Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kados/255

KADOS edisi 255 (25-5-2015)

KADOS Mei 4/2015

KADOS -- Edisi 255 (25 -- 31 Mei 2015)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Salam damai Yesus Kristus,                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Jika Anda mempunyai sahabat di dunia ini, pasti Anda sudah bisa 
merasakan betapa menyenangkan mempunyai seorang sahabat. Dalam 
persahabatan selalu ada keterbukaan, kepercayaan, dan kesetiaan. 
Bahkan, kita tidak perlu merengek-rengek kepada sahabat kita hanya 
supaya kita diberi tahu kisah-kisah hidupnya. Jika mempunyai sahabat 
di dunia saja sudah menyenangkan, terlebih lagi jika kita bersahabat 
dengan Yesus, Tuhan yang menyelamatkan banyak orang. Kita pasti akan 
sangat bersukacita karena Yesus tidak pernah menyembunyikan dari kita 
tentang hidup-Nya. Bahkan, kita tidak perlu memohon-mohon agar kita 
tahu keinginan-Nya. Maukah Anda bersahabat dengan Yesus? Selamat 
berdoa.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Pemimpin Redaksi KADOS,                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 
Santi T.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
< santi(at)in-christ.net >                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              
< http://doa.sabda.org >,
25 Mei 2015 -- Pendalaman Alkitab bagi Murid-Murid Kristen                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

Keberhasilan murid-murid Kristen tidak hanya diukur dari kecerdasan 
intelektual saja, tetapi juga dari pertumbuhan rohaninya. Untuk 
menolong murid-murid bisa mengalami pertumbuhan rohani yang benar, 
guru harus mengusahakan adanya aktivitas Pendalaman Alkitab (PA) 
secara rutin. Kegiatan ini bisa mendorong murid-murid semakin 
mengasihi firman Tuhan, dengan disiplin membaca, merenungkan, dan 
melakukannya. Guru harus bisa membimbing murid-muridnya untuk hidup 
sesuai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga ketika mereka semakin 
dewasa, kehidupan mereka akan senantiasa dipimpin terang firman Tuhan. 
Marilah kita berdoa agar setiap guru Kristen senantiasa mengasihi 
firman Tuhan sehingga mereka dapat menularkannya kepada para muridnya. 
Berdoalah agar aktivitas PA yang dilakukan di sekolah-sekolah dapat 
dilakukan dengan disiplin.                                                                                                                                                                                                          

26 Mei 2015 -- Masyarakat yang Tinggal di Bantaran Sungai                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal tempat tinggal, 
seharusnya bisa diusahakan oleh pemerintah secara maksimal. Namun, 
kenyataannya, sampai sekarang masih banyak masyarakat yang harus 
mendirikan rumah di bantaran sungai. Tentu saja kondisi ekonomi 
masyarakat tersebut tidak mencukupi jika mereka harus 
membeli/mengontrak rumah. Keadaan inilah yang membuat mereka memilih 
untuk tinggal di bantaran sungai. Ada banyak risiko yang harus mereka 
alami ketika tinggal di bantaran sungai, mulai dari minimnya air 
bersih, rawan banjir, dan rawan terkena penyakit. Marilah kita berdoa 
kepada Tuhan Yesus agar pemerintah Indonesia bisa semakin giat dalam 
menyejahterakan rakyatnya. Kiranya setiap program yang mereka buat 
tetap mengutamakan kepentingan rakyat. Berdoalah pula agar masyarakat 
yang tinggal di bantaran sungai diberi hikmat oleh Tuhan sehingga 
mereka tetap menjaga hidup sehat.                                                                                                                                              

27 Mei 2015 -- Pimpinan Tuhan bagi Para Pemimpin Negara                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

Pemimpin negara mempunyai tanggung jawab yang besar untuk 
menyejahterakan rakyatnya. Ada banyak bidang kehidupan ditangani oleh 
pemimpin negara dengan dibantu para pejabatnya, dan hal ini harus 
dilakukan sebaik dan setepat mungkin supaya kepentingan orang banyak 
tetap diutamakan. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar setiap pemimpin 
negara senantiasa memiliki hati yang takut akan Tuhan sehingga mereka 
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Kiranya pimpinan Tuhan boleh 
mereka terima setiap saat dalam melakukan tanggung jawabnya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      

28 Mei 2015 -- Orang Percaya yang Masih Sulit Mengampuni                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

Sering kali, masih banyak kita temukan orang percaya yang karena suatu 
kejadian atau pengalaman di masa lalunya, masih sulit mengampuni orang 
lain atau bahkan dirinya sendiri. Padahal, Tuhan Yesus sendiri 
mengajarkan kepada kita untuk selalu mengampuni. Kita sebagai sesama 
orang percaya sudah barang tentu wajib untuk saling mendukung satu 
sama lain dalam doa. Oleh sebab itu, marilah kita dukung saudara-
saudara kita ini dalam doa agar mereka bisa melihat betapa dosa dan 
kesalahan mereka telah diampuni oleh Tuhan melalui pengorbanan-Nya di 
atas kayu salib, sehingga mereka pun seharusnya bisa mengampuni orang 
lain yang merugikan mereka atau diri mereka sendiri karena kegagalan 
dan kesalahan yang mereka buat. Kiranya cahaya kasih Tuhan boleh 
menyembuhkan luka-luka batiniah yang mereka alami dan memampukan 
mereka untuk bisa mengampuni.                                                                                                                                                                                              

29 Mei 2015 -- Bahan-Bahan Renungan Setiap Hari                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

Jika ingin hidup seturut dengan kehendak Allah, kita harus memiliki 
hubungan yang dekat dengan Dia sehingga kita akan selalu mengerti apa 
yang menjadi keinginan hati-Nya. Hubungan ini bisa kita bangun dengan 
melakukan disiplin rohani, berdoa, dan merenungkan firman Tuhan setiap 
hari. Saat ini, kita diberi banyak kesempatan untuk bisa merenungkan 
firman Tuhan dengan berbagai media, baik media tulis maupun digital. 
Bahan-bahan renungan bisa kita dapatkan dengan mudah, baik di toko-
toko buku Kristen maupun di internet. Jadi, kita semakin dipermudah 
untuk mendapatkan bahan-bahan renungan, yang bisa kita gunakan untuk 
memperlengkapi saat teduh/persekutuan kita dengan Tuhan. Marilah kita 
berdoa kepada Tuhan Yesus agar bahan-bahan renungan, baik versi tulis 
maupun digital, dapat digunakan setiap orang percaya untuk melakukan 
saat teduh/persekutuan. Berdoalah pula agar setiap penulis bahan 
renungan semakin diperlengkapi oleh Tuhan sehingga renungan tersebut 
dapat memberkati dan membawa orang percaya semakin mengenal Kristus.

30 Mei 2015 -- Orang Lansia yang Masih Bekerja                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

Seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) bila termasuk dalam golongan 
orang yang berusia antara 60 sampai 74 tahun. Namun, tidak semua 
lansia menggunakan waktunya hanya untuk bersantai-santai atau tidak 
melakukan banyak aktivitas, melainkan ada beberapa lansia yang masih 
bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hal ini 
mayoritas dikarenakan faktor ekonomi, sekalipun juga ada yang memang 
karena mereka masih begitu bersemangat untuk berkarya. Marilah kita 
berdoa kepada Tuhan Yesus untuk para lansia yang masih bekerja, 
kiranya Roh Kudus memberi mereka kekuatan saat melakukan pekerjaan 
mereka. Kita juga berdoa kepada Tuhan Yesus supaya Ia memberi 
kelancaran dan sukacita dalam melakukan pekerjaan tersebut sehingga 
hidup dan pekerjaan mereka menjadi berkat bagi kerabat terdekat dan 
orang lain.                                                                                                                                                                                                                      

31 Mei 2015 -- Hari Antitembakau Sedunia                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

Hampir sebagian besar orang menganggap bahwa tembakau identik dengan 
rokok. Jadi, ketika setiap tahun kita memperingati Hari Antitembakau 
Sedunia, kita menganggapnya sebagai Hari Antimerokok Sedunia. Tidak 
dimungkiri bahwa Hari Antitembakau Sedunia ini sering diperingati 
dengan "Hari Tanpa Asap Rokok", yang mengajak para perokok untuk tidak 
merokok selama hari itu. Memang, rokok sangat berdampak buruk bagi 
pemakainya. Rokok menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan 
terjadinya penyakit tidak menular, seperti kardiovaskuler, stroke, 
penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut, dan 
kelainan kehamilan. Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar para 
perokok bisa menyadari bahaya mengonsumsi rokok sehingga mereka 
bertekad untuk berhenti merokok. Berdoalah pula untuk pabrik-pabrik 
yang masih memproduksi rokok, kiranya Tuhan memberikan hikmat kepada 
orang-orang yang terlibat sehingga pemanfaatan tembakau bisa 
menghasilkan produk lain yang lebih berguna bagi masyarakat.                                 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Kontak: doa(at)sabda.org                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
Redaksi: Santi T. dan Wiwin                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kados/arsip                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org