Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/14

KISAH edisi 14 (9-4-2007)

Tuhan Lebih Tahu


______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                       Edisi 14, 09 April 2007

PENGANTAR

  Sering kali kita tidak mengerti mengapa peristiwa-peristiwa tertentu
  terjadi dalam hidup kita. Terutama peristiwa yang tidak kita
  inginkan terjadi seperti sakit, putus cinta, usaha yang bangkrut,
  kecelakaan, bahkan kematian. Sekalipun kita bertanya-tanya, mungkin
  kita tidak akan menemukan jawabannya. Kadang kita menyalahkan diri
  sendiri dan lebih parah lagi, kita menyalahkan Tuhan. Kita bertanya
  kepada-Nya mengapa kita yang mengalami dan merengek-rengek supaya
  Dia mengubah semuanya menjadi seperti yang kita inginkan. Melalui
  kisah berikut, kami mengajak Anda untuk belajar memercayai Dia,
  bahwa semua yang terjadi di dalam hidup kita merupakan rencana-Nya
  yang membawa kebaikan bagi kita.

  Pimred KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                          TUHAN LEBIH TAHU
                          ================

  Sudah beberapa minggu Andi selalu gelisah setiap kali memerhatikan
  tukang-tukang yang bekerja pada perusahaan yang dipimpinnya. Sejak
  perusahaan itu hanya dimulai dengan seorang tukang sampai berjumlah
  sepuluh orang, mereka bekerja dengan sangat baik dan giat, mereka
  semua menggantungkan nasib dan keluarganya pada perusahaan yang
  dipimpinnya. Tetapi ketergantungan itu telah menjadi suatu beban
  baginya apalagi dalam kondisi ekonomi yang buruk seperti sekarang
  ini.

  Andi mengeluh dalam hati, kursi-kursi pesanan orang sudah hampir
  selesai dan sebentar lagi harus diserahkan kepada pemesannya dan
  para pekerja itu akan mendapat upah hasil kerja mereka. Tapi sesudah
  itu, belum ada lagi pesanan masuk dan pesanan yang masuk beberapa
  hari kemarin pun dibatalkan tanpa ada alasan pasti. Musnahlah segala
  kegembiraan dan harapan Andi agar kelangsungan perusahaan itu dapat
  terus dipertahankan. Andi tidak tega mengecewakan seluruh pekerjanya
  karena tidak ada pesanan yang masuk.

  Banyak kantor rekanannya yang didatangi untuk menanyakan apakah ada
  pesanan perabot kantor lagi, tetapi dengan amat meyesal mereka semua
  berkata, "Maaf, keadaan ekonomi sedang tidak menentu sehingga kami
  tidak memiliki rencana untuk memperluas kantor." Itu berarti tidak
  ada yang memerlukan jasa perusahaan Andi, walaupun mereka menerima
  baik kedatangan Andi karena Andi adalah pengusaha yang jujur dan
  ramah.

  Hari-hari berlalu dengan kegelisahan dan rasa putus asa. Andi
  bingung memikirkan bagaimana nasib para pekerja dan keluarganya yang
  bergantung pada perusahaannya. Apakah usaha yang sudah dibinanya
  dengan susah payah harus dibubarkan? Kalaupun harus dibubarkan,
  bagaimana ia harus menghidupi keluarganya, sedangkan untuk berdagang
  ia tidak memiliki modal yang cukup, sedangkan untuk bekerja di
  kantor, itu hal yang tidak mungkin karena ia hanya memiliki ijazah
  SMU.

  Andi sudah mulai malas mengikuti kebaktian hari minggu, tetapi
  dengan penuh kesabaran istrinya terus membujuk. "Daripada melamun
  yang tidak ada gunanya, lebih baik kita bersekutu dalam kebaktian.
  Siapa tahu kamu mendapat penghiburan dalam kebaktian itu. Tidak ada
  salahnya memuji Tuhan walaupun dalam kesusahan bukan? Jangan sampai
  kita membenci Tuhan karena keadaan kita." Ya, Andi membenarkan
  kata-kata istrinya. Andi gemar menyanyi dan suaranya pun cukup baik,
  maka ia berusaha membenamkan semua kemelut yang dihadapinya dalam
  doa dan pujian. Dan saat itu sangat terasa kedamaian dan keringanan,
  tetapi tiap kali kembali ke rumah, beban dan kemelut pikirannya
  kembali menjadi sangat berat.

  Tibalah saat harga segala macam kebutuhan melonjak termasuk harga
  kayu. Andi hanya bisa tercenung. "Bu, aku tidak bisa membayangkan
  seandainya pesanan yang dibatalkan kemarin kita jalankan juga!" Andi
  hanya bisa memejamkan mata ngeri membayangkan kerugian yang mungkin
  akan didapatnya, seandainya pesanan itu tidak dibatalkan dan tetap
  diselesaikan dalam kondisi harga yang tinggi.

  Andi sekarang bisa tersenyum dan memuji kebesaran Tuhan, ternyata
  masih ada titik terang dalam kegelapan yang dihadapinya dan Tuhan
  telah menyelamatkan mereka dari malapetaka kebangkrutan. Seminggu
  kemudian, mulai ada titik terang karena ada pesanan yang masuk dan
  telah disetujui harganya mengikuti perkembangan harga baru. Andi
  sangat gembira menyampaikan kabar itu kepada istri dan anak-anaknya
  pada malam harinya. "Tuhan memang bijaksana dan setia, biarlah
  pelajaran rohani ini kita simpan selalu dalam hati," kata Andi
  dengan bijaksana.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku   : Untaian Mutiara
  Judul artikel: Tuhan Lebih Tahu
  Penulis      : Betsy T.
  Penerbit     : Gadum Mas, Malang
  Halaman      : 36 -- 38
______________________________________________________________________

       "... dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya,
                  sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,"
                            (Efesus 1:19)
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Efesus+1:19 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Sebagai orang Kristen, akan ada beragam masalah yang akan menerpa
     kehidupan kita. Sering kali kita malah menyalahkan Tuhan karena
     kondisi yang kita alami. Oleh karena itu, marilah berseru dan
     memohon ampun kepada-Nya.

  2. Mari bersyukur kepada Tuhan untuk kasih setia-Nya. Karena di
     tengah kebimbangan terhadap-Nya, Ia selalu memelihara dan
     menepati janji-Nya untuk menolong dalam setiap kesusahan kita.

  3. Doakanlah anak-anak Tuhan yang mengalami kesulitan, termasuk
     dalam hal ekonomi. Berdoalah agar mereka dianugerahi iman yang
     teguh, yang mau terus setia bersandar kepada-Nya.
______________________________________________________________________
DARI REDAKSI

                  BERBAGI BERKAT MELALUI SITUS KEKAL
                       http://kekal.sabda.org/

  Setelah meluncurkan publikasi Kesaksian Cinta Kasih Allah atau KISAH
  pada Januari 2007 lalu, Yayasan Lembaga SABDA memperkenalkan sebuah
  situs baru bagi Anda. Situs KEKAL atau Kesaksian Kasih Allah ini
  hadir untuk mengajak Anda sekalian berbagi berkat dengan saling
  menyaksikan kasih Allah. Ada lima kategori utama yang tersedia,
  meliputi Pertobatan, Hidup Baru, Panggilan Pelayanan, Misi, dan
  Keajaiban Jasmaniah. Selain menyediakan fasilitas pencarian kata dan
  ayat yang terintegrasi dengan SABDAweb, Anda juga bisa mencari
  artikel yang dibutuhkan dengan fasilitas pencarian yang disertakan.
  Tersedia pula panduan menulis kesaksian, dalam menu Panduan, yang
  akan membantu Anda untuk menulis kesaksian. Jangan segan pula untuk
  memberi masukan melalui fasilitas Kontak yang disediakan. Mari
  berbagi berkat melalui kesaksian.

______________________________________________________________________

       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                       Copyright(c) 2007 YLSA
                YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi    : Puji, Raka, Yulia
Kontak          : < staf-kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip Kisah     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org