan hal-hal lainnya.

  Yesus Menyuruh Kita agar Tidak Khawatir

  Ingatlah nasihat Yesus dalam Matius 6:26-34. Di sini, Tuhan kita
  memberitahukan agar kita jangan khawatir akan hidup kita, "apa yang
  hendak [kita] makan atau minum." Dia bertanya bukankah hidup itu
  "lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada
  pakaian."

  Bapa yang di surga memberi makan burung-burung di langit sekalipun
  mereka "tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
  dalam lumbung". Perhatikanlah kemegahan bunga bakung di ladang.
  Mereka tampak lebih indah daripada Salomo dalam segala kemegahannya.
  Yang paling penting, Yesus memberitahu kita, ialah: "Carilah dahulu
  kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan
  kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena
  hari besok mempunyai kesusahannya sendiri."

  Wanita-wanita berhasil yang disebutkan di atas paham benar akan hal
  ini. Mereka mampu membagi waktu dan menetapkan prioritas untuk
  memutuskan mana yang penting bagi mereka. Dalam ayat di atas, Tuhan
  menyuruh kita untuk menaruh dahulu kerajaan Allah di dalam hati
  kita. Ketika kita melakukannya, segala hal akan berjalan sendiri
  karena Tuhan menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan.

  Contoh yang diberikan Yesus adalah contoh yang sederhana. Apa yang
  lebih indah dan sederhana daripada burung-burung yang beterbangan
  bebas di udara atau bunga-bunga liar yang bermekaran di padang?
  Kebutuhan dasar kita, demikian pula, sederhana.

  Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita pikir kita
  butuhkan. Kadang-kadang ada perbedaan di antara kedua hal itu. Oleh
  karena itu, selagi berusaha membuktikan diri sebagai wanita dalam
  masyarakat modern ini, kita harus ingat untuk menjaga agar pusat
  perhatian dan prioritas kita tetap berada di tempat yang benar.

  Kita harus senantiasa menaruh Tuhan di tempat pertama dalam hati
  kita (Matius 6:33), secara teratur meminta nasihat Bapa kita di
  surga melalui doa dan saat teduh (Mazmur 55:17), menguji hati kita
  sendiri untuk memutuskan apa yang tepat pada waktu tertentu
  (Pengkhotbah 3:1), dan menjaga diri kita selalu sehat secara rohani
  (Efesus 6:11). Baru setelah itulah kita dapat menjaga keseimbangan
  sebagai wanita-wanita yang dipilih Tuhan untuk maksud-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul majalah: Warta Sejati, Edisi 48/1 - 2006
  Judul artikel: Wanita di Tempat Kerja Mendahulukan Tuhan
  Penulis: Yvonne Chan
  Penerbit: Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia,
            Jakarta
  Halaman: 17 -- 22
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA 2

                     WANITA KARIER vs WANITA DPR

  Berbagai seminar mengenai wanita karier telah diadakan. Namun, toh
  hingga saat ini belum satu pun yang mampu menjawab pergumulan para
  wanita secara tuntas. Mereka tetap bermasalah: "karier" atau "DPR
  alias dapur", khususnya di Indonesia.

  Munculnya wanita-wanita di posisi puncak, memang membuat kaum pria
  kagum sekaligus was-was. Sehingga, tidak heran bila sekelompok pria
  mencari-cari "titik rawan" mereka. Wanita dianggap kurang praktis
  cara berpikirnya, emosional, rentan, mudah terpengaruh keadaan, dan
  lain-lain. Di lain pihak, menurut penelitian yang dilakukan oleh
  Universitas Montreal, Kanada, hal-hal yang dianggap rawan tadi
  justru menonjol pada kaum wanita. Aneh, bukan?

  Tetapi bagaimanapun juga, seorang wanita dengan peran ganda: karier
  sekaligus dapur, memiliki kecenderungan terlibat lebih banyak
  masalah dibandingkan mereka yang belum/tidak berumah tangga.
  Kesehatan anak, tinggal serumah dengan mertua, suami sering bertugas
  ke luar kota dan seterusnya, semuanya itu dapat menjadi sebab stres
  yang berat. Hal ini sedikit banyak pasti memengaruhi pemikiran atau
  sikap di tempat kerjanya, sekalipun ia termasuk jenis wanita "besi"
  yang tak acuh terhadap lingkungan rumah tangga.

  Mazmur 128:3 menyebut wanita bersuami sebagai "buah anggur" yang
  manis (tutur kata dan hatinya), dan yang dahannya tidak cukup kokoh
  untuk membangun fondasi bangunan. Jelas, bahwa istri tidak wajib
  bahkan tidak dianjurkan menjadi tulang punggung keluarga (yang harus
  bekerja mati-matian mencari nafkah dari pagi hingga malam hari)
  sementara suami dan anak-anak terabaikan.

  Di bagian lain, 1 Petrus 3:1-7 memaparkan bahwa istri diwajibkan
  untuk menggali keindahan batiniahnya, menyerahkan harapannya
  sepenuhnya kepada Allah, serta mengasihi dan tunduk kepada otoritas
  suami sebagai wakil Allah di bumi. (Dan suami wajib tunduk pada
  Kristus, tentunya).

  Walaupun begitu, Amsal 31:10-31 dengan jelas menggambarkan istri
  yang ideal: mengatur rumah tangganya sekaligus bekerja dengan rajin.
  Ia tahu persis kapan suami dan keluarganya membutuhkan kehadirannya.
  Begitu pula ia tahu kapan harus keluar rumah dan bekerja. Ia bukan
  hanya pandai membagi waktu, tetapi terlebih lagi ia mahir menyokong
  suaminya. Ia tunduk kepada suaminya, tetapi juga tidak malas
  memikirkan masa depan keluarganya. Sungguh luar biasa, suami dan
  anak-anaknya memuji dan menyebutnya berbahagia!

  Wanita memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Tapi sebenarnya
  hanya satu panggilannya: melayani. Di tangannya, porsi pilihan itu
  harus diambil; kapan ia memutuskan untuk lebih banyak melayani di
  dalam rumah tangganya, dan kapan ia harus berada di luar rumahnya.
  Masing-masing memiliki dasar pertimbangan sesuai dengan kondisi
  keluarga, usia anak-anak, kebutuhan masyarakat sekitar, tingkat
  ekonomi, tingkat pendidikan, dan yang terpenting panggilan Tuhan.

  Ada satu bagian dalam Alkitab yang menceritakan keperkasaan seorang
  wanita dalam hal menyelamatkan sebuah bangsa, dialah Ratu Ester. Ia
  mengambil peranan mahapenting untuk menolong rakyatnya, satu bidang
  pelayanan yang besar sekali. Pertimbangannya harus matang benar.
  Karena salah langkah sedikit, dapat mengorbankan rumah tangganya.
  Tetapi kita tahu bagaimana Allah akhirnya memakai Ester untuk
  melayani dan menyelamatkan bangsa Yahudi, sekaligus Allah juga
  memperkokoh rumah tangganya!

  Melalui contoh-contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
  pergumulan wanita bersuami tidak sesederhana berkata: "Aku ingin
  menjadi wanita karier!" atau sebaliknya. Masing-masing perlu berdoa,
  mempertimbangkan, lalu memutuskan pilihannya.

  Sukses wanita tidak ditentukan oleh tempat maupun jenis
  pekerjaannya, tetapi oleh kesungguhannya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Manajemen Kristen: 29 Kiat Sukses dalam Karier
  Judul artikel: Wanita Karier Vs Wanita DPR
  Penulis: Arif Suryobuwono & M. Kurniawati Prayitno
  Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta - YASKI Jakarta,
  Halaman: 69 -- 71
______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

         APA YANG DIBUTUHKAN OLEH SETIAP WANITA YANG BEKERJA

  "Maka Allah damai sejahtera... memperlengkapi kamu dengan segala
  yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam
  kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus." (Ibrani
  13:20-21)

  Marilah hari ini kita menenangkan diri untuk:
  - memeriksa perlengkapan kita guna menghadirkan Kristus di tempat
    kerja dan
  - merenungkan bagaimana Tuhan bisa memakai kita dalam pekerjaan
    kita.

  Tahun lalu, gedung kantor tempat saya bekerja terbakar. Bank yang
  ada di samping gedung kantor kami berbaik hati memberi kami ruang
  kantor untuk digunakan sejak kebakaran itu sampai kami dapat
  menyusun sesuatu.

  Di sanalah kami berada, seluruh karyawan perusahaan di ruang kantor
  yang kami pinjam -- tanpa persediaan dan peralatan. Semuanya telah
  terbakar. Kami tidak punya pensil, komputer, kalkulator, ataupun
  mesin ketik. Tidak ada kertas catatan, telepon, ataupun lemari.

  Dalam beberapa hari, bank dan penyuplai rutin kami menyediakan apa
  yang kami butuhkan supaya bisa beroperasi lagi. Tetapi ini menjadi
  tantangan yang aneh karena pada hari pertama kami mulai menjalankan
  bisnis tanpa persediaan dan peralatan.

  Bisnis, baik itu besar maupun kecil, tergantung pada peralatan
  tertentu supaya bisa berjalan. Baik itu toko binatu yang memiliki
  mesin penyetrika, uap pembersih, mesin cuci, dan pengering, ataupun
  rumah sakit yang memiliki peralatan yang mahal dan kompleks; setiap
  bisnis tetap memerlukan peralatan yang tepat.

  Dalam tulisannya kepada gereja di Efesus, Rasul Paulus membicarakan
  tentang apa yang orang Kristen perlukan supaya benar-benar memiliki
  perlengkapan untuk berperang melawan tentara dunia. Daftar yang dia
  berikan adalah "ikat pinggang kebenaran", "baju zirah keadilan",
  "perisai iman", "ketopong keselamatan", dan "pedang Roh". (Efesus
  6:14-17)

  Bagaimana dengan wanita Kristen dalam dunia kerja? Perlengkapan apa
  yang diperlukan supaya bisa dengan efektif dan efisien mencerminkan
  Kristus kepada orang-orang di sekitar kita? Berikut daftar yang
  harus diperhatikan.

  1. Rak buku.
     Tempat kerja kita harus memunyai ruang untuk firman Tuhan. Akitab
     adalah penuntun manual kita, tidak peduli pekerjaan apa yang kita
     lakukan. Penuntun ini lebih penting daripada buku pegangan
     pekerja, petunjuk manual divisi, atau bahkan brosur kecil tentang
     "Apa yang harus dilakukan saat darurat". Kita harus menemukan
     tempat untuk firman Tuhan dalam hati kita dan di tempat kerja
     kita bila kita benar-benar "bekerja" untuk Dia.

  2. Skala/pengukur.
     Kita perlu mengukur hal-hal yang kita katakan dan lakukan sebelum
     kita mengatakan dan melakukannya. Apakah perkataan dan tindakan
     kita itu seperti yang Kristus contohkan? Apakah perkataan dan
     tindakan itu memuliakan Tuhan dan membawa kebaikan bagi orang
     lain?

  3. Keranjang sampah.
     Kita akan lebih baik bila membuang luka lama, kekecewaan yang
     membelenggu, frustrasi-frustrasi kecil, dan iritasi yang terjadi
     setiap hari supaya tidak mengotori pikiran kita dan membuang
     energi kita. Keranjang sampah juga merupakan tempat terbaik untuk
     menyimpan perasaan-perasaan yang tidak terampuni yang merusak
     hubungan kerja kita.

  4. Cermin.
     Memeriksa balok di mata kita sendiri (Matius 7:3) menolong kita
     supaya tidak memusatkan pikiran pada kekurangan dan kegagalan
     orang lain.

  5. Cap pos.
     Kita perlu dicap dan disegel oleh Roh Kudus dalam setiap langkah
     kita sebagai surat Kristus (2 Korintus 3:3) kepada dunia yang
     belum percaya. Melalui kita, Roh Kudus membawa pesan Kristus dan
     teladan-Nya kepada orang-orang di sekitar kita. Apakah kita surat
     yang penuh dengan kabar baik dan harapan bagi orang-orang yang
     bekerja sama dengan kita, ataukah kita dicap dengan "meterai yang
     kurang" karena kita terlalu sibuk untuk melakukan pekerjaan-Nya?

  6. Tabungan.
     Alkitab memanggil kita untuk menyisihkan penghasilan kita untuk
     pekerjaan Tuhan. Menurut sejarah, perintah Tuhan kepada umat-Nya
     adalah untuk memenuhi kebutuhan orang yang miskin, lapar, sakit,
     tidak punya rumah. Sebagian dari kita yang memiliki kemampuan
     untuk bekerja memiliki kewajiban untuk berbagi dengan mereka yang
     tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

  7. Balon.
     Saat hari demi hari perhatian dan tekanan menenggelamkan kita,
     kita membutuhkan sesuatu untuk mengangkat hati kita ke tingkat
     yang lebih tinggi. Sebuah balon mengingatkan kita bahwa kita
     adalah "orang asing" (Mazmur 119:19), tidak terikat oleh
     batasan-batasan dunia.

  8. Gelas ukur.
     Sebagai orang Kristen, tujuan kita bukanlah untuk mengukur
     seberapa besar hasil yang kita peroleh dari orang lain, tetapi
     untuk memastikan bahwa kita memberi mereka "takaran yang baik,
     yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar" (Lukas
     6:38).

  9. Sepasang sepatu lari.
     Kita harus tetap berlomba. Ada yang terlalu mendesak untuk urusan
     dengan Tuhan. Kita tidak bisa menunggu sampai orang lain
     melakukannya atau sampai keadaan aman, atau sampai kita menjadi
     raksasa rohani atau ahli alkitab yang bisa menjawab semua
     pertanyaan. Sekaranglah saatnya bertindak, dan kita berlari --
     bukan berjalan -- karena kita mengerjakan Kerajaan Allah.

  10. Jam alarm.
      Tenggelam dalam pekerjaan memang menggiurkan. "Sebab itu baiklah
      kita jangan tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
      dan sadar."

  Ada yang harus kita kerjakan. Marilah kita benar-benar diperlengkapi
  untuk bekerja! (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Desktop Devotions for Working Woman
  Judul asli artikel: What Every Working Woman Needs
  Penulis: Elsa Houtz
  Penerbit: Navpress, Colorado 1991
______________________________________________________________________
- EDISI BERIKUTNYA

  Menjadi orang tua bukan merupakan hal yang mudah, karena mereka
  harus bisa memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Namun
  terkadang kita melihat ada beberapa orang tua yang "gagal" dalam
  mengasuh anak-anaknya. Hal ini terkadang diakibatkan oleh
  ketidakmampuan orang tua dalam memahami dan berkomunikasi dengan
  anaknya, sehingga ketika ada sedikit masalah, bisa memicu sebuah
  pertengkaran yang hebat.

  Mengingat pentingnya peran orang tua dalam membesarkan dan mendidik
  anak-anak yang telah Tuhan berikan bagi mereka, maka dalam edisi 43
  dan 44 mendatang, kami sengaja mengangkat topik seputar anak dan
  orang tua. Harapan kami agar melalui bahan-bahan yang akan kami
  sajikan, dapat menambah wawasan setiap orang tua dalam mendidik
  anak-anak mereka.

______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
<wanita(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org>
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita/
Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu
Kontributor: Santi Titik Lestari
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Wanita 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org