Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/175

KISAH edisi 175 (24-5-2010)

Ruang Bawah Tanah

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 175, 24 Mei 2010

PENGANTAR

  Shalom,

  Iman yang teguh di tengah penganiayaan merupakan sesuatu yang luar
  biasa. Orang-orang Kristen yang hidup di negara-negara yang tidak
  menyukai kekristenan memiliki iman tersebut. Apakah yang menyebabkan
  mereka mampu mempertahankan iman meskipun menghadapi penganiayaan
  yang berat? Mereka senantiasa mengarahkan pandangan mereka kepada
  Kristus yang sangat mengasihi dan dikasihi oleh mereka. Mereka sudah
  memberikan keteladanan yang sangat luar biasa bagi orang-orang
  Kristen lainnya. Apakah Anda bersedia mengikuti teladan mereka dan
  terus setia kepada-Nya?

  Pimpinan Redaksi KISAH,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)in-christ.net >
  http://kekal.sabda.org
  http://fb.sabda.org/kekal
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                         RUANG BAWAH TANAH
                     (Pada Masa Kerajaan Roma)

  Pada tahun 162 Masehi, Marcus Aurelius Antonius, penguasa Kerajaan
  Roma saat itu, menganiaya orang-orang Kristen begitu hebatnya.
  Akibatnya, mereka terpaksa membangun gereja di bawah tanah sehingga
  terciptalah katakombe atau ruang-ruang di bawah tanah kota Roma
  (bahasa Italia: "Catacombe di Roma"). Keberadaan ruang-ruang itu
  benar-benar dijaga kerahasiaannya selama berabad-abad.

  Ruang-ruang yang digali tepat di bawah kota Roma itu cukup luas
  dengan sejumlah kamar dan lorong-lorongnya, dan merupakan monumen
  kenangan mengenai masa penganiayaan di Roma. Dalam enam puluh
  katakombe di dekat Roma itu terdapat lorong sepanjang 900 kilometer.
  Pada setiap sisi lorong-lorong itu terdapat deretan berjajar
  memanjang yang dipergunakan sebagai tempat membaringkan jenazah
  orang Kristen.

  Ada tiga alasan mengapa jaringan di bawah tanah yang luas ini begitu
  penting dalam sejarah gereja yang teraniaya. Pertama, katakombe ini
  menunjukkan bahwa umat Kristen mula-mula berbakti kepada Kristus
  dengan cara mengadakan ibadah di bawah tanah. Tindakan ini dilakukan
  untuk menghindari penganiayaan oleh prajurit Roma. Kehidupan orang
  Kristen mula-mula bisa disebut meliputi dua hal: berdoa di bawah
  tanah dan teraniaya di permukaan tanah.

  Kedua, katakombe Roma itu menunjukkan terjadinya penganiayaan
  dahsyat yang diderita orang-orang Kristen mula-mula. Gereja saat itu
  bertahan dalam 10 periode penganiayaan oleh pemerintah Roma. Setiap
  periode ditandai adanya pemerintahan penguasa baru yang lebih buruk
  daripada sebelumnya. Pada saat makam para martir Kristen itu dibuka,
  sisa-sisa jenazah mereka menunjukkan bekas-bekas penganiayaan
  dahsyat yang diderita orang-orang Kristen mula-mula. Ruangan itu
  juga menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang percaya saat itu
  memiliki sukacita dan kedamaian abadi. Saat jenazah dimasukkan ke
  dalam tempat pembaringannya, bagian depan makam itu disegel atau
  ditutup dengan lempengan batu marmer atau ubin lantai, dan di
  atasnya terdapat tulisan, yang kebanyakan menyampaikan pesan damai,
  sukacita, dan kemenangan, seperti:
  - "Kemenangan dalam kedamaian dan Kristus."
  - "Telah dipanggil pulang, ia kembali dalam kedamaian."
  - "Di sini dibaringkan Maria, beristirahat dalam kedamaian mimpi."

  Selain itu, terdapat karya ornamen pahatan di katakombe yang
  menyampaikan pengharapan abadi orang-orang Kristen tersebut.
  Ornamen-ornamen itu menggambarkan Yesus sebagai Gembala yang Baik
  dan menunjukkan kapal-kapal sedang berlayar, yang mungkin
  melambangkan pertumbuhan kekristenan yang mantap.

  Ketiga, keberadaan katakombe itu begitu memengaruhi sejarah gereja
  teraniaya karena mewahyukan sebuah tema abadi: saat orang-orang
  Kristen mengalami penganiayaan, Tuhan memberikan mereka tekad yang
  bulat untuk melayani-Nya dan mereka akan mengalami anugerah
  kemuliaan-Nya dengan sukacita.

  Diambil dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Batu-batu Tersembunyi dalam Pondasi Kita
  Judul buku asli: The Hidden Stones in Our Foundation
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerjemah: Ivan Haryanto
  Penerbit: Kasih dalam Perbuatan, Surabaya 2005
  Halaman: 12 -- 14
______________________________________________________________________
  Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
  kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. (1 Yohanes 5:4)
  < http://alkitab.sabda.org/?1Yohanes+5:4 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan agar setiap orang percaya tetap setia kepada Allah,
     meskipun ada harga yang harus dibayar untuk kesetiaan tersebut

  2. Bersyukurlah atas keberadaan orang-orang percaya, yang bertekun
     mendoakan gereja Tuhan yang teraniaya, karena melalui doa-doa itu
     mereka dimampukan di dalam Tuhan untuk menanggung tekanan.

  3. Bersyukurlah atas kesaksian orang-orang yang senantiasa setia
     mengikuti Tuhan, meskipun mereka harus menghadapi ancaman.
     Melalui kehidupan mereka kita bisa melihat bahwa Allah senantiasa
     menguatkan mereka di tengah situasi yang sulit.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org

Anda terdaftar dengan alamat email: tatik@in-christ.net
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Kisah 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org