Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/63 |
|
e-Wanita edisi 63 (7-7-2011)
|
|
_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ TOPIK: Mendidik Anak dengan Cerita Edisi 63/Juli 2011 MENU SAJI DUNIA WANITA: AYAH IBU MENDONGENGLAH POTRET WANITA: IZEBEL -- WANITA DALAM ALKITAB STOP PRESS: DAPATKAN BUNDEL BULETIN PARAKALEO! Shalom, Upaya mendidik anak membutuhkan penanganan yang serius. Dalam hal ini, orang tua memiliki peranan yang besar terhadap pendidikan anak- anaknya. Banyak metode yang dapat digunakan oleh orang tua untuk memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap anaknya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendidik adalah melalui cerita. Mendidik anak dengan cerita ini dimuat dalam sajian kami kali ini. Kiranya dapat bermanfaat. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati. Redaksi e-Wanita, Fitri Nurhana < http://wanita.sabda.org/ > DUNIA WANITA: AYAH, IBU, MENDONGENGLAH Pada umumnya hampir setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak senang mendengarkan dongeng atau cerita. Anak-anak selalu gembira mendengar dongeng. Mereka bahkan dapat "dijinakkan" dengan menjanjikan dongeng-dongeng yang baik. Bila ayah, ibu, atau kakek bercerita, tidak berarti anak hanya semata-mata mendengarkan saja. Melalui kegiatan ini, orang tua lebih mendekatkan diri dengan si anak karena adanya sentuhan, pandangan mata, nada suara, dan ekspresi muka. Sejak anak masih bayi, ia turut merasakan bahwa kata-kata ibu merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk didengar. Mungkin orang akan lupa pada dongeng yang pernah didengarnya semasa kecil. Namun, suasananya akan tetap terkenang. Misalnya ketika anak dewasa ia masih ingat betul bau tembakau pipa kakek yang gemar mendongeng itu. Dongeng merupakan salah satu alat yang ampuh dalam dunia pendidikan. Dongeng dapat memberi berbagai kesan kepada seorang anak. Karenanya pelajaran yang dapat ditarik dari suatu dongeng ada bermacam-macam. Dongeng dapat menjadikan seorang anak sedih, gembira, marah, atau takut. Pelaku-pelaku dalam dongeng itu ada yang baik untuk di contoh, ada pula yang menggambarkan kebejatan tabiat yang harus dijauhkan dari kehidupan. Dengan dongeng, anak akan berkenalan dengan nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kesucian, kerendahan hati, kejahatan, kerakusan, dan lain-lain. Lewat aplikasi dongeng yang sederhana, bisa ditanamkan dalam diri anak rasa cinta akan nilai-nilai kehidupan yang positif, serta menyingkirkan yang negatif. Jelas bahwa dongeng merupakan salah satu sarana yang lebih mempercepat dan menciptakan keakraban antara anak dan orang tua. Dengan mendongeng orang tua mendidik anak untuk "mendengarkan" dan "bertanya" -- dua sikap yang dalam pergaulan dikenal sebagai sikap yang menumbuhkan keakraban. Dongeng dapat memperkenalkan sesuatu yang belum diketahui. Dengan mendongeng, seseorang akan lebih berhasil menerangkan sesuatu. Dongeng dapat juga menancapkan pelajaran tertentu kepada pikiran orang lain. Anak-anak biasanya dapat mengambil kesimpulan dari dongeng yang baru diberikan. Setiap dongeng memberikan sesuatu kesan atau pelajaran -- ada kesan yang buruk, ada pula pelajaran yang baik. Meskipun orang tua mendongeng dengan sangat canggung, anak akan tetap menghargai dongeng orang tuanya lebih dari cerita-cerita lainnya, karena dongeng-dongeng orang tua bersifat spontan, tersendiri, dan langsung bisa dinikmati. Dongeng yang berhasil merupakan suatu seni yang erat hubungannya dengan menulis. Ia memerlukan latihan, daya khayal, daya asosiasi pikiran, serta kemampuan untuk dapat menggunakan semua hal yang dia ketahui dan dialami oleh orang tua. Salah satu keuntungan mendongeng ialah orang tua dapat menyesuaikan isinya dengan kebutuhan dan tingkat kepandaian, serta usia anak. Misalnya bagi anak-anak prasekolah, buku-buku bergambar dan berwarna, disertai kata-kata yang pendek serta jelas, akan lebih mudah untuk dimengerti. Sedangkan untuk anak yang sudah mulai bersekolah, dapat dibacakan dari sebuah buku, karena sebuah dongeng atau cerita akan menarik bagi si anak bila ia dapat memahaminya. Lalu, berapa lama minat seorang anak tetap tergugah untuk mendengarkan sebuah dongeng? Menurut penyelidikan para ahli, anak akan bertahan selama 20 menit, karena setelah itu perhatiannya akan menurun, bahkan ada kemungkinan ia tidak mendengarkan sama sekali. Sebaiknya, orang tua tidak perlu membatasi dirinya dengan dongeng-dongeng yang menyangkut masalah moral saja. Ia dapat menjelaskan proses-proses suatu pekerjaan, gagasan-gagasan, pengalaman-pengalaman, dan petualangan-petualangan secara lebih jelas dan menarik, jika diberikan dalam bentuk dongeng daripada jika disajikan dalam bentuk keterangan fakta-fakta. Beberapa dongeng dapat diceritakan secara bertahap, tetapi setiap tahap tidak boleh berakhir pada puncak ketegangan dari suatu petualangan, seperti film-film seri di televisi. Akhirilah suatu tahap cerita dalam keadaan yang santai, dan biasanya anak akan menantinya dengan sabar untuk tahap cerita yang berikutnya. Di samping sebagai sarana pendidikan, dongeng pun merupakan hiburan untuk anak. Di samping itu minatnya terhadap buku juga akan tergugah. Dongeng yang dipilih sebaiknya yang dapat dikembangkan oleh si pendongeng. Tentu saja tanpa kehilangan inti dari jalan ceritanya. Anak-anak mengetahui bahwa dongengnya tidak masuk akal, tetapi mereka tetap menyenanginya. Namun demikian, orang tua seyogianya dapat membedakan mana cerita yang baik dan tidak baik, sebelum disuguhkan kepada anak-anaknya. Ada tiga jenis dongeng atau cerita yang pada dasarnya tidak baik. Pertama cerita porno. Umumnya, orang-orang muda sangat tertarik pada cerita cabul. Tetapi, itu sangat merusak moral muda-mudi karena mereka tergoda dan terangsang akan hal-hal yang porno, sehingga tidak mustahil dapat menjebloskan mereka kepada perbuatan mesum. Kedua, cerita jin. Cerita jin tidak baik, sebab bisa menakutkan bagi anak-anak dan dapat mengurangi kepercayaan tentang adanya Tuhan dan malaikat. Ketiga, cerita yang mengagungkan kejahatan. Cerita yang memuji kejahatan tidak baik karena anak-anak cenderung mengikuti makna buruk tersebut. Jelasnya, jangan sekali-kali menceritakan suatu dongeng yang meninggikan kejahatan. Menceritakan orang jahat yang kemudian menjadi orang besar sangat merugikan. Tidak mustahil anak-anak ingin berbuat jahat supaya menjadi orang besar. Selain itu ada tiga jenis cerita yang cukup baik dan yang disenangi anak-anak. Pertama adalah cerita anak-anak yang sudah merupakan tradisi. Ini adalah dongeng yang diceritakan kepada kita sewaktu kita masih kecil dan telah diturunkan dari suatu generasi ke generasi lainnya. Ia dapat berupa cerita anak-anak, dongeng-dongeng mengenai kehidupan binatang-binatang, ataupun perumpamaan-perumpamaan, yang ketika sampai di tangan kita, sebagian masih utuh dan sebagian lagi sudah berubah pada saat peralihan generasi yang lebih tua ke generasi penerusnya. Dongeng tersebut akan memberikan suasana akrab bagi anak. Kedua, mengenai masa kecil orang tua sendiri yang berisikan petualangan-petualangan, kesulitan-kesulitan, bahkan juga kekhilafan-kekhilafan. Kenangan seperti itu, dapat lebih mengeratkan hubungan anak dengan orang tuanya, asalkan orang tua mau bersikap jujur mengenai dirinya sendiri. Malahan cerita ini dapat memberikan pengertian tentang diri sendiri, yang mungkin tidak akan dapat mereka peroleh dengan cara lain. Ketiga, cerita yang disusun berdasarkan keadaan pada suatu waktu tertentu. Ada suatu pola tertentu dalam cerita jenis ini, walaupun sebaiknya jika memungkinkan orang tua memulai dari pola-pola yang jelas. Orang tua dapat mulai mendongeng dengan uraian tentang seorang anak manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan dan mengembangkan suatu keadaan yang beralasan. Cerita-cerita lainnya yang dapat ditentukan menurut suasana yang berkembang yaitu cerita tentang keamanan, kebersihan, ketepatan, ketelitian, dan bermacam-macam persoalan dalam masyarakat. Pelajaran dan teguran akan jauh lebih mudah untuk diajarkan, jika diberikan dalam bentuk cerita yang menarik. Mendongengkan dan didongengi pada hakikatnya berarti bersama-sama menyelam ke dalam suatu kisah, mendengarkan, belajar bahasa, mengembangkan daya khayal, dan merasakan suasana yang hangat dan nyaman, karena duduk berdekatan dan berdesakan. Bila anak mulai besar, mulailah ia belajar mengemukakan pendapat dan menambah perbendaharaan kata-katanya lewat kegiatan ini. Diambil dari: Judul buku: Butir-butir Mutiara Rumah Tangga Judul artikel: Ayah Ibu Mendongenglah Penulis: Alex Sobur Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1987 Halaman: 185 -- 189 POTRET WANITA: IZEBEL - WANITA DALAM ALKITAB 1 Raja-raja 16-22; 2 Raja-raja 9-10, dan Wahyu 2:20 Izebel adalah wanita jahat yang menentang segala sesuatu yang mewakili Allah. Tindakan-tindakan Jahat Izebel Tokoh-tokoh utama dalam kehidupan Izebel terpengaruh oleh tindakan-tindakan jahatnya. Ahab, raja dan juga suaminya, adalah orang berkemauan lemah yang didominasi oleh istrinya untuk melakukan banyak hal yang jahat (1 Raja-Raja 21:25). Izebel mendorong Ahab untuk menyembah berhala-berhala, sedangkan dia sendiri memastikan semua nabi Allah (yang dapat ditangkapnya) dibunuh (1 Raja-Raja 18:4). Dia memerhatikan nabi-nabi Baal dengan memberikan mereka akses langsung ke takhta kekuasaan (1 Raja-Raja 18:19) Dominasi Izebel terhadap suaminya adalah penyebab langsung kejatuhan seluruh bangsa Israel ke dalam dosa penyembahan berhala. Alhasil, seluruh bangsa itu menderita kelaparan karena kurangnya hujan. Ini adalah penghakiman Allah kepada mereka (1 Raja-Raja 17). Ketika Elia membunuh semua nabi Baal di Gunung Karmel, Izebel langsung bereaksi mengenai kasus ini. Dia mengancam untuk mengambil nyawa Elia. Elia tahu bahwa ancaman ini bukanlah ancaman belaka dan dia lari untuk menyelamatkan nyawanya. Nabi perkasa Allah yang membangkitkan orang mati dan meminta api Tuhan turun itu ketakutan dan bahkan tertekan karena tindakan Izebel. (1 Raja-Raja 18). Izebel tidak hanya menyembah berhala, tetapi dia juga terlibat dalam praktik sihir. Dia menggambarkan kekuatan kegelapan. Nabot memiliki sebuah kebun Anggur. Ahab menginginkannya, tetapi Nabot menolak menjual lahan milik keluarganya itu kepada raja. Izebel segera ikut campur dan menyuruh orang membunuh Nabot untuk memenuhi keinginan Ahab yang egois. Pada titik ini, Izebel sendirilah yang berkuasa atas bangsa Israel. Ahab, sang raja, hanyalah bonekanya saja (1 Raja-Raja 21). Pada akhirnya, Allah mengirimkan Elia untuk mengatakan hukuman atas Ahab dan Izebel. Ahab akan meninggal dan darahnya akan dijilati oleh anjing-anjing; keturunannya pun dilenyapkan (1 Raja-Raja 21:17-22; 1 Raja-Raja 22:29-40; 2 Raja-Raja 10). Izebel sendiri akan dimakan oleh anjing-anjing (1 Raja-Raja 21:23-28; 2 Raja-Raja 9:30-37). Setelah kematian Ahab, Izebel hidup cukup lama sebelum penghakiman Allah menjeratnya. Selain penyembahan berhala, praktik sihir, dan kejahatannya yang nyata, dia juga memiliki roh dominasi dan rayuan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya (2 Raja-Raja 9:30). Tidak ada catatan yang menyatakan Izebel bertobat. Dia melakukan banyak kejahatan. Pelajaran utama dari kehidupannya adalah jangan pernah iri kepada para pelaku kejahatan, walaupun mereka terlihat begitu nyaman melakukannya. Orang-orang jahat biasanya hidup lama. Allah memberikan mereka kesempatan untuk bertobat. Jika mereka tidak bertobat, maka kehancuran menunggu mereka. Diambil dari: Nama situs: The Living Word Library Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=162&type=bible Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 7 April 2011 STOP PRESS: DAPATKAN BUNDEL BULETIN PARAKALEO! Buletin Parakaleo berisi tulisan-tulisan dari penulis dan konselor Kristen yang telah berpengalaman dalam bidangnya, seperti Yakub Susabda, Esther Susabda, Paul Gunadi, dan Paul Soetopo. Buletin Parakaleo ini diterbitkan oleh Departemen Konseling Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia sejak tahun 1984 hingga tahun 2007 [buletin ini sekarang sudah tidak terbit lagi]. Saat ini tersedia bundel Buletin Parakaleo yang berisi 56 edisi (lengkap). Jika Anda berminat untuk mendapatkan bundel buletin Parakaleo ini, silakan mengisi form pemesanan di bawah ini. Pesanan Bundel Parakaleo akan dikirim lewat pos ke alamat pemesan (mohon tulis alamat yang lengkap). Sebagai ganti biaya cetak dan ongkos kirim, pemesan bisa memberikan sumbangan sukarela lewat transfer Bank: Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati ----------------> potong di sini <------------------- FORM PEMESANAN BUNDEL PARAKALEO Nama Pemesan: Alamat lengkap: Kota: Kode Pos: No. HP: Email: Jumlah yang dipesan: .... bundel (masing-masing berisi 56 edisi -- lengkap) ----------------> potong di sini <------------------- Kirimkan kembali form ini dan bukti transfer ke: ==> konsel(at)sabda.org Atau kirimkan data Anda lewat SMS ke: 088-1297-9100 Kontak: < wanita(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/wanita > Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |