Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/15

KISAH edisi 15 (16-4-2007)

Peluru Allah


______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                       Edisi 15, 16 April 2007

PENGANTAR

  Menjadi suatu karunia yang tak tenilai harganya bila sebagai anak
  Tuhan, kita diberi kesempatan untuk melayani Dia. Tapi seberapa
  banyak dari kita yang memiliki beban pelayanan itu tanpa harus
  dipanggil dengan cara yang tidak biasa? Haruskah Tuhan menyadarkan
  kita dengan "peluru yang menembus hingga ke jantung kita?" Simaklah
  kisah berikut, kiranya dapat menjadi refleksi terutama bagi mereka
  yang terpanggil untuk melayani-Nya.

  Pimred KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                             PELURU ALLAH
                             ============

  Lutheran Church di Du Bois, Pennsylvania bukanlah suatu tempat yang
  disukai oleh seorang Thompson kecil di suatu hari minggu
  bertahun-tahun lalu. Dia sama sekali bosan dan tidak tertarik (akan
  hal-hal rohani), tetapi tiba-tiba muncul suatu pemikiran seperti
  sebuah peluru menembus kepalanya, "Suatu hari kamu akan berkhotbah
  di mimbar itu." Dia terus berusaha menyingkirkan pikiran itu dan
  melupakan kesan yang hidup.

  W. F. Thompson sama sekali tidak tertarik pada gereja di masa
  mudanya. Pada usia yang ketujuh belas, Ia masuk Angkatan Laut dan
  keluar dari tempat latihan sebagai seorang pejuang yang kejam. Dia
  haus darah, "Saya sangat menikmati membunuh terutama dengan
  bayonet," kenangnya suatu kali.

  Seusai pertempuran, Thompson pindah ke Releigh, North Carolina dan
  memasuki dunia usaha. Suatu hari seorang laki-laki masuk ke
  kantornya, mengacungkan senjata, dan meminta uang dari kasnya.
  Thompson ingin sekali menghabisi perampok itu, tetapi tindakannya
  akan sangat membahayakan orang lain. Tiba-tiba seorang pelanggan
  masuk dan perampok itu terkesima dan tiba-tiba berlari keluar.
  Thompson mengejar keluar gedung dan ke jalan, ketika berbelok ke
  Fayetteville Street perampok itu menunggunya dengan mengacungkan
  revolver ke arahnya. Peluru pertama segera menembus dada Thompson
  sedangkan dua peluru lainnya bersarang di lengan dan bahu kirinya.

  Thompson masih hidup sepanjang akhir pekan. Tetapi pada hari Senin,
  dengan lembut para dokter yang merawatnya meminta istrinya untuk
  mengurus pemakamannya, "Dia tinggal beberapa hari lagi." Semua teman
  berkumpul di samping tempat tidurnya dan setiap napas seolah
  menunjukkan akhir hidupnya. Tetapi W. F. Thompson terus bertahan
  hidup dalam ketidaksadarannya. Sampai pada suatu hari ia membuka
  matanya dan memandang ruangan, berusaha mengingat siapa dan di mana
  dia.

  Thompson hanya melihat Alkitab terbuka di meja sebelah tempat
  tidurnya, kehadiran Alkitab itu sangat membuatnya marah. Dengan
  geram diraihnya Alkitab itu, ditutup, dan ia kembali pingsan. Untuk
  kedua kalinya matanya terbuka dan yang dilihatnya, Perjanjian Baru
  itu terbuka seperti dulu. Dia berusaha menutup Alkitab itu sebelum
  pingsan untuk kedua kalinya. Ketika matanya terbuka untuk ketiga
  kalinya, kembali matanya menatap Alkitab yang terbuka di meja di
  samping tempat tidurnya, menunggu untuk dibaca. Dengan sekuat tenaga
  diraihnya Alkitab itu untuk dilemparkan. Tetapi ketika hendak
  dilempar, tepat di atas kepalanya terbuka Injil Yohanes 6:37,
  seperti peluru menusuk hatinya: "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
  akan datang kepada-Ku dan barang siapa datang kepada-Ku, dia tidak
  akan Kubuang."

  Dengan tangan gemetaran dan kesadaran penuh, dia membuka halaman itu
  dan membaca ayat itu lagi. Dia mulai sadar dan bertanya dalam hati
  "Apakah saya yang dimaksud ayat ini?" Dan suara Tuhan pun terdengar
  dengan tegas dalam hatinya, "Terutama kau." Itulah firman yang
  disampaikan W. F. Thompson di kemudian hari dalam khotbahnya yang
  pertama di Trinity Lutheran Church, ketika dia sudah sembuh dari
  penderitaannya dan ketika dia sudah menyerahkan diri serta menerima
  Kristus sebagai Juru Selamatnya.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku   : Real Stories For The Soul
  Judul artikel: Peluru Allah
  Penulis      : Robert J. Morgan
  Penerbit     : Bethlehem Publisher
  Halaman      : 12 -- 14
______________________________________________________________________

           "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku
     dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada.
  Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." (Yohanes 12:26)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+12:26 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Mari bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan bagi
     kita untuk melayani Dia. Berdoalah agar kita dimampukan untuk
     memaksimalkan segenap talenta yang telah Ia anugerahkan.

  2. Sebagai pelayan-pelayan-Nya, kita pun perlu hidup kudus. Tidak
     sekadar menyukakan Tuhan, tapi juga dengan kehidupan yang
     demikian, kita mempraktikkan kesaksian yang hidup bagi lingkungan
     di sekitar kita.

  3. Mari mohonkan hikmat dan kekuatan kepada Tuhan supaya kita dapat
     menjalani hidup seturut dengan kehendak Tuhan, baik dalam
     pelayanan, juga dalam hidup kita sehari-hari.

  4. Berdoalah juga bagi setiap orang yang telah dianugerahi
     pelayanan, doakan agar mereka menyikapi dan menjalankannya dengan
     sungguh-sungguh.
______________________________________________________________________

       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                       Copyright(c) 2007 YLSA
                YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi    : Puji, Raka, Yulia
Kontak          : < staf-kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip Kisah     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL     : http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org