Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/138

KISAH edisi 138 (31-8-2009)

Ia Akan Memampukanku Untuk Menanggungnya

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                     Edisi 138, 31 Agustus 2009

PENGANTAR

  Shalom,

  Setiap orang percaya diberi tanggung jawab untuk memberitakan Injil
  kepada semua orang, khususnya mereka yang belum percaya. Apakah kita
  sudah melakukannya?

  Memang tidak mudah memberitakan Injil kepada mereka yang belum 
  percaya, apalagi mempertahankan iman percaya kita di lingkungan yang 
  menolak kekristenan. Namun, banyak saudara kita di daerah-daerah 
  tertentu mempertahankan iman kekristenan mereka meskipun terkadang 
  nyawa yang harus menjadi taruhannya. Melalui kesaksian berikut, kita 
  belajar bahwa meski Tuhan tidak pernah berjanji bahwa hidup kita 
  akan selalu lancar-lancar saja jika mengikut Dia, namun Ia berjanji 
  akan selalu menolong dan memampukan kita untuk melewati setiap badai 
  persoalan dalam kehidupan ini.

  Staf Redaksi KISAH,
  Tatik Wahyuningsih
  http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
  http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

              IA AKAN MEMAMPUKANKU UNTUK MENANGGUNGNYA

  Rose Allen melompat dari tempat tidurnya dan mengintip ke luar
  jendela. Di sana, di depan pintunya, berdiri seorang kepala polisi,
  dua orang petugas polisi, dan segerombolan orang yang sedang membawa
  obor. Mereka sedang berbicara kepada ayahnya di anak tangga pintu.
  Ia menatap pada jam di atas rak pada perapian. Pukul 02.00 dini
  hari.

  Ibu dari Rose, Alice Munt, telah terbangun pula oleh gedoran yang
  keras pada pintu. "Ada apa, Rose?" Ia berbisik.

  "Mereka telah datang untuk menangkap kita, Bu," Rose berbisik
  kembali. Rose dapat mendengar ayahnya, William, membiarkan para pria
  itu masuk. Kemudian ia mendengar langkah kaki menaiki tangga.

  Teman-teman telah memperingatkan mereka akan bahaya dari tidak
  menghadiri gereja yang resmi. Namun, rasa tanggung jawab terhadap
  kebenaran jauh lebih kuat daripada rasa takut mereka. Mereka terus
  melanjutkan untuk berbakti di tempat-tempat rahasia dengan sedikit
  pria dan wanita yang beriman sama. Kini, pihak berwajib telah datang
  untuk membawa mereka pergi.

  Alice, yang tidak berada dalam kesehatan yang baik, amat terguncang
  dengan kejutan yang tiba-tiba itu hingga ia merasa akan pingsan. Ia
  menanyakan kepada kepala polisi apakah putrinya dapat mengambil
  sedikit air sebelum mereka semuanya pergi menuju ke penjara.

  Kepala penjara mengizinkan Rose untuk pergi ke sumur. Ia mengambil
  sebatang lilin dan sebuah gayung ke sumur dan kembali dengan air.
  Saat ia kembali menuju ke rumah, si kepala polisi menyongsongnya di
  pintu dan berkata, "Bujuklah ayah dan ibumu untuk bertindak lebih
  seperti orang-orang Kristen yang baik dan tidak seperti bidat-bidat.
  Maka mereka akan segera dibebaskan."

  "Tuan," Rose menjawab, "mereka memiliki instruktur yang lebih baik
  daripada aku karena Roh Kudus mengajar mereka -- Roh yang kuharap,
  tidak akan mengizinkan mereka untuk sesat."

  "Baiklah! Sudah waktunya untuk mengurung bidat-bidat semacam
  dirimu!" Kepala polisi itu menjawab. "Aku yakin kau akan dibakar
  bersama yang lainnya, bagi kepentingan rombongan."

  "Tidak, Tuan," balas Rose, "bukan bagi kepentingan rombongan, tetapi
  bagi kepentingan Kristusku, jika aku harus. Dan aku percaya pada
  belas kasihan-Nya, bahwa jika ia memanggilku untuk melakukannya, Ia
  akan memampukanku untuk menanggungnya."

  Salah satu dari bawahan kepala polisi berseru, "Buktikan dirinya
  saat ini, dan kau akan melihat apa yang akan ia lakukan nanti."

  Dengan itu, si kepala polisi mengambil lilin yang menyala dari gadis
  itu, dan memegang pergelangan tangannya dalam jepitan yang kencang,
  menempatkan lilin yang menyala itu di bawah tangannya, membakarnya
  pada punggung tangannya demikian lama hingga kulitnya mengelupas, 
  otot-ototnnya berderak, dan tulang-tulangnya terlihat.

  "Menjeritlah! Biar aku mendengarmu menjerit!" ia berteriak.

  Rose menolak untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Ketika ia akhirnya
  mendorongnya pergi, Rose berkata, "Tuan, apakah Anda telah selesai
  melakukan apa yang akan Anda lakukan?"

  "Ya, dan jika kau tidak menyukainya, maka perbaikilah."

  "Perbaiki!" Kata Rose, "Tidak, Tuhan akan memperbaiki Anda, dan 
  memberi kepada Anda pertobatan, jika itu kehendak-Nya. Dan kini, 
  jika Anda pikir baik, mulailah dari kaki, dan bakarlah pula 
  kepalaku. Karena ia yang mengirim Anda pada pekerjaan ini akan 
  membayar upah Anda pada suatu hari nanti, aku berjanji pada Anda."

  Setelah mengatakan hal ini, Rose membawa air ke dalam rumah kepada
  ibunya.

  Pada pagi yang sama, kepala polisi dan orang-orangnya juga menahan
  enam orang lainnya. Setelah mereka dipenjarakan selama beberapa
  hari, mereka semua dibawa ke persidangan. Masing-masing dari mereka
  menjawab dengan ketegasan dan menolak untuk mengubah kepercayaan
  mereka dengan cara apapun. Mereka dijatuhi hukuman untuk dibakar
  pada tiang pancang.

  Saat mereka dibawa keluar, para martir berlutut, mengucapkan doa
  mereka, dan diikat pada tiang-tiang pancang. Ketika api membumbung
  ke sekitar mereka, mereka bertepuk tangan bagi sukacita di dalam
  api.

  Orang-orang yang terus menatap -- ribuan dari mereka -- berteriak,
  "Tuhan menguatkan kalian! Tuhan menghibur kalian! Tuhan melimpahkan
  belas kasih-Nya kepada kalian!" Dan kata-kata penghiburan yang lain.

  Para martir memberikan diri mereka dalam jilatan api dengan
  keberanian yang membuat semua yang melihat mereka menjadi takjub.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jesus Freaks
  Penyusun: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
  Penerbit: Cipta Olah Pustaka, 1995
  Halaman: 75 -- 77
______________________________________________________________________

  Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut
  terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat
  berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang
  harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai
  kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku
  berkata kepadamu, takutilah Dia! (Lukas 12:4-5)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+12:4-5 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Berdoa untuk setiap orang percaya yang sampai hari ini hidup
     dalam tekanan karena iman mereka, agar Tuhan menguatkan hati
     mereka dan memberikan penghiburan kepada mereka.

  2. Berdoa juga agar di tengah situasi yang tidak bersahabat dengan
     mereka, iman mereka tidak goyah dan mereka terus dapat melayani
     Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar
     mereka.

  3. Doakan untuk keluarga para martir Kristen, agar Tuhan menguatkan
     dan memampukan mereka untuk tetap melayani dan mengasihi Tuhan.
     Minta agar Tuhan memberikan perlindungan dan damai sejahtera
     dalam hati mereka.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org