Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/119

KISAH edisi 119 (20-4-2009)

Mahalnya Pengorbanan Yesus di Atas Kayu Salib

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 119, 20 April 2009

PENGANTAR

  Mengorbankan seseorang yang sangat kita kasihi untuk keselamatan 
  orang lain merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Buktinya, dalam 
  sejarah dunia, hanya sedikit kita mendengar tentang kisah-kisah 
  tersebut. Salah satu peristiwa yang sangat luar biasa tentang arti 
  pengorbanan dan kasih adalah Allah rela mengorbankan Anak 
  tunggal-Nya hanya untuk menyelamatkan manusia, yang tidak lain 
  adalah makhluk ciptaan-Nya -- yang telah menyakiti hati Allah.

  Yang sulit untuk dimengerti adalah mengapa Allah sampai harus 
  berbuat demikian bagi orang-orang yang seharusnya pantas untuk 
  menanggung hukuman itu. Saat ini, ketika kita sudah memperoleh 
  anugerah keselamatan itu, sudah sepantasnya kita bersyukur dan 
  mengambil satu tindakan bahwa kita tidak akan menyia-nyiakan apa 
  yang sudah kita dapatkan secara cuma-cuma dan bersedia membagikan 
  berita keselamatan itu kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. 
  Tuhan memberkati.

  Pimpinan redaksi KISAH,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
  http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

             MAHALNYA PENGORBANAN YESUS DI ATAS KAYU SALIB

  Seorang bapak setengah baya bekerja pada sebuah perusahaan kereta 
  api, dan tugas bapak ini mudah saja. Beliau hanya bertugas menarik 
  sebuah tuas yang mengerakkan roda-roda raksasa yang saling 
  berhubungan untuk mengangkat jembatan yang merintangi jalan kereta 
  api itu, sehingga kereta api tersebut dapat lewat dengan selamat --
  jika jembatan tersebut tidak diangkat, maka kereta api itu akan 
  mengalami kecelakaan yang sangat hebat.

  Bapak ini memunyai satu orang anak yang sangat dikasihi dengan 
  segenap jiwanya. Suatu hari, sang anak mengunjunginya di tempat 
  kerja dan ia membiarkan anaknya melihat-lihat tempat kerjanya. 
  Sewaktu anak ini menghampiri roda-roda raksasa tersebut, tiba-tiba 
  sang anak terpeleset dan jatuh di antara roda-roda raksasa tersebut. 
  Malang baginya, kaki anak kecil tersebut terjepit dengan eratnya di 
  antara gerigi roda-roda raksasa. Melihat kaki anaknya yang terjepit, 
  sang bapak dengan serta-merta menolong melepaskan kaki anak 
  tersayangnya dari jepitan gerigi roda-roda.

  Setelah berusaha sekian lama, sang bapak masih belum bisa melepaskan 
  kaki anaknya. Sesaat kemudian, sang anak mulai menangis karena 
  ketakutan. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar secara samar-samar 
  suara peluit kereta api, memberi tanda agar jembatan itu harus 
  segera diangkat. Sesaat kemudian, hati bapak ini menjadi sangat 
  sedih dan ketakutan. Di dalam kecemasannya, dia masih berusaha 
  melepaskan kaki anaknya, meskipun belum berhasil juga.

  Tidak lama kemudian, suara peluit kereta api tersebut terdengar 
  semakin jelas dan dekat. Hati bapak ini seketika menjadi hancur. 
  Bapak ini mulai menangis dengan sedihnya. Di dalam hati bapak ini 
  muncul suatu keraguan, haruskah dia mengorbankan anak satu-satunya 
  demi menyelamatkan kereta api itu yang penumpangnya tak ada satu pun 
  yang dia kenal? Namun, jika dia memilih untuk menyelamatkan anaknya, 
  maka berapa jiwa yang akan melayang dengan sia-sia hanya gara-gara 
  satu orang saja?

  Sesaat kemudian, bapak ini perlahan-lahan mencium kening anaknya 
  dengan penuh kasih sayang dan dengan hati yang hancur. Lalu bapak 
  ini mulai berdiri dan menuju ke tuas pengangkat jembatan dengan air 
  mata yang membasahi sampai ke bajunya. Sang bapak ini melihat sekali 
  lagi pada anak satu-satunya itu. Sesaat kemudian, bapak ini menarik 
  tuasnya, jatuh lemas, dan menangis sejadi-jadinya tanpa berani 
  melihat proses kematian anaknya yang sangat tragis yang tidak pernah 
  dibayangkan olehnya demi menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam 
  kereta api itu -- orang-orang yang sama sekali tidak menyadari bahwa 
  saat itu juga mereka telah bebas dari kematian yang kekal.

  Saudaraku yang terkasih, jika kita renungkan kembali kisah di atas, 
  bukankah peristiwa itu juga pernah terjadi 2000 tahun yang lalu, di 
  mana Yesus telah disalib hanya untuk menebus dosa kita? Siapakah 
  kita ini sehingga kita memperoleh keselamatan itu? Sesungguhnya kita 
  ini tidak lebih dari sampah yang tidak ada harganya. Tetapi kasih 
  Yesus begitu besar, sehingga Dia rela mati di atas kayu salib hanya 
  untuk menebus dosa kita.

  *) Ditulis ulang dari sumber aslinya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Be The Light Of The World
  Ditulis ulang oleh: Melvin Gilbert
  Alamat URL: http://melvingilbert.blogspot.com/2008/12/daily-walk-petugas-kereta-api.html
______________________________________________________________________

  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
  percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
  kekal. (Yohanes 3:16)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+3:16 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Bersyukurlah karena Allah mengasihi kita sehingga Ia memberikan
     hadiah terindah, yaitu Yesus, yang rela menderita di kayu salib 
     untuk menebus dosa-dosa kita. Biarlah melalui pengorbanan Yesus, 
     kita bisa dipulihkan dari kuasa dosa yang membelenggu kita.

  2. Doakan supaya setiap orang yang telah menerimah anugerah
     keselamatan tidak menyia-nyiakannya, melainkan dapat lebih 
     sungguh-sungguh mnyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

  3. Berdoa juga agar melalui momen paskah tahun ini, kita semakin
     mengerti betapa mahalnya pengorbanan yang sudah Tuhan berikan 
     bagi kita. Sehingga kita dapat merespons apa yang sudah Tuhan 
     lakukan dengan menjaga sikap hidup kita yang benar di 
     hadapan-Nya, agar kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.     
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ 
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org