Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/121 |
|
KISAH edisi 121 (4-5-2009)
|
|
_____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)____________ Edisi 121, 4 Mei 2009 PENGANTAR Penganiayaan terhadap orang percaya hingga saat ini masih sering terjadi. Meskipun terdapat undang-undang yang menjamin kebebasan beragama dan melindungi rakyatnya, namun pada kenyataannya tindakan anarki yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu masih sering terjadi. Latar belakang pertikaian terkadang tidak jelas. Kalaupun ada, biasanya merupakan masalah sepele yang seharusnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, yang terjadi justru malah merembet sampai ke masalah keyakinan, yang berujung pada jatuhnya korban jiwa dan hilangnya harta benda. Sebagai orang percaya, seharusnya kita tidak terpancing kepada hal-hal demikian. Meski begitu, jika hal ini terjadi dan kita diberi pilihan apakah kita akan tetap mengikut Yesus atau menyangkal Dia dengan berbagai risiko, apa pilihan dan jawaban kita? Kesaksian Roy Pontoh dari Ambon merupakan sebuah refleksi dan sekaligus perenungan bagi setiap orang percaya: "Keputusan apa yang akan saya ambil jika saya mengalami apa yang Roy Pontoh alami?" Apa jawaban kita? Pimpinan Redaksi KISAH, Novita Yuniarti http://www.sabda.org/publikasi/kisah/ http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________ KESAKSIAN BETA LASKAR KRISTUS Para remaja dapat mendengar bahwa teriakan-teriakan dan nyanyian-nyanyian makin lama makin mendekat. Seorang remaja yang lebih tua melihat dengan gugup kepada kawannya. "Orang-orang itu segera datang. Sebaiknya kita menyembunyikan anak-anak," katanya. Yang lain mengikuti apa yang dilakukannya, membantu anak-anak yang lebih kecil mencari tempat persembunyian di gedung-gedung sekitar. Kemudian mereka menyembunyikan diri. Saat itu bulan Januari dan serombongan dari kebanyakan anak-anak dan remaja Kristen telah berkumpul untuk mengikuti perkemahan Alkitab di stasiun Kompleks Lapangan di Universitas Pattimura, Ambon. Saat perkemahan usai, mobil-mobil datang untuk membawa anak-anak yang tertawa-tawa dan bersukacita kembali ke rumah mereka. Namun, tidak ada cukup mobil untuk menampung mereka. Mecky Sainyakit dan tiga orang pria Kristen lainnya telah pergi ke desa Wakal untuk mencoba menyewa transportasi tambahan untuk membawa yang lainnya pulang. Tetapi mereka belum juga kembali. Apa yang tidak diketahui anak-anak yang sedang menanti tumpangan pulang adalah bahwa dalam perjalanan menuju desa, mereka diserang oleh segerombolan orang, yang menarik mereka keluar dari mobil mereka ke jalanan. Mecky dan salah seorang lainnya ditikam hingga mati, dan belakangan tubuh mereka dibakar oleh gerombolan orang tersebut. Dua orang lainnya berhasil lolos. Tak lama kemudian, gerombolan itu sampai ke universitas. Mereka menemukan banyak dari para remaja dan memaksa mereka untuk keluar dari persembunyian. Roy Pontoh dipaksa keluar dari tempat persembunyiannya dan dipaksa berdiri di hadapan gerombolan itu. "Sangkal Yesusmu, atau kami akan membunuhmu!" ancam mereka. Roy sangat ketakutan. Walau gemetaran, ia menjawab, "Beta laskar Kristus!" Mendengar jawabannya, salah satu dari penyerang itu mengayunkan pedang ke perutnya. Pedang itu mengenai Alkitab yang Roy pegang dan robek sampai ke dalamnya. Alkitab itu pun terlepas dari tangan Roy. Ayunan berikutnya dari pria itu merobek dan membuka perut Roy. Kata terakhir yang diucapkan Roy adalah: "Yesus". Gerombolan itu menyeret tubuh Roy ke luar dan melemparkannya ke dalam selokan. Empat hari kemudian, keluarganya menemukannya. Meskipun diliputi kesedihan yang mendalam, orang tua Roy berdiri dengan bangga terhadap putra mereka yang berdiri kokoh dalam imannya hingga akhir. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Jesus Freaks Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995 Halaman: 51 -- 52 ______________________________________________________________________ "Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat." (Lukas 12:8) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+12:8 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Berdoa bagi orang-orang Kristen di Ambon, khususnya di daerah yang sering terjadi konflik SARA, agar Tuhan melindungi dan memampukan orang Kristen di sana untuk tetap sabar dan tetap berpengharapan, serta mengasihi mereka yang mencoba membuat hidup mereka hancur. 2. Doakan untuk keluarga korban kerusuhan SARA di Ambon, agar mereka dapat mengasihi dan mengampuni, serta tidak menyimpan dendam dan kepahitan kepada pihak-pihak yang sudah membuat mereka kehilangan harta benda maupun orang-orang yang dikasihi. 3. Doakan untuk kota Ambon, agar Tuhan menganugerahi keamanan dan ketenteraman bagi penduduk di sana. Berdoa juga agar Tuhan memberi hikmat dan memampukan setiap aparat pemerintahan di sana untuk dapat mengatur dan memimpin rakyatnya. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c)2009 YLSA YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Kontak: < kisah(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |