Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/102

KISAH edisi 102 (22-12-2008)

Seorang Wanita Kristen yang Memberikan Sebagian Livernya untuk Saudara Seimannya

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________

                      Edisi 102, 22 Desember 2008 

PENGANTAR

  Tidak mudah bagi kita untuk menyumbangkan bagian tubuh kita kepada 
  orang lain. Apalagi jika kita belum mengenal orang tersebut. Tapi 
  apa yang dilakukan oleh Wendy pada kesaksian berikut ini sungguh 
  berbeda. Tuhan telah menjamah dan menguatkan hatinya untuk 
  memberikan livernya bagi wanita lain yang membutuhkan, sehingga 
  wanita tersebut memiliki kesempatan hidup yang lebih lama lagi. 
  Kiranya, kesaksian berikut ini bisa menjadi inspirasi bagi kita 
  semua, dan mengingatkan kembali akan kasih Allah yang rela 
  memberikan anak-Nya yang tunggal kepada kita, sehingga kita boleh 
  beroleh hidup yang kekal.

  Redaksi Tamu KISAH,
  Yohanna Prita Amelia
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

       SEORANG WANITA KRISTEN YANG MEMBERIKAN SEBAGIAN LIVERNYA 
                      UNTUK SAUDARA SEIMANNYA

  Jeanette Barber, yang telah dengan setia membantu nenek kami yang 
  sakit, memberitahuku tentang teman anak perempuannya di gereja, 
  Teresa Israel, yang memberikan sebagian livernya untuk didonorkan 
  kepada seorang teman. Aku bilang, "Jeanette, cerita soal itu, dong!" 
  Yang mengejutkan, beberapa hari kemudian Jeanette mengisahkan 
  peristiwa 4 Agustus 2002 itu kepada jurnalis harian Asheville 
  Citizen-Times, Susan Reinhardt.

                                  ***

  Tracy Wilde, yang berusia 20-an tahun, hilang pengharapan. Ibu dua 
  anak perempuan dari Weaverville ini sekarat karena penyakit liver, 
  setelah satu dekade mengalami masalah-masalah kesehatan. Selama 
  hidupnya, dia tidak menginginkan apa-apa kecuali menjadi seorang ibu 
  yang baik. Setelah 2,5 tahun, dia mendapati bahwa dirinya 
  membutuhkan liver yang baru. Sejak saat itu, kesehatannya terus 
  menurun, dan sekarang dia terlalu lemah untuk menggendong 
  anak-anaknya, memasak untuk mereka, atau berlari bersama mereka di 
  halaman. Wendy dan Tracy bertemu di gereja pada tahun 1991. Mereka 
  berteman, tidak lebih dari itu, namun Wendy tidak dapat berhenti 
  memikirkan anak-anak perempuan yang akan kehilangan ibu mereka. 
  Teresa Israel juga adalah jemaat gereja itu. 

  Wendy mendapatkan ide (lebih tepatnya, Tuhan menempatkan keinginan 
  itu dalam hatinya). Keinginan itu muncul pada suatu hari di musim 
  panas tahun 2000. Suaminya ingat betul hari saat Wendy menyampaikan 
  berita yang mengguncangkannya itu: keinginannya untuk membantu 
  menyelamatkan Tracy. Saat itu dia baru pulang dari bekerja sebagai 
  staf pembenahan di penjara Craggy, dan mendapati istrinya berdiri di 
  pintu belakang. 
  
  Wendy diam dan menerawang sejenak, menyiapkan diri untuk apa yang 
  akan dia katakan. Doanya telah terjawab. Bapa Surgawinya telah 
  memberkatinya dengan keinginan luar biasa yang Wendy rasakan. 
  "Tuhan," katanya, "ingin aku melakukannya." 
  
  Setelah mendapatkan berkat ilahi ini, dia masih membutuhkan satu hal 
  lagi. Restu dari suaminya. Tidaklah mudah bagi seorang pria untuk 
  mengatakan, "Ya, Sayang, itu sungguh suatu tindakan yang mulia." 
  Tidak semudah itu. Keluarga Ballards telah banyak kehilangan di 
  beberapa tahun terakhir ini, termasuk keguguran tiga bayi dan ibu 
  Wendy yang meninggal karena kanker. 

  Akhirnya, kehidupan mereka mulai membaik dan mereka memiliki dua 
  anak yang cantik, pekerjaan yang baik, dan kesehatan yang baik. 
  Mereka memiliki rumah yang nyaman di daerah Asheville yang aman, di 
  mana anak-anak mereka bisa bermain di bak pasir atau ayunan di 
  halaman belakang. 

  Tim berdiri di ambang pintu. Istrinya memandang wajahnya dalam-dalam 
  dengan matanya yang hijau, mata yang sama yang selalu membuatnya 
  berhenti bernapas, sejak menit pertama dia melihatnya di musim panas 
  di Pantai Myrtle, S.C., sesaat setelah kelulusan SMA. Sang istri 
  meletakkan tangannya di perutnya sendiri, di tempat livernya berada.

  "Bagaimana menurutmu?" tanyanya.

  "Ini bukan keputusanku," kata Ballards, yang menyanyi dalam kwartet 
  Christian Gospel pada malam hari dan berurusan dengan para pengedar 
  obat terlarang, pembunuh, pemerkosa, dan pencuri pada siang hari di 
  penjara. Ada kelembutan dalam dirinya, sifat lembut yang tidak 
  terduga dari posturnya yang gagah dan kekar. "Kamu harus 
  mendoakannya. Bila kamu mendoakannya dan merasakan damai sejahtera, 
  maka aku akan mendukungmu 100%."

  Wendy tersenyum dan berekspresi seperti seorang anak yang 
  menghampiri ibunya, seorang anak yang ingin mainan baru atau minta 
  izin untuk tidur lebih lama. 

  "Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," kata Wendy dengan suara 
  berbisik. Meskipun mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan 
  dan menjadi sangat akrab, cinta mereka sangat kuat, rasa menghormati 
  sangat dalam. Mereka menghidupi janji-janji nikah mereka sesuai 
  dengan apa yang Alkitab katakan, dan mengambil petunjuk-petunjuk 
  untuk memertahankan janji-janji tersebut dari setiap halaman 
  Alkitab. Tanpa suami yang mendukung di belakangnya, dia akan mundur, 
  ia sadar permintaannya tersebut terlalu berat bagi ayah 
  anak-anaknya. Bagaimana mereka bisa mengatur semuanya tanpa sang 
  ibu, haruskah terjadi sesuatu?

  Tim tahu benar siapa istrinya. Dia mengetahuinya saat dia bertemu 
  dengannya pada tahun 1986, gadis pirang mungil dari Chapin, S.C., 
  ini adalah wanita yang akan memberikan pakaiannya kepada orang lain. 
  Atau, seperti yang dia hadapi saat ini, sebagian livernya. 

  Wendy berdiri di sana, sinar bulan menyinari rambutnya sehingga 
  seolah-olah ia memakai mahkota. Dia meletakkan tangannya di 
  perutnya, memandang wajah suaminya dan mengangkat alisnya. Bila 
  Tuhan mengatakan ya, dan Wendy harus melakukannya, maka suaminya 
  akan mendukung keputusan yang sangat bermanfaat itu. 

  Wendy tahu risikonya tidaklah besar. Liver dari seorang yang sudah 
  meninggal akan memberikan peluang 50-50 bagi seorang wanita yang 
  sakit. Transplantasi dari donor yang masih hidup dapat menurunkan 
  risikonya menjadi 25%.

  Menurut Wendy, 25% cukup baginya untuk membuatnya mau berada di 
  bawah terangnya cahaya lampu ruang operasi dan melakukan pembedahan 
  dari tulang dada ke perut, dan sepanjang sisinya, membuat pembedahan 
  pada perut seperti simbol Mercedes yang besar. Dia akan melakukan 
  ini untuk seorang wanita yang bukan saudara kandungnya, bukan ibunya 
  atau anaknya, atau bahkan sepupunya. Hanya teman. Tapi itu sudah 
  cukup. 

  "Dia (wanita sakit itu) dan dua anaknya yang sangat berharga," pikir 
  Wendy. "Tuhan, mereka harus mengenal ibu mereka. Inilah yang harus 
  aku lakukan!"

  Dengan penuh semangat dan dengan tujuan yang pasti, Wendy tidak 
  sabar lagi menunggu pagi hari untuk menceritakan hal ini kepada 
  Tracy. 

  "Ayo kita beritahu dia," katanya kepada Tim. Dan hari itu juga 
  mereka menuju ke Weaverville, berbelok ke Marshall, dan sampai di 
  Shepherd`s Branch Road menuju ke bukit di mana terdapat dua rumah 
  yang jaraknya kira-kira sejauh jarak antartitik tumpu lapangan 
  kasti. Tracy Wilde dan suaminya tinggal di salah satu rumah itu. Ibu 
  dan ayahnya di rumah yang satunya. 

  Wendy melangkah ke beranda depan rumah Johnny dan Linda Brown. Dia 
  merasakan hatinya berdebar. "Inilah yang harus aku lakukan," dia 
  mengingatkan dirinya sendiri. 

  Tracy (kira-kira pada saat itu berusia 26 tahun), seorang wanita 
  yang lincah dan jujur yang mencintai hidup, namun tidak didukung 
  oleh kondisi tubuhnya, sedang duduk di ayunan. Dia tampak kurus dan 
  lemah seperti seorang wanita yang usianya tiga kali dari usianya 
  sekarang. Tubuhnya penuh dengan luka dan kerusakan organ dalam. Ini 
  berawal dari radang usus besar yang dideritanya 10 tahun yang lalu 
  (kira-kira tahun 1990), suatu penyakit yang dia rasa mengganggu 
  tetapi tidak berbahaya, yang kemudian menjadi semakin parah pada 
  tahun 1999 hingga menjadi penyakit liver yang mematikan. Dokter 
  mengatakan bahwa dia perlu transplantasi liver dan dokter di Mayo 
  mengatakan hal ini mungkin perlu waktu 10 -- 15 tahun untuk 
  mendapatkannya. Tracy menangis, namun kemudian merasakan suatu pesan 
  di hatinya, "Kamu akan mendapatkan donor liver sehingga kamu bisa 
  sehat. Dalam 2 -- 3 tahun, kamu akan mendapatkannya. Bukan 10 -- 15 
  tahun. Dan kamu akan sehat." Tuhanlah yang mengatakan itu kepadanya.

  Sejak tahun 2000 hingga Maret 2002, Wendy tak henti-hentinya 
  menghubungi koordinator transplantasi di Klinik Mayo untuk 
  mendonorkan 62% dari livernya (yang akan menjadi pendonor hidup yang 
  ke-15 pada usia 33 di Mayo), tetapi Mayo menunggu donor dari orang 
  yang sudah meninggal. Pembedahan itu merupakan sesuatu yang sangat 
  besar, baik bagi pendonor maupun resipiennya. Sebelum operasi 
  dilakukan, berat badan Tracy menyusut kira-kira 80 pon dan terlalu 
  lemah untuk melanjutkan hidup. Tetapi pada 6 Maret 2002, Mayo 
  menelepon, dan pembedahan dilakukan satu bulan kemudian. Hanya 25% 
  peluang keberhasilannya. Tetapi tangan Tuhan turut campur; dan lima 
  bulan setelah operasi, keduanya sehat. Anak-anak Tracy mendapatkan 
  ibu mereka kembali dan dua wanita itu menjadi sahabat. Jeanette 
  mengatakan bahwa dia, dirinya sendiri, tahu setiap detailnya, dan 
  kesaksian mukjizat kesehatan ini penuh dengan detail inspiratif yang 
  bahkan tidak ditulis di koran. 

                                  ***

  Siapa pun yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat adalah 
  saudara seiman dan Alkitab jelas mengatakan suapaya kita saling 
  memerhatikan. Tetapi banyak dari "panggilan" Allah itu memerlukan 
  kekuatan yang dahsyat untuk bisa memenuhinya. Kebanyakan membutuhkan 
  lebih dari sekadar keinginan untuk tahu meskipun Tuhan sudah 
  melangkah dan menggunakan orang-orang yang ada dan keadaan untuk 
  menciptakan suatu mukjizat, seperti kisah Wendy dan Tracy. (t/Ratri)
  
  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: THE TRUTH...what is it?
  Judul asli artikel: Wendy Ballard, Christian Lady Gives Part of
                      Her Liver to a Sister Christian
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://poptop.hypermart.net/testwb.html  
______________________________________________________________________
"Lalu kata Yesus kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!"
Dan ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu,
dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain." (Matius 12:13)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+12:13 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan mereka yang mengalami pergumulan dengan penyakit mereka  
     sampai saat ini, supaya Tuhan memberi mereka kekuatan dalam 
     kesakitan mereka dan tetap teguh berpegang pada Yesus.
  
  2. Doakan juga keluarga yang sedang bergumul dengan anggota keluarga
     mereka yang sedang terbaring lemah. Kiranya Tuhan tetap 
     menguatkan mereka dalam iman dan tetap setia berpegang teguh pada 
     janji keselamatan.
  
  3. Doakan bagi setiap orang yang sampai saat ini masih menungu donor      
     yang tepat untuk organ tubuh mereka, kiranya Tuhan memberikan 
     penguatan dan penghiburan dalam penantian mereka. Doakan kiranya 
     mereka boleh mengerti bahwa Tuhan senantiasa memiliki rencana 
     yang terbaik dalam hidup mereka.

  4. Doakan bagi mereka yang sedang menghadapi operasi transplantasi, 
     supaya semua boleh berjalan lancar dan baik.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Redaksi Tamu: Yohanna Prita Amelia
Kontak: kisah(at)sabda.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org