Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/113 |
|
KISAH edisi 113 (10-3-2009)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (KESAKSIAN CINTA KASIH ALLAH)_____________ Edisi 113, 10 Maret 2009 PENGANTAR Banyak orang yang karena sungguh-sungguh telah mendapat dan merasakan cinta kasih Tuhan, rela memberikan apa saja bagi pelebaran kerajaan Allah. Karena bagi mereka, bisa ikut ambil bagian dan menjadi rekan sekerja Allah dalam menjangkau mereka yang terhilang merupakan karunia dan anugerah yang tidak dapat ditukar dengan apa pun yang ada di dunia ini. Seperti halnya Henry Martyn, dalam usia yang masih sangat muda, ia sudah menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani orang-orang yang belum percaya di India. Ia tidak pernah menyesali keputusan yang ia ambil. Meskipun ia harus mengalami banyak hadangan selama melayani, namun ia tetap setia pada panggilan itu dan berhasil menyelesaikannya sampai garis akhir. Pimpinan redaksi KISAH, Novita Yunarti http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ http://kesaksian.sabda.org/ ______________________________________________________________________ KESAKSIAN HENRY MARTYN (1781 -- 1812) "Sekarang biarkan saya terbakar untuk Tuhan!" kata Henry Martyn pada saat ia menginjakkan kakinya di Calcutta pada bulan April 1806. Henry Martyn meninggal 6 tahun kemudian pada usianya yang ke-31. Ia mengabdikan dirinya untuk melayani pekerjaan Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia selama 6 tahun. Pendeta Charles Simeon telah membangkitkan ketertarikan Martyn untuk memberitakan Injil di daerah Asia Timur setelah ia menceritakan misi yang dilakukan oleh William Carey di India. Perusahaan Inggris (EIC) di India tidak menyukai keberadaan seorang misionaris di tempat mereka. Mereka memandang misionaris sebagai ancaman yang dapat memengaruhi kepercayaan orang lokal di mana hal tersebut dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi bisnis mereka. Charles Simeon diam-diam bekerjasama dengan Charles Grant, pimpinan dari EIC, untuk menempatkan para misonaris di India. Selain mengabarkan Injil kepada orang Inggris di India, mereka juga mengabarkan Injil kepada penduduk setempat. Henry Martyn adalah salah satu dari beberapa orang yang ditunjuk untuk pergi ke India sebagai misionaris yang mewakili EIC. Henry berlayar dari Inggris dan meninggalkan keluarga, teman, serta Lydia, wanita yang dicintainya. Setibanya di India, ia menghabiskan waktu selama 5 bulan tinggal di Serampore sambil menunggu keputusan mengenai di mana ia akan ditempatkan. Ia tinggal bersama Rev. David Rowan dan keluarganya. Rowan adalah seorang misionaris dari Benteng William di Calcutta dan seorang Yahudi yang memimpin penerjemahan Alkitab ke dalam berbagai bahasa Asia Timur. Grup misionaris William Carey juga berada di Serampore dan Martyn bertemu dengannya. Pada saat Henry berada di Asia, ia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dan buku tentang doa dari gereja Anglikan ke dalam bahasa India. Dengan menggunakan biaya sendiri, ia mendirikan sejumlah sekolah bagi penduduk lokal. Ia menjadi seorang misionaris yang dapat mengabarkan Injil kepada penduduk lokal. Ia sering mendapat ancaman akan dibunuh. Martyn juga menerjemahkan kitab Perjanjian Baru dan kitab Mazmur ke dalam bahasa Persia. Kesehatan Martyn menjadi semakin memburuk. Ia menderita penyakit TBC yang juga telah merenggut nyawa kedua orang tua dan adiknya. Dokter menganjurkan supaya ia melakukan perjalanan dengan kapal untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Pada bulan Januari tahun 1811, ia meninggalkan India menuju Persia (sekarang bernama Iran). Ia beristirahat di pegunungan daerah Shiraz hingga sebagian tenaganya pulih kembali. Martyn tinggal di sana selama 1 tahun dan ia menghaluskan bahasa Persia dalam Alkitab Perjanjian Baru. Ia sering berdiskusi dengan pemeluk agama lain. Martyn kembali ke Inggris untuk memulihkan kesehatannya. Setelah itu, ia pergi ke Konstantinopel (Turki). Ia meninggal di Turki karena penyakitnya dan dikuburkan pada tanggal 16 Oktober 1812. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Batu-Batu Tersembunyi Penulis: Tim The Voice of the Martyrs Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2000 Halaman: 74 -- 76 ______________________________________________________________________ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Matius+28:19-20 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Mengucap syukur untuk orang-orang yang rela mengorbankan hidup dan masa depan mereka untuk melayani Tuhan. Kita percaya apa yang telah mereka lakukan telah membuka lebih banyak pintu bagi Injil dan kesaksian hidup mereka telah memberkati banyak orang percaya. 2. Berdoa juga untuk mereka yang saat ini sedang melayani di lapangan, agar Tuhan melindungi, memampukan, dan memberkati pelayanan mereka. Doakan juga agar Tuhan menjaga hati mereka sehingga apa pun yang saat ini sedang mereka lakukan, semuanya hanya untuk kemuliaan Tuhan. 3. Doakan pihak-pihak yang mencoba menghalangi pemberitaan Injil, agar Tuhan menjamah hati dan memulihkan hidup mereka. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL: http://kesaksian.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |