Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/88

e-Wanita edisi 88 (19-7-2012)

Mendisiplinkan Anak

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                      TOPIK: Mendisiplinkan Anak
                         Edisi 88/Juli 2012

MENU SAJI
DUNIA WANITA: ANAK NAKAL DIHUKUM ATAU DIBERI PELAJARAN?
POTRET WANITA: RIBKA -- WANITA DALAM ALKITAB
STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!

Shalom,

Sebagai orang tua, mungkin Anda pernah merasa "frustrasi" melihat
tingkah laku yang ditunjukkan buah hati Anda. Jika Anda tidak dapat
mengendalikan emosi, tanpa disadari Anda dapat melukai perasaan anak
Anda. Mungkin maksud Anda baik, namun bukan begitu penerimaan si anak.
Artikel yang telah kami persiapkan akan membahas bagaimana seharusnya
orang tua bersikap terhadap anak-anak mereka, ketika mereka melakukan
suatu kesalahan. Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >

       DUNIA WANITA: ANAK NAKAL DIHUKUM ATAU DIBERI PELAJARAN?

Seorang gadis cilik mengambil alat tulis dan menulis di dinding. Bosan
menulis di dinding, ia mengambil paku dan beralih ke mobil ayahnya
yang ada di garasi. Mobil itu baru dibeli. Catnya masih mulus sekali.
Gadis cilik itu kemudian mencoret-coret dinding mobil dengan paku.
Ayahnya sedang tidak menggunakan mobil itu ke kantor karena menurut
radio, jalan sedang macet. Ia dengan istrinya menggunakan sepeda
motor, supaya tidak terhalang oleh kemacetan lalu lintas.

Sepulang dari kantor, gadis cilik itu dengan gembira memberi tahu
ayahnnya, bahwa ia sudah membuat gambar yang bagus di dinding. Ia juga
menunjukkan kepada ayahnya bahwa gambar yang lebih bagus telah
dibuatnya di dinding mobil. Ayahnya amat terkejut dan marah melihat
coretan di mobil barunya. Tanpa pikir panjang, sang ayah memukuli
tangan kanan anaknya. "Dengan tanganmu ini, kamu coret-coret mobil
sampai rusak. Kamu harus dihukum!" Anak gadisnya menjadi ketakutan dan
menangis minta ampun. Namun, sang ayah terus saja memukuli tangan anak
itu.

Malam harinya, anak itu dibiarkan tidur di kamar asisten rumah
tangganya. Keesokan harinya, asisten rumah tangganya memberitahukan
bahwa tangan gadis cilik itu membengkak, tetapi ayahnya berkata,
"Biarkan saja!" Asisten rumah tangga itu diam dan merasa kasihan. Anak
itu mengeluh, tetapi tidak berani lagi menangis karena takut
kalau-kalau dipukul oleh ayahnya lagi.

Hari berikutnya, asisten rumah tangganya memberitahukan bahwa gadis
cilik itu demam. Panasnya tinggi sekali. Ia menganjurkan supaya dibawa
ke dokter. Sang ayah masih berkeras. Hari berikutnya, karena panasnya
tidak turun-turun, terpaksa anak itu dibawa ke dokter. Dokter kemudian
memeriksa dan mengatakan bahwa tangan anak itu infeksi dan harus
diamputasi. Sang ibu dan ayah terkejut sekali. Mereka tidak menyangka
berakibat seperti itu. Mereka lalu berkata, "Apakah tidak ada jalan
lain, Dok? Misalnya, dengan pengobatan?" Namun dokter menjawab, "Sudah
terlambat, Pak."

Ketika anak itu dibawa ke meja operasi, ia terus minta ampun. Ia
menangis di pelukan ibunya dan mengatakan bahwa ia tidak akan
mengulanginya lagi. Dokter menyuntiknya dan melakukan operasi. Sesudah
tangan kanan anak itu dioperasi dan ia sadar, ia berteriak, "Ampun,
Pak! Ampun! Saya tidak akan melakukannya lagi. Kembalikan tanganku!
Kembalikan tanganku!" Anak itu menangis melihat tangannya yang sudah
buntung. Kedua orang tuanya pun turut menangis. Mereka semuanya
menangis.

Itukah yang Dimaksud dengan Pelajaran?

Apa perbedaan "disiplin" dengan "pelajaran"? Apakah sang ayah sudah
memberikan sebuah "pelajaran" kepada anak gadisnya? Atau,
pendisiplinankah yang dilakukannya? Untuk memberikan pelajaran kepada
anak itu, supaya ia jangan sembarang menulis, karena harga pengecatan
mobil begitu mahal, haruskah seorang anak diberi pelajaran untuk
mendisiplinkan tangannya yang lancang?

Ketika sang ayah memukul tangan anak itu, mungkin ia berpikir ini
sebuah pelajaran penting baginya. Tangannya yang melakukan dan tangan
itu harus diajar untuk melakukan sesuatu yang baik, bukan sesuatu yang
merugikan. Sebenarnya, ia lebih tampak hendak mengajarkan sebuah
"konsep" kehidupan kepada anak itu, bukan sebuah pelajaran atau
prinsip hidup. Hukuman "berat" yang diberikan kepada anaknya bernuansa
dendam dan kemarahan yang meluap, bukan sebuah pelajaran maupun
disiplin.

Anak itu belum mampu membedakan dinding rumah atau lantai rumah dengan
dinding kendaraan. Ia belum mampu menimbang harga pengecatan dengan
perilaku yang dianggap salah. Pemahamannya belum ada, sehingga itu
bukan sebuah pelajaran dan disiplin baginya. Ganjarannya, ia harus
menderita seumur hidupnya. Kalau seorang anak belum mengerti tentang
sesuatu, lalu dihukum, itu bukanlah sebuah pelajaran, kecuali anak itu
sudah paham sebelumnya, lalu melawan, itu baru namanya disiplin.
Setidaknya, sebuah disiplin berupa koreksi atas tindakan yang salah.

Jenis Disiplin

Alkitab tidak sepi dari tindak disiplin. Banyak contoh dalam Alkitab
yang memberikan pelajaran berupa disiplin kepada umat-Nya.
Kadang-kadang Tuhan mendisiplin umat pilihan-Nya supaya mereka
kembali kepada ajaran yang pernah diberikan-Nya kepada mereka. Bukan
hanya anak-anak yang patut didisiplinkan, para pemimpin, raja, dan
bahkan nabi pun perlu didisiplin dan diberi pelajaran. Raja Salomo
dalam Amsal 13:24 menulis, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci
kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada
waktunya."

Ada rotan untuk memukul pantat seorang anak yang nakal. Hal itu akan
membuatnya sadar tentang sesuatu pelajaran, karena tindakan salah yang
dilakukannya sudah diketahuinya dan itu tidak pantas untuk dilakukan.
Kalau kesalahan itu dibiarkan saja tanpa disiplin, kemungkinan anak
akan menjadi manja dan menganggap bahwa kesalahan itu bukanlah sesuatu
yang serius. Anak perlu "dihajar pada waktunya", kata Salomo. Kapan
waktu yang tepat itu? Orang tua harus dapat membedakan disiplin fisik
kepada anak-anaknya sesuai dengan tingkat usia mereka. Perlu juga
diperhatikan bagaimana hukuman itu diberikan; apakah secara pribadi
atau langsung di depan orang lain. Jika dilakukan di depan orang lain,
hukuman itu akan memberikan efek psikologis kepada anak karena hal itu
membuatnya malu di depan orang lain.

Disiplin atau hukuman, bagaimanapun kecilnya, haruslah berdasarkan
kasih. Hukuman yang dijatuhkan dalam emosi yang tidak terkendali akan
melukai anak itu secara fisik dan psikologis. Jika anak sampai
mengalami cedera, itu berarti orang tua tidak berhasil menanamkan
disiplin ke dalam diri mereka. Hukuman rotan di pantat mungkin hanya
cocok bagi anak yang berusia 12-13 tahun. Apa pun yang hendak
diajarkan kepada anak yang melakukan perilaku menyimpang, haruslah
disertai alasan yang tepat.

Jenis yang kedua adalah disiplin dengan konsekuensi. Sifat dari jenis
disiplin ini adalah menghasilkan akibat yang baik, yaitu untuk
memulihkan anak pada suasana semula, pada jalan yang baik dan benar.
Sebagai contoh, anak Anda meminjam mobil Anda dan Anda mengizinkannya
menggunakan mobil itu sampai waktu yang disetujui. Namun, anak itu
menggunakannya tidak seperti yang dijanjikan. Anda tidak lagi
mengizinkannya menggunakan mobil itu. Maksudnya, supaya kelak ia
menepati janji. Disiplin seperti itu disebut disiplin dengan
konsekuensi. Dengan alasan yang logis, anak dapat mengerti mengapa
kendaraan tidak boleh lagi dipakainya sesuka hatinya. Alasan seperti
itu dapat diterima anak.

Menegakkan Rasa Hormat

Komunikasi yang baik, yang tercipta di antara anggota keluarga, akan
mengurangi ketegangan. Kata-kata sindiran dan cemoohan, bahkan
kata-kata yang kasar, pada hakikatnya adalah cara yang kurang
mendidik. Bahasa yang sopan dan ramah, jauh lebih bermanfaat ketimbang
makian dan gerutu yang tidak keruan. Teguran semacam itu kurang
efektif, malahan akan merendahkan wibawa orang tua. Wibawa yang
merosot di mata anak-anak menunjukkan kepemimpinan yang tidak baik.

Anak-anak yang takut melihat orang tuanya, bukanlah petunjuk bahwa
mereka menyatakan rasa hormat kepada orang tua mereka. Rasa hormat
umumnya diperlihatkan dalam suasana penurutan yang sukarela dan dengan
senang hati karena sudah selayaknya ia menerima tanggung jawab dalam
keluarga. Kalau toh dihukum karena melakukan kesalahan yang tidak
disengaja, umumnya mereka mudah meminta maaf, dan orang tua harus
memaafkannya tanpa diikuti dengan nasihat yang panjang lebar.

Saat sang ayah dilanda emosi, sebuah disiplin yang baik, mungkin,
harus diserahkan kepada pihak ibu. Ibu dapat bertanya kepada anak,
"Kamu lebih suka dihukum oleh ayah atau oleh ibu?" Umumnya, anak akan
memilih didisiplin oleh ibunya ketimbang oleh ayahnya. Hukuman dari
ibu biasanya lebih mengandung "kasih" daripada ayah.

Disiplin yang baik, tepat, dan berguna adalah disiplin yang
menghasilkan rasa hormat anak kepada orang tuanya. Jika ia mengetahui
bahwa ia pantas mendapat ganjaran, ia akan menerimanya dengan hati
yang ikhlas, dan menghargai disiplin itu sebagai pelajaran yang baik
baginya. Ia menaruh hormat terhadap ayah dan ibunya, sekaligus beroleh
pelajaran yang mematangkan jiwanya.

Diambil dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, No.708, Februari 2005
Penulis artikel: tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup
Halaman: 17 -- 20

               POTRET WANITA: RIBKA -- WANITA DALAM ALKITAB

Kejadian pasal 24-27

Ribka, istri Ishak, adalah seorang wanita yang saleh, tetapi dia juga
memiliki kelemahan-kelemahan manusiawi.

Abraham, ayah Ishak, telah mengutus hamba kepercayaannya pergi ke
negeri dan sanak saudaranya untuk memilih istri bagi Ishak. Perlu
diingat bahwa Abraham sekarang tinggal di tanah Kanaan.

Hamba itu pergi ke negeri Abraham dan mencari petunjuk Allah. Dia
kemudian bertemu dengan gadis muda yang sangat saleh (Kejadian 24).

Ribka, yang murni dilandasi oleh kemurahan hati, mengambil air, bukan
saja untuk hamba itu melainkan juga untuk unta-untanya. Menyediakan
air untuk unta-unta yang haus adalah pekerjaan yang berat.

Ribka, yang digambarkan sebagai wanita yang sangat cantik, rela
bekerja keras tanpa mendapatkan keuntungan yang jelas. Dia adalah
wanita dengan karakter saleh. Seseorang yang sangat berharga di mata
Allah (1 Petrus 3:3-4).

Sebagai wanita Allah, investasi terbesar yang dapat Anda tanamkan
dalam kehidupan Anda adalah investasi karakter saleh
(1 Timotius 4:7-8). Izinkan firman Allah membentuk ulang kehidupan
Anda. Ketika Anda mencari Allah, Anda akan menerima pemenuhan
(1 Timotius 6:6). Ketika Anda mencari kerajaan Allah, semuanya akan
ditambahkan kepada Anda (Matius 6:33).

Ini adalah rahasia untuk kehidupan yang dipenuhkan -- rahasia yang
gagal diketahui oleh banyak wanita. Kesalehan Ribkalah yang membuka
pintu kepada nasibnya. Dia tidak duduk di sana dan mengeluh atas
situasi yang dihadapinya. Akan tetapi, dia mengizinkan kasih Allah
membentuk hidupnya. Ketika buah roh berakar dalam kehidupan Anda,
anugerah Allah pun akan mengikutinya (Galatia 5:22). Ketika Anda
mendekat kepada Allah, Allah akan mendekat kepada Anda. Ketika Allah
dekat dengan Anda, anugerah-Nya akan mengikuti Anda (Yakobus 4:8).

Setelah menyediakan air untuk hamba Abraham, Ribka meyakinkannya bahwa
ada cukup ruang di rumah orang tuanya untuk menampungnya dan
unta-untanya bermalam. Kebaikan hatinya memicunya untuk menolong
orang asing. Kebaikan menuntunnya pada berkat Allah (Ibrani 13:1-2).

Setelah hamba Abraham menjelaskan tujuannya kepada orang tua Ribka,
mereka setuju untuk menyerahkannya dalam pernikahan. Perhatikan bahwa
Ribka juga dimintai pertimbangan tentang keputusan ini.
Persetujuannyalah yang memungkinkan pernikahan itu terjadi. Kepekaan
Ribka menuntunnya untuk membuat keputusan yang benar (Kejadian 24:47-60).

Menurut kebudayaan saat itu, awalnya Ribka menerima anting-anting di
hidung. Hal ini jelas menandakan maksud hamba Abraham dan penerimaan
Ribka.

Wanita Allah, banyak keputusan dalam hidup yang harus Anda buat.
Terkadang memutuskan yang benar sangatlah penting. Semakin dekat Anda
dengan Allah, semakin baik kesempatan Anda membuat keputusan yang
benar.

Ribka mengikuti hamba itu kembali kepada Ishak dan menjadi istrinya
(Kejadian 24:66).

Hubungan yang dekat antara pria dan wanita dalam pernikahan sangatlah
penting. Bersama-sama, Anda dapat saling mendukung secara rohani,
fisik, dan emosi. Ketika salah seorang sedang terjatuh, seorang yang
lain dapat mengangkat orang tersebut.

Ishak dan Ribka hidup seperti ini. Ribka mandul dan Ishak berdoa
untuknya. Allah mendengar doanya (Kejadian 25:21). Setiap pasangan
perlu mengangkat satu sama lain dalam doa. Terkadang, doa Andalah yang
akan menolong pasangan Anda.

Ribka adalah wanita pendoa, yang sama seperti Ishak, berhubungan dekat
dengan Allah. Tentu saja, kita menyaksikan bahwa Ribka mencari wajah
Allah berkaitan dengan persoalan anak-anaknya dan dia mendapatkan
jawaban yang jelas (Kejadian 25:22-25). Mungkin Ribka mendapatkan
kembali kepercayaan dirinya setelah hamil.

Setiap pasangan perlu saling mendukung. Menerima dukungan dari
pasangan Anda bukanlah tanda kelemahan. Ribka tentunya dapat mendengar
langsung dari Allah tentang kelahiran anaknya, tetapi dia tetap
membiarkan Ishak mendukungnya. Saya pikir mereka berdua telah berdoa
bersama-sama. Ketika Ribka berkecil hati, Ishak mendukungnya dengan
lebih agresif.

Perhatikan bahwa saat seperti ini bukanlah masa yang mudah bagi
pasangan suami-istri. Bahkan dengan doa Ishak, mereka masih menunggu
selama dua puluh tahun pernikahan sebelum akhirnya Ribka memiliki anak
(Kejadian 25:19-21,26).

Kesabaran selalu diperlukan untuk menerima pemberian Allah. Kesabaran
adalah ketabahan hati manusia yang dipadukan dengan kasih karunia
Allah untuk memberi kita kemampuan mencari wajah Allah di dalam doa,
tanpa menyerah, sampai kita menerima jawaban (Yakobus 5:7-8). Ribka
adalah wanita yang sabar. Selain itu, dia adalah wanita yang tahu
bagaimana bersandar kepada suaminya. Ini adalah bagian dari
kekuatannya.

Anugerah Allah senantiasa diam dalam Ribka. Sebagai wanita yang
cantik, dia menghadapi masalah yang sama dengan yang dihadapi Sara.
Allah melindunginya (kejadian 26:7-11). Terkadang, Ishak menunjukkan
kelemahan yang sama dengan kelemahan ayahnya, Abraham. Dia dengan
sikap terlalu pengecut berbohong tentang identitas istrinya.

Wanita yang saleh harus mengetahui kelemahan-kelemahan suaminya dan
berdoa tentang hal itu. Jangan sediakan tempat bagi
kelemahan-kelemahan yang dapat memengaruhi atau bahkan menghancurkan
pernikahan Anda. Setiap manusia memiliki kelemahan. Kita tidak perlu
membenci kelemahan-kelemahan pasangan kita, tetapi menjaga pasangan
kita dalam doa untuk melawan kelemahan-kelemahan itu. Selanjutnya,
Ribka juga memperlihatkan kelemahan-kelemahannya.

Ribkalah yang mendorong Yakub, anaknya, menipu ayahnya dan mencuri
berkat saudaranya (Kejadian 27:2-13). Hal ini menyebabkan konflik
hebat dalam rumah tangganya (Kejadian 27:41-43).

Ishak dan Ribka membuat kesalahan yang sama, yang banyak orang tua
lakukan: mereka memunyai anak emas di antara anak-anak mereka. Hal ini
harus dihindari semua orang tua. Alhasil, tindakan seperti itu dapat
menyebabkan konflik di rumah tangga Anda, yang dapat berlangsung
selama bertahun-tahun. Anda telah diperingatkan! (tUlly)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: The Living Word Library
Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=169&type=bible
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 14 April 2011

      STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!

Kabar gembira! PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam)
< http://pesta.org > membuka kelas umum Pernikahan Kristen Sejati
(PKS). Bagi Anda yang sudah menikah, kelas ini sangat disarankan untuk
Anda ikuti. Melalui kelas PKS, Anda akan mempelajari pemikiran murni
berdasarkan Alkitab untuk mendapatkan pengertian yang benar tentang
pernikahan Kristen. Modul-modul pelajaran maupun diskusi dalam kelas
virtual akan mengupas bagian-bagian firman Tuhan yang membicarakan
tema-tema pernikahan.

Anda tertarik? Silakan daftarkan diri Anda ke < kusuma(at)in-christ.net >.
Setelah itu, Anda akan memperoleh modul yang dapat Anda pelajari
terlebih dahulu. Jika Anda sudah menyelesaikan pelajaran dan tugas
tertulis, maka lebih lanjut proses belajar akan dilakukan dalam kelas
diskusi. Harapan kami setiap peserta yang mengikuti kelas dapat
memupuk komitmen dan upaya yang lebih baik untuk menggarap kehidupan
pernikahan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Untuk mendapatkan Modul PKS, silakan akses bahannya di:
==> < http://pesta.org/pks_sil >

Tuhan memberkati!

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan
            Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org