Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/49

e-Wanita edisi 49 (2-12-2010)

Sukacita Natal

____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                     TOPIK: Sukacita Natal
                     Edisi 49/Desember 2010
______________________________________________________________________
                              MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Semangat Natal: Merayakan Pemberian Kasih Allah
- DUNIA WANITA: Lagu Kesukaan Bagi Dunia
- WAWASAN WANITA: Buat Ucapan Terima Kasih yang Bermakna
- POTRET WANITA: Perempuan Sunem -- Wanita dalam Alkitab
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Natal disambut meriah oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia.
  Dengan penuh sukacita orang-orang Kristen berkumpul, menghias pohon
  Natal, menyiapkan hidangan istimewa dan bertukar kado. Anak-anak
  kecil pun tersenyum lebar saat menerima kado-kado Natal mereka. Akan
  tetapi, kita tahu bahwa sukacita Natal tidak hanya terletak baik
  pada hiasan Natal maupun kado saja. Elisabet dalam Perjanjian Baru
  menyadari sukacita Natal yang sesungguhnya. Dia menyambut Maria
  dengan Bayi yang dikandungnya dengan sorak-sorai karena dia tahu
  janji Allah akan sang Penyelamat akan digenapi (Lukas 1:41-45)!

  Pada edisi e-Wanita kali ini, kami mengajak Sahabat Wanita untuk
  merenungkan sejenak apa sebenarnya sukacita Natal itu. Simak juga
  sebuah kisah menginspirasi di balik lagu "Joy to The World". Kami
  juga menyajikan kisah "Perempuan Sunem" dalam kolom Potret Wanita.
  Kiranya sajian kami dapat melengkapi semangat Natal Sahabat Wanita.
  Selamat membaca.

  Staf Redaksi e-Wanita,
  Truly Almendo Pasaribu
  http://wanita.sabda.org
  http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________

  Pemberian kudus yang bermakna, kemenyan mengungkapkan Allah mereka.
  emas menyingkapkan Raja segala raja, dan mur menunjukkan jasad-Nya.

  -Prudentius-
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

          SEMANGAT NATAL: MERAYAKAN PEMBERIAN KASIH ALLAH

  Suasana Natal sudah terasa di mana-mana. Baik di gereja, juga di
  mal. Lampu-lampu Natal dan hiasan-hiasannya mulai terpasang dan
  terpajang. Kumandang lagu-lagu Natal pun semakin bisa terdengar
  kalau kita berjalan di sepanjang koridor toko-toko di pusat
  perbelanjaan modern. Itukah semangat Natal?

  Beberapa waktu lalu saya menonton film yang mencoba mengangkat
  cerita klasik karya Charles Dicken "A Christmas Carol", ke alam
  modern. Kisah ini menampilkan sosok Scrooge yang membenci Natal
  karena hanya menghambur-hamburkan uang. Melalui serangkaian mimpi
  yang dialaminya -- ia dibawa ke masa lalunya, berpindah ke masa
  sekarang, dan akhirnya ke saat kematiannya -- ia disadarkan telah
  kehilangan hal berharga selama ini, yaitu semangat Natal untuk
  memberi dan berbagi dengan keluarganya (keponakannya) dan dengan
  orang-orang lain. Jadi semangat Natal adalah berbagi dan memberi?

  Sayang sekali kisah yang mengharukan tadi hanya memberikan kulit
  luar dari semangat Natal sesungguhnya. Semangat berbagi dan memberi
  bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan pada siapa saja,
  tanpa penghayatan yang sungguh-sungguh akan pemberian terbesar
  sepanjang sejarah dan yang memberikan dampak kekekalan. Semangat
  berbagi dan memberi bisa terjadi karena motivasi mendapatkan
  keuntungan balik bagi yang memberi dan berbagi.

  Namun semangat Natal bukan sekadar berbagi dan memberi. Semangat
  Natal sesungguhnya adalah semangat Kasih yang mengurbankan diri demi
  kebaikan orang lain. Semangat itu bukan semangat manusiawi melainkan
  semangat ilahi, semangat yang dilandaskan pada kasih ilahi.

  Semangat Natal nyata lewat pengurbanan terbesar Bapa dengan
  memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi keselamatan isi dunia ini.
  Pemberian Bapa adalah pemberian kurban. Bukan hanya memberikan
  Anak-Nya untuk manusia; Anak-Nya sendiri mengurbankan diri-Nya untuk
  memberi kehidupan kepada orang berdosa. Mengapa Ia memberikan
  Anak-Nya yang tunggal, yang terkasih buat kita? Karena Ia menganggap
  kita juga sebagai umat-Nya yang terkasih. Pada masa Perjanjian Lama,
  Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan anak-Nya,
  umat Israel, untuk menjadi terang keselamatan bagi bangsa-bangsa
  lain. Umat Israel disebut harta kesayangan Allah. Namun, keberadaan
  umat kesayangan Allah itu adalah untuk menyatakan kasih Allah juga
  kepada bangsa-bangsa lain. Itulah fungsi Israel sebagai model bangsa
  yang kudus dan kerajaan imamat untuk membawa bangsa-bangsa lain
  menyembah satu-satunya Allah sejati.

  Allah mengasihi Anda, sama seperti Dia mengasihi Anak-Nya sedemikian
  sehingga Ia rela mengurbankan Anak-Nya demi Anda dan saya
  diperdamaikan kepada-Nya. Inilah yang kita rayakan pada hari Natal.
  Kasih yang bukan hanya nyata pada satu waktu 2000 tahun yang lalu,
  tetapi yang meluas sepanjang kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus di
  dunia ini. Tetapi kasih itu tidak berhenti di sini. Kasih Allah
  adalah kasih yang terus menerus merengkuh manusia sepanjang zaman.

  Semangat Natal dilandasi oleh pemberian Allah yang bukan pemberian
  berefek satu kali melainkan berefek kekal bagi yang menerimanya.
  Efek kekal itu adalah pengampunan dosa, pelepasan dari kematian
  rohani, dan kekekalan hidup sebagai anak-anak-Nya. Saat kita memberi
  kado kepada kekasih kita, atau keluarga terdekat, atau teman
  terkarib, yang kita berikan apa pun itu selalu memiliki masa
  kedaluwarsa. Makanan paling tahan beberapa hari atau minggu. Pakaian
  mungkin lebih panjang umurnya, demikian juga dengan buku, peralatan
  rumah tangga, dst.. Bahkan ketika kita memberi perhiasan, rumah,
  tabungan, dan banyak lagi harta yang memiliki masa pakai yang sangat
  panjang, tetap saja tidak selama-lamanya. Apa yang menyebabkan
  pemberian itu menjadi begitu berharga? Karena di balik pemberian itu
  ada kasih. Kasih yang menyertai atau yang menggerakkan pemberian itu
  jauh lebih panjang bahkan ketika pemberian itu sendiri sudah tidak
  ada. Demikian kenang-kenangan dari pemberian manusia. Namun, kasih
  Allah dan pemberian-Nya karena kasih itu, kedua-duanya kekal. Dia
  tidak pernah berhenti mengasihi anak-anak-Nya, dan pemberian-Nya
  memastikan setiap anak-Nya akan merasakan dan menikmati kasih-Nya
  secara kekal. Kristus adalah pernyataan kasih Allah, sekaligus
  pemberian Allah sebagai kepastian kita menikmati kasih kekal-Nya.
  Adakah yang lebih besar dan dahsyat daripada kasih seperti ini.
  Semangat Natal sejati tidak pernah berakhir.

  Semangat Natal adalah berbagi dengan semua orang akan kasih dan
  pemberian Allah bagi umat manusia. Natal bukan hanya milik orang
  Kristen karena Kristus datang ke dalam dunia untuk semua manusia,
  tidak membedakan latar belakang, budaya, bangsa, dan bahasa, bahkan
  status sosial.

  Natal pertama dirayakan oleh sejumlah kecil gembala Efrata bersama
  dengan para malaikat di surga. Natal kedua mungkin oleh para majus,
  raja-raja dari Timur yang merayakannya bersama dengan tanda bintang
  yang bersinar terang.

  Natal harus dirayakan bukan dengan sikap eksklusif, tetapi dengan
  mengundang setiap orang masuk dalam anugerah keselamatan Allah.
  Natal menjadi kesempatan buat setiap Kristen berbagi Kristus kepada
  tetangganya. Natal menjadi peluang buat setiap anak Tuhan melayani
  sesama, termasuk mereka yang tersisih dan dipandang sebelah mata
  oleh orang dunia, dan juga mereka yang berada di lembah kenistaan
  dan dosa.

  Natal adalah merayakan Pemberian Kasih Allah. Entah sudah kali ke
  berapa Anda dan saya merayakan Natal. Entah masih ada berapa kalikah
  kesempatan Anda dan saya merayakan Natal. Jangan-jangan, tahun ini
  yang terakhir! Kalau tahun ini adalah perayaan Natal Anda yang
  terakhir, bagaimana Anda akan merayakan Natal? Apakah sekadar
  bertukar hadiah, beramal sedekah kepada mereka yang kekurangan,
  atau membagikan Kristus, hadiah terbesar, dengan efek kekal untuk
  semua orang tanpa memandang bulu?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buletin: PARTNER, Tahun XXIII, Edisi 6, 2009
  Penulis: Hans Wuysang
  Penerbit: Yayasan Pancar & Pijar Alkitab
  Halaman: 1 -- 2 dan 15
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA

                       LAGU KESUKAAN BAGI DUNIA

  Dari tahun 1712 sampai dengan tahun 1748, kota London adalah tempat
  kediaman dua orang pria yang terkenal semasa hidupnya, dan yang
  masih tetap terkenal sampai sekarang. Mereka adalah Isaac Watts dan
  George F. Handel. Kedua orang itu hidup melajang. Dalam Westminster
  Abbey, yaitu gereja kenegaraan di Britania Raya, terdapat ukiran
  yang mengingatkan orang-orang akan mereka.

  Walau ada sekian banyak kesamaan dalam kisah hidup kedua warga kota
  London itu, mereka akan heran seandainya mengetahui bahwa hasil
  karya mereka berdua akan terpadu menjadi salah satu lagu Natal yang
  paling disukai di seluruh dunia.

  Mengapa mereka akan heran? Bagaimana hasil karya mereka berdua
  terpadu menjadi satu? Pertanyan-pertanyaan itulah yang akan dijawab
  dalam kisah di bawah ini.

  Saduran Mazmur

  Apakah umat Kristen biasa menyanyikan mazmur pada hari Natal? Tidak,
  bukan? Memang ada aliran gereja yang masih berpendapat bahwa sumber
  utama nyanyian rohani hanyalah Kitab Mazmur. Dalam gereja seperti
  itu, syair-syair rohani dari zaman Perjanjian Lama dianggap kurang
  cocok untuk perayaan kelahiran sang Juru Selamat.

  Walaupun demikian, hampir semua aliran gereja -- yang mengutamakan
  nyanyian mazmur maupun yang tidak -- sudah biasa menyanyikan mazmur
  pada hari Natal. Mengapa? Karena lagu Natal karangan Isaac Watts
  yang kita bahas saat ini adalah saduran Mazmur pasal 98.

  Pada masa hidup Isaac Watts, kebanyakan gereja di negara Inggris
  sangat terikat pada Kitab Mazmur. Lagu-lagu rohani yang lain tidak
  diterima. Sayang sekali, terjemahan Kitab Mazmur yang dipakai pada
  masa itu kurang baik. Tidak mengherankan jika nyanyian jemaat pada
  masa itu kurang bersemangat!

  Isaac Watts berusaha memperbaiki keadaan itu melalui dua cara yang
  berbeda. Ia mengarang banyak nyanyian pujian yang hingga kini masih
  terdengar di seluruh dunia. Ia juga menggarap kembali isi Kitab
  Mazmur.

  "Mengapa kita harus menyanyikan nama-nama tempat di tanah Palestina
  yang belum pernah kita lihat?" tanya Dr. Watts. "Mengapa kita harus
  menyanyi tentang busur dan panah, tentang perang dengan tombak dan
  pedang? Mengapa Raja Daud, pengarang utama Kitab Mazmur, tidak boleh
  diajak bicara seperti orang masa kini?"

  Justru itulah yang dilakukan oleh Isaac Watts. Pada tahun 1719 ia
  menerbitkan koleksi lagu rohani yang berjudul: Mazmur Daud dalam
  Bahasa Perjanjian Baru dan Diterapkan Pada Keadaan dan Kebaktian
  Umat Kristen.

  Di antara syair-syair lagu itu ada yang sudah menjadi lagu pilihan
  umat Kristen di seluruh dunia. Salah satu di antaranya adalah sebuah
  lagu Natal yang penuh sukacita. Lagu itu digubah berdasarkan Mazmur
  98:4-9.

  Si Gemuk dari Jerman

  Pria yang satunya lagi, yang juga tinggal di kota London pada masa
  Dr. Watts menjadi seorang pendeta dan sastrawan ternama, bernama
  George F. Handel; ia lahir pada tahun 1685 dan meninggal pada tahun
  1759. Seperti Isaac Watts, George F. Handel juga akan heran
  seandainya ia tahu bahwa hasil karya mereka berdua di kemudian hari
  akan terpadu menjadi sebuah lagu yang sangat indah dan yang akan
  tetap mengalun pada setiap hari Natal.

  George Handel lahir di negeri Jerman; ibunya putri seorang pendeta.
  Sejak kecil ia sudah diajarkan isi Alkitab. Oleh ayahnya, George
  dilarang belajar musik. Tetapi bakat musiknya begitu mendarah daging
  sehingga tidak mungkin dapat terus dipendam. Ia sering bangun tengah
  malam, lalu memainkan piano kecil -- pelan-pelan -- agar ayahnya
  tidak terjaga. Akhirnya orang-orang mengetahui bahwa George Handel
  memunyai bakat musik yang cemerlang. Mereka membujuk sang ayah
  supaya rela menerima bakat bocah kecil itu.

  Pada umur sebelas tahun, George Handel sudah mulai mengarang musik.
  Ia belajar dari guru-guru besar di Jerman dan di Italia. Setelah
  merantau beberapa tahun di Italia dan berkeliling dari negara yang
  satu ke negara yang lain, akhirnya ia menetap di Inggris. Pada waktu
  itu ia berumur 27 tahun.

  Banyak orang Inggris tidak begitu menyukai George Handel. Badannya
  besar -- ia memang gemar makan makanan yang lezat --, pakaiannya
  agak mentereng, suaranya keras, logat Jermannya begitu khas. Ia
  sering marah-marah kepada orang-orang yang berbantah-bantahan
  dengannya.

  Tidak mengherankan kalau kebanyakan anggota gereja di Inggris tidak
  memandang dia sebagai teladan seorang Kristen. Ia hanya dihormati
  sebagai musikus besar. Tetapi sesungguhnya di balik penampilan
  luarnya yang agak kurang menyenangkan itu, ia seorang pengikut
  Kristus yang saleh dan setia.

  Musik Surgawi

  Setelah membuat banyak opera (drama dengan musik) dan berbagai
  karangan lainnya, George F. Handel mulai menulis oratorium (kantata
  agung, atau gubahan musik berdasarkan isi Alkitab). Seorang pemimpin
  Kristen pernah menawarkan Handel susunan ayat untuk diterapkan pada
  musik karangannya. Handel menolak tawaran itu dengan ucapan yang
  cukup tajam. "Saya tahu isi Kitab Suci; saya sanggup memilih sendiri
  ayat-ayat yang cocok!"

  Oratorium hasil G.F. Handel dengan judul "Ratu Ester, Raja Saul, dan
  Bangsa Israel di Mesir" dipentaskan di teater umum, bukan di gereja.
  Itulah sebabnya banyak orang Kristen menentang
  pertunjukan-pertunjukan itu. "Tidak pantas kalau isi firman Tuhan
  dipentaskan di atas panggung," keluh mereka. Lalu mereka sengaja
  menjadwalkan kegiatan gereja pada hari dan jam yang sama dengan
  pertunjukan oratorium karangan George Handel.

  Karangan Handel yang terbesar, oratorium Mesias, diciptakannya dalam
  waktu 24 hari saja. Selama hari-hari itu ia sering lupa makan dan
  lupa tidur. Selama itu juga ia tidak keluar dari rumahnya, satu kali
  pun tidak. Pernah ada seorang pelayan rumah tangga yang membawakan
  makanan baginya. Ia melihat komponis yang berbadan besar itu
  berjalan kian ke mari di kamarnya. Saat itu George Handel sedang
  berseru, "Haleluya! Haleluya!" sambil berurai air mata. Di kemudian
  hari, musikus itu bersaksi: "Rasanya seluruh isi surga terbentang di
  depan mata saya, dan saya melihat Yang Mahabesar!"

  Tetapi G.F. Handel sudah mendapat "pelajaran" dari pengalamannya
  yang sudah-sudah. Ia tidak mau menimbulkan permusuhan lagi dengan
  umat Kristen. Maka ia memutuskan untuk tidak mementaskan oratorium
  Mesias di kota London. Naskah musik yang tebal itu hanya disimpan
  saja di laci meja tulisnya.

  Pada tahun 1724 George Handel mendapat kesempatan untuk pergi ke
  Dublin, ibu kota Irlandia. Di sanalah oratorium Mesias dipanggungkan
  untuk yang pertama kalinya. Dari sana pulalah oratorium yang paling
  agung itu berkeliling mengitari bola bumi. Siapakah yang belum
  pernah mendengar lagu "Haleluya!" yang sangat terkenal itu, atau
  gubahan lainnya dari oratorium Mesias?

  Sebagai seorang musikus Kristen yang sungguh-sungguh mempersembahkan
  bakatnya kepada Tuhan, sikap hati George F. Handel tercermin melalui
  suatu peristiwa yang terjadi beberapa tahun kemudian -- setelah
  oratorium Mesias menjadi tenar:

  Seorang bangsawan Inggris mengucapkan selamat kepada George Handel
  atas "hiburan" yang diberikannya kepada hadirin melalui pementasan
  oratorium itu.

  Jawab G.F. Handel, "Pak, saya menyesal kalau hanya menghibur mereka
  saja; maksud tujuan saya ialah menjadikan mereka orang-orang yang
  lebih baik."

  Menjelang akhir hidupnya, George F. Handel menjadi buta. Namun ia
  masih sanggup memainkan orgel dan memimpin konser. Sesuai dengan doa
  permohonannya, ia meninggal pada hari Jumat Agung tahun 1759,
  "supaya saya dapat bertemu dengan Tuhan dan Juru Selamat saya tepat
  pada hari kebangkitan-Nya," demikianlah kata-kata George Handel
  menjelang akhir hidupnya.

  Baru Dipadukan Satu Abad Kemudian

  Pada tahun 1836, hampir satu abad sejak George F. Handel maupun
  Isaac Watts meninggal, seorang musikus Amerika bernama Lowell Mason
  (1792-1872) memadukan hasil karya mereka berdua sehingga menjadi
  lagu "Kesukaan Bagi Dunia" yang kita kenal sekarang. Lowell Mason
  adalah seorang yang giat sekali mengarang, juga giat menyusun
  kembali lagu-lagu karangan orang lain.

  Dua bagian oratorium Mesias karangan George F. Handel rupanya
  disatukan oleh Lowell Mason sehingga menjadi melodi yang diterapkan
  pada "saduran" Mazmur 98 karangan Isaac Watts. Nyanyian itulah yang
  selalu terdengar pada setiap hari Natal: lagu "Kesukaan Bagi Dunia".

  Pada masa hidupnya, Isaac Watts mungkin termasuk orang Kristen yang
  tidak begitu setuju kalau musik yang bertemakan Alkitab dipentaskan
  di teater umum. Tetapi Tuhanlah yang tahu hati manusia. Tentu saja,
  Isaac Watts dan George F. Handel akan merasa senang seandainya dapat
  mendengar hasil karya mereka berdua berkumandang dari tahun ke tahun
  saat umat Kristen merayakan kedatangan sang Juru Selamat.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kisah Nyata di Balik Lagu Pilihan
  Judul artikel: Lagu Sukacita Seluruh Dunia
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Jakarta 2007
  Halaman: 357 -- 363
______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

               BUAT UCAPAN TERIMA KASIH YANG BERMAKNA

  Saya kira orang-orang majus itu tidak tahu arti simbolis di balik
  persembahan mereka. Hal yang mereka ketahui dengan jelas adalah
  mereka membawa hadiah yang bernilai tinggi -- emas, kemenyan, dan
  mur adalah harta yang langka di dunia kuno. Itu adalah hadiah yang
  patut dipersembahkan pada seorang raja, yang memang dicari
  orang-orang majus itu.

  Namun kita tidak tahu, apakah selain membawa hadiah, orang-orang
  majus juga datang untuk menyembah raja rohani (dengan emas), imam
  (dengan kemenyan untuk penyembahan), atau nabi (dengan mur,
  rempah-rempah untuk membalsam jenazah). Sebagai orang asing, Yesus
  jelas tidak akan menjadi nabi, imam, atau raja mereka pada saat itu,
  seandainya pun mereka menyadari sifat-sifat ini sebagai hal yang
  pasti dalam hidup-Nya!

  Hadiah yang Anda terima, sampai batas tertentu, mungkin mengandung
  arti bagi Anda yang lebih daripada yang dimaksudkan pemberinya.
  Merupakan kejutan yang menyenangkan bagi pemberi hadiah ketika Anda
  melihat arti "tersembunyi" itu dan mengetahuinya lewat kartu ucapan
  terima kasih.

  1. Apakah ada teman atau kerabat yang memberi Anda hadiah minyak
     wangi atau produk pribadi dengan aroma harum lainnya?
     "Persahabatan denganmu adalah keharuman yang manis dalam hidup
     saya. Terima kasih untuk hadiah ini yang mengingatkan saya pada
     hal itu!", 2. Apakah Anda menerima hadiah yang praktis dan indah untuk rumah
     Anda? "Terima kasih kau telah membantu saya membuat rumah saya
     menjadi tempat yang menyenangkan.", 3. Apakah Anda menerima sesuatu yang hidup, misalnya tanaman atau
     hewan peliharaan? "Kehidupan itu berharga dalam tiap bentuknya,
     dan hidupmu jelas sangat berharga bagi saya. Terima kasih untuk
     kehadiranmu dalam hidup saya."

  Dengan mencari dimensi lain dari sebuah hadiah, Anda mengalihkan
  perhatian Anda sendiri, begitu juga perhatian sang pemberi hadiah,
  kembali pada kenyataan bahwa di balik semua pertunjukan dan kegiatan
  luar pada musim Natal, persahabatan adalah harta yang tidak
  ternilai.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul asli: 52 Simple Ways to Make Christmas Special
  Judul terjemahan: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Penulis: Jan Dargatz
  Penerjemah: Esther S. Mandjani
  Penerbit: Inter Aksara
  Halaman: 165 -- 167
______________________________________________________________________
- POTRET WANITA

               PEREMPUAN SUNEM -- WANITA DALAM ALKITAB

  2 Raja-Raja 4:8-37

  Perempuan Sunem adalah wanita yang kaya dan dihormati di
  tengah-tengah masyarakat. Demikian Alkitab menggambarkannya.

  Kita melihat seorang pemimpin dalam Debora, kita melihat wanita
  pendoa dalam Hana, kita melihat wanita pintar dalam Abigail, dan
  kita melihat wanita yang kaya dan dihormati di tengah-tengah
  masyarakat dalam perempuan Sunem. Ini memberikan gambaran yang benar
  tentang pandangan Alkitab terhadap wanita.

  Perempuan Sunem adalah wanita yang baik hati. Rahasia untuk menerima
  berkat dari Allah adalah dengan menjaga hati dengan benar, penuh
  kasih dan lepas dari kepahitan.

  Perempuan Sunem menggunakan kebaikan dan kekayaannya untuk menghibur
  nabi (2 Raja-Raja 4:8-10). Karena kebaikannya, Dia diberkati seorang
  anak. Peristiwa tersebut sesuai dengan janji Allah (Matius 10:41)

  Perempuan Sunem memunyai tiga kualitas yang penting untuk setiap
  wanita Allah:

  * kepuasan,
  * kebaikan hati (belas kasihan),
  * ketabahan.

  Kehidupan perempuan Sunem mengajarkan pelajaran-pelajaran berharga
  tentang ketiga kualitas penting ini.

  Kepuasan (1 Timotius 6:1-10)

  Ketika Elisa menanyakan perempuan Sunem itu apa yang bisa dia
  lakukan untuknya. Dia menyatakan bahwa sebenarnya dia sudah bahagia
  dengan apa yang dimilikinya (2 Raja-Raja 4:11-13).

  Dia adalah wanita yang kaya dan mempunyai banyak alasan untuk
  bersukacita. Kita semua selalu memunyai hal-hal yang dapat kita
  syukuri kepada Allah. Fokuslah pada segala sesuatu yang baik yang
  telah dianugerahkan Allah kepada Anda. Ini merupakan rahasia dari
  hati yang bahagia dan penuh ucapan syukur. Hati perempuan Sunem yang
  penuh rasa syukur dan rasa terima kasih membuka pintu kepada banyak
  berkat di kehidupannya. Apakah Anda hidup dengan rasa syukur?

  Dengan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya,
  alih-alih mencemaskan tentang hal-hal yang tidak dia miliki,
  perempuan Sunem dapat puas menikmati berkat-berkat saat ini dan
  menerima lebih banyak.

  Kebaikan Hati dan Hati yang Berbelas Kasih (Roma 5:5)

  Kasih Allah berbeda dengan cinta yang dibicarakan di dunia ini.
  Kasih Allah di hati kita mendorong kita untuk melakukan pekerjaan
  Allah.

  Mencintai Allah berarti menyediakan tempat bagi pekerjaan dan
  umat-Nya. Kebaikan perempuan Sunem membantu pelayanan Elisa. Bahkan
  Yesus dibantu oleh wanita-wanita yang melayani-Nya (Roma 8:2:3).
  Bagaimana Anda mengizinkan kasih yang telah Allah tanamkan dalam
  hati Anda untuk membantu pekerjaan dan umat-Nya. Wanita-wanita
  senantiasa memunyai tempat istimewa untuk melayani Kristus dan
  tubuh-Nya.

  Dengan mencurahkan kasihnya kepada nabi Allah, perempuan Sunem
  menerima berkat yang bahkan tidak dia minta.

  Ketabahan (Lukas 18:1-6)

  Setan dan pengikutnya akan selalu mencoba mencuri berkat Allah
  kepada Anda. Ini adalah tugas pribadinya (Yohanes 10:10). Jangan mau
  menerima apa pun yang kurang dari apa yang Allah sudah berikan
  kepada Anda. Bacalah kisah tentang ketabahan wanita Sunem yang
  mengusahakan agar anaknya hidup kembali (2 Raja-Raja 4:8). Dia
  mempunyai ketabahan yang tidak dilemahkan oleh waktu.

  Wanita Allah memerlukan ketabahan. Akan tiba waktunya setan berusaha
  mencuri sesuatu yang Allah ingin anugerahkan kepada kita. Ini adalah
  waktu untuk bergantung pada firman Allah untuk melawan setan (Efesus
  6:13). Roh Kudus dalam diri Anda akan menguatkan Anda untuk
  melakukannya, saat Anda menyiapkan hati Anda untuk bergantung pada
  firman Allah. (t/Uly)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: The Living World Library
  Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=171&type=bible
______________________________________________________________________
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
  < wanita(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita
Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita
Twitter e-Wanita: http://twitter.com/sabdawanita
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Wanita / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org