Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/137

KISAH edisi 137 (24-8-2009)

Selalu Ada Jalan Keluar

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 137, 24 Agustus 2009

PENGANTAR

  Shalom,

  Permasalahan hidup selalu datang silih berganti. Sebagai orang 
  percaya, apakah yang harus kita lakukan untuk menghadapinya? 
  Pastikan kita menyerahkan setiap permasalahan kita hanya pada-Nya 
  karena hanya Dialah sumber pengharapan kita. KISAH edisi 137 
  menunjukkan kepada kita bagaimana Tuhan selalu campur tangan dan 
  memberikan jalan keluar yang terbaik untuk setiap permasalahan yang 
  sedang kita hadapi, jika kita mau menyerahkan seluruh persoalan kita 
  dan bergantung penuh pada-Nya. Tuhan memberkati!

  Staf Redaksi KISAH,
  Tatik Wahyuningsih
  http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
  http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                       SELALU ADA JALAN KELUAR

  Sebagai keluarga Kristen, saya (BN) beruntung memunyai seorang oma 
  yang takut akan Tuhan. Oma selalu mendorong cucu-cucunya untuk taat 
  berdoa, membaca firman Tuhan, dan sering memeriksa apakah kami sudah 
  melakukannya pada malam hari sebelum kami tidur. Saat liburan, kami 
  selalu bermain sampai larut malam. Biasanya kami cepat-cepat berdoa 
  dan membaca Alkitab sebelum bermain agar saat ditanya Oma, kami 
  dapat menjawab "sudah" dan boleh langsung tidur. Sejak kecil, kami 
  diajarkan untuk rajin memberi persembahan di gereja. Untuk itu, Oma 
  selalu menyiapkan uang yang masih baru. "Memberi persembahan kepada 
  Tuhan haruslah yang terbaik," katanya.

  Mama, yang sejak muda menjadi guru sekolah minggu, selalu mendorong
  kami untuk melayani Tuhan. Bahkan di dalam doanya, ia selalu memohon
  agar semua anak-anaknya: saya, Niko (kakak), Kristin (adik) menjadi
  pendeta agar bisa membimbing banyak orang hidup dalam keselamatan,
  pengharapan, dan kebahagiaan di dalam Tuhan Yesus -- Juru Selamat
  dan Raja Damai itu. Hal itu membuat saya percaya bahwa doa yang
  sungguh-sungguh dari seorang ibu pastilah didengar Tuhan. Jika orang
  tua menabur kebenaran dalam hidup ini, keturunannya juga pasti
  dipelihara dalam berkat Tuhan. Papa adalah seorang yang jujur dan
  disiplin dalam pekerjaan. Suatu hari di perusahaannya ada pergantian
  manajemen, sehingga Papa, yang sebelumnya diberi tanggung jawab
  sebagai pimpinan cabang, diberhentikan dari perusahaan. Hal itu
  membuat saya dan Niko harus berhenti sekolah di Malang karena tidak
  ada biaya.

  Tahun 1965, kami pindah dari Malang kembali ke Bondowoso, dan 
  bersekolah di sana. Untuk meneruskan biaya sekolah, orang tua kami 
  tidak berputus asa. Mereka berjualan kacang goreng dengan dititipkan 
  pada warung-warung kecil di pinggir jalan. Suatu ketika saya pernah 
  diminta untuk mengantar kacang dagangan itu ke kios-kios rokok dan 
  warung, namun saya menolaknya mentah-mentah karena saya malu. Papa 
  tidak memarahi saya karena hal itu. Tanpa banyak bicara, ia 
  mengambil sepeda tuanya dan mengantar sendiri kacang-kacang itu. 
  Saya begitu tertempelak akan peristiwa itu, Papa yang dulunya 
  seorang direktur dan biasa naik mobil, kini tanpa malu dengan sepeda 
  tuanya menjajakan kacang goreng demi kelangsungan hidup keluarganya. 
  Peristiwa itu membuat saya belajar dari Papa bagaimana menghadapi 
  perubahan kehidupan dengan penuh ketegaran dan tanggung jawab. 
  Jangan takut menghadapi kesulitan hidup ini, tapi hadapi dengan 
  keberanian dan kesungguhan hati, sebab di dalam Tuhan Yesus selalu 
  ada jalan keluar!

  Beberapa waktu berlalu, akhirnya Papa mendapat pekerjaan lagi 
  sebagai pimpinan di suatu perusahaan sehingga kami bisa melanjutkan 
  kuliah di perguruan tinggi. Niko lulus sebagai insinyur pertanian 
  dan saya lulus sebagai insinyur teknik sipil dari Universitas 
  Kristen Petra, Surabaya. Di situ juga saya berjumpa dengan seorang 
  mahasiswi cantik bernama Linda saat Masa Prabakti Mahasiswa 
  (Mapram). Kami menikah pada tahun 1973. Saya mengucap syukur kepada 
  Tuhan Yesus yang memberikan Linda sebagai istri. Karena Linda, sejak 
  remajanya, juga adalah seorang yang sangat kuat prinsip 
  kekristenannya. Ia berlaku disiplin dan mengajar dengan bijak pada 
  ketiga anak kami, yaitu Olivia, Raymond, dan Herbert untuk hidup 
  mengasihi dan menghormati Tuhan. Saat kami berdua, suami-istri, 
  bersepakat dan berdoa, apapun masalahnya Tuhan selalu memberikan 
  jalan keluar. Tuhan sungguh ajaib dan penuh mukjizat dalam kehidupan 
  keluarga kami.

  Pada waktu Raymond anak kami baru berumur 8 bulan, ketika sedang 
  disuapi tiba-tiba bola matanya terbalik, hanya kelihatan putihnya 
  saja dan hampir-hampir tidak bisa bernapas lagi. Kami sangat panik. 
  Kami segera membawanya ke dokter. Melihat kondisi seperti itu, 
  dokter menyarankan agar Raymond langsung dibawa ke rumah sakit. 
  Setiba di rumah sakit dan diperiksa, dokter memanggil kami berdua 
  dan menjelaskan bahwa Raymond kemungkinan mengalami radang otak. Dan 
  akibat dari radang tersebut dapat mengakibatkan kematian atau akan 
  terjadi gangguan pada otaknya. Kejadian ini membuat kami sedih 
  sekali, kemudian saya katakan kepada Linda bahwa kita terima saja 
  kondisi terburuk yang akan terjadi. Tetapi justru dalam keadaan 
  semacam ini, Linda sangat percaya bahwa Tuhan pasti sembuhkan 
  Raymond. Karena dia percaya bahwa sejak dalam kandungan, kami sudah 
  menyerahkan anak kami sepenuhnya kepada Tuhan untuk melayani-Nya.

  Kata-kata yang penuh iman itulah yang menyadarkan saya untuk kami
  sepakat berdoa. Sambil bergandengan tangan, kami berseru: "Tuhan
  Yesus, tolong Raymond!" Tanpa perlu menunggu lama, setelah berdoa,
  terjadi mukjizat itu. Ketika Linda sedang memegang tangan Raymond,
  tiba-tiba tangannya bisa merespons dan pada waktu yang hampir
  bersamaan, kami melihat bola matanya kembali normal! Raymond sembuh
  total! Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama majalah: VOICE Indonesia, Edisi 95, Tahun 2008
  Penulis: Nico Pelamonia/LM
  Penerbit: Communication Department -- Full Gospel Business`s Men
            Fellowship International -- Indonesia: Yayasan Usahawan
            Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta
  Halaman: 5 -- 7

______________________________________________________________________

  Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara
  kamu terhadap yang jahat. (2 Tesalonika 3:3)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Tesalonika 3:3) >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Mengucap syukur atas keberadaan orang-orang tua yang senantiasa
     mengajarkan tentang Kristus kepada anak-anaknya. Doakan agar
     semakin banyak orang tua yang peduli terhadap pertumbuhan rohani
     anak-anaknya.

  2. Doakan untuk keluarga BN, agar senantiasa ada dalam lindungan
     Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal, sehingga melalui
     keluarga ini kasih Kristus dapat terpancar dan orang-orang yang
     ada di sekitar mereka dapat merasakan kasih tersebut.

  3. Berdoa bagi orang-orang yang saat ini sedang dalam masa-masa
     sulit (mungkin karena kehilangan pekerjaan atau masalah ekonomi),
     agar mereka senantiasa berserah dan berpengharapan pada Tuhan
     bahwa Ia akan membuka jalan bagi persoalan yang sedang dihadapi.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org