Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/176

KISAH edisi 176 (31-5-2010)

Cinta Kasih Tuhan Kualami di Penjara

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 176, 31 Mei 2010

PENGANTAR

  Shalom,

  Banyak orang cenderung merasa iri ketika melihat hidup mereka tidak
  seberuntung orang-orang lain. Kita harus percaya bahwa apa pun
  rancangan Tuhan mengenai hidup kita, meskipun tampaknya tidak
  menyenangkan, Tuhan pasti menetapkannya untuk suatu tujuan yang
  indah. Kesaksian berikut menunjukkan bahwa Allah turut bekerja untuk
  mendatangkan kebaikan bagi kita, anak-anak-Nya.

  Pimpinan Redaksi KISAH,
  Novita Yuniarti
  < novita(at)@in-christ.net >
  http://kekal.sabda.org
  http://fb.sabda.org/kekal
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                CINTA KASIH TUHAN KUALAMI DI PENJARA
                          Kesaksian P.Y. Kwan

  Aku dilahirkan pada tahun 1948 di dalam keluarga yang sangat miskin.
  Orang tuaku terpaksa membanting tulang sejak pagi sampai malam
  untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh karena kedua orang tuaku
  tidak di rumah sepanjang hari, aku sudah terbiasa ditinggal seorang
  diri di rumah sejak aku kecil. Aku mempergunakan kesempatan ini
  untuk keluyuran di luar rumah dan bergaul dengan anak-anak sebaya
  yang senasib denganku.

  Karena sebaya dan senasib, di antara kami terjalin persahabatan yang
  akhirnya mengarah ke pembentukan geng. Kami berjanji untuk sehidup
  semati, berat sama dipukul, dan ringan sama dijinjing. Aku menjalani
  kehidupan yang seperti ini karena sejak kecil aku tidak pernah
  merasakan kehangatan dan cinta kasih di dalam keluarga.

  Tugas geng kami adalah mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan
  menghalalkan segala cara. Kami melakukan tindakan kriminal, mulai
  kecil-kecilan hingga berkembang menjadi besar.

  Pada tahun 1959, yaitu pada saat aku berusia 11 tahun, aku ditangkap
  dan berulang kali dimasukkan ke panti rehabilitasi. Meskipun sudah
  berulang kali dimasukkan ke tempat itu, aku tidak sedikit pun merasa
  malu, bahkan aku merasa bangga. Para anggota geng sepertinya
  memiliki cara pandang mereka sendiri. Semakin besar kejahatan yang
  dilakukan oleh anggota geng kami, semakin dihormati pula ia, bahkan
  ia akan dianggap pahlawan.

  Pada tahun 1972, aku melakukan perampokan bersenjata karena ingin
  dianggap "pahlawan". Akibatnya, aku ditangkap dan divonis
  hukuman 5 tahun penjara. Aku tidak peduli meskipun aku dihukum cukup
  lama. Aku menganggap masa hukuman itu sebagai kesempatan untuk
  beristirahat.

  Ketika aku menjalani masa hukuman kali ini terjadi sedikit perubahan
  dalam diriku. Aku merasakan kesepian dan kehampaan yang sangat
  mencekam. Aku melihat teman-teman sesama terpidana sering dikunjungi
  teman dan sanak keluarga mereka, tetapi aku, tidak seorang pun
  datang menjenguk dan memerhatikan aku sejak aku dipenjarakan.
  Teman-temanku yang berikrar sehidup dan semati juga tidak pernah
  muncul dan aku tidak tahu keberadaan mereka sekarang. Jika mereka
  tidak bisa berkunjung karena suatu halangan aku masih dapat
  mengerti, tetapi mereka tidak pernah menulis sepucuk surat pun, itu
  sungguh keterlaluan!

  Sekarang, aku baru menyadari bahwa mereka yang dahulu menyebut aku
  teman seperjuangan yang patut dibanggakan karena keberanianku,
  ternyata semua pujian itu bohong belaka. Mereka mengatakan semua itu
  agar dapat memperalatku untuk tujuan mereka.

  Selama ini aku yang membanggakan diri sebagai seorang pahlawan,
  sang pemberani di antara mereka, ternyata sudah tertipu
  mentah-mentah. Muncul perasaan marah dan dendam di dalam hati. Aku
  berjanji di dalam diriku bahwa setelah aku menjalani hukuman, aku
  akan mencari mereka untuk membuat perhitungan.

  Sekarang, aku merasakan kehidupan di penjara sangat menggelisahkan
  dan tidak menyenangkan. Pada suatu hari, seorang sipir penjara
  memberitahukan bahwa beberapa orang datang untuk bertemu denganku.
  Setelah mendengar pemberitahuan itu, hatiku bergetar dan
  bertanya-tanya, siapakah gerangan orang-orang tersebut? Teman-teman
  gengku? Itu tidak mungkin! Jika itu memang mereka, inilah
  kesempatanku untuk melampiaskan kemarahanku dengan mencerca mereka
  habis-habisan.

  Tetapi, orang-orang yang mengunjungiku adalah 3 orang yang tidak
  kukenal: 2 pria dan 1 wanita. Ketiga orang itu bersikap sopan dan
  kata-kata mereka lemah lembut. Tampaknya mereka adalah orang-orang
  terpelajar. Kata-kata mereka penuh dengan penghiburan dan membuatku
  terkesan. Setelah berkenalan, aku baru mengetahui bahwa mereka
  adalah seorang pendeta, seorang dokter, dan seorang lagi pimpinan
  gereja. Mereka lalu memberitahukan maksud kedatangan mereka.
  Ternyata mereka mengenal aku melalui salah satu anggota gengku.
  Dalam percakapan itu, mereka menjelaskan tentang keberadaan Allah
  dan dosa. Ketika mereka mengajukan beberapa pertanyaan yang
  sederhana tentang Allah dan tentang dosa, aku tidak dapat
  menjawabnya. Akhirnya, mereka memberitahukan tentang kasih Allah
  yang rela mengurbankan Anak-Nya yang tunggal sebagai pengganti dosa
  manusia. Sepanjang kita tidak bersedia mengakui dosa di hadapan-Nya,
  kita tidak mungkin mendapatkan kedamaian.

  Kata-kata mereka, meskipun begitu sederhana, terasa bagaikan pisau
  yang menusuk telak ke dalam hatiku. Selama ini, aku tidak mengetahui
  apa itu kasih, apa itu dosa. Melalui percakapan ini, untuk pertama
  kalinya sepanjang hidupku aku merasa digerakkan oleh kasih. Aku
  mengakui bahwa kata-kata mereka memang benar. Meskipun aku sudah
  bertahun-tahun hidup bergaul dengan banyak teman yang jahat, aku
  ternyata menjalani kehidupanku dengan rasa takut dan cemas. Tetapi
  melalui percakapan bersama dengan mereka, aku merasakan kehangatan
  dan kedamaian yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Oleh sebab
  itu, aku menerima dengan senang hati ajakan mereka untuk berdoa
  bersama.

  Ketika kami akan berpisah, mereka menghadiahi aku sejilid buku yang
  berjudul "Injil Masa Kini". Pada mulanya aku tidak mengerti kegunaan
  buku tersebut, tetapi lama-kelamaan, melalui hubungan surat-menyurat
  dengan mereka, akhirnya aku mengerti dan meresapi cinta kasih Tuhan.
  Hidupku sekarang penuh dengan pengharapan dan kekuatan untuk
  mengalahkan kejahatan yang senantiasa merongrong hidupku.

  Setelah aku selesai menjalani hukuman, teman-teman seiman membantuku
  untuk memikirkan masa depanku. Aku bisa bersukacita bersama-sama
  dengan mereka untuk berbakti dan mempelajari firman Tuhan. Dengan
  perhatian dari saudara seiman, hidup kerohanianku semakin maju. Aku
  berdoa dengan diam-diam agar Tuhan memimpin masa depanku.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Jalan Tuhan Terindah
  Penulis: Pdt. Paulus Daun, M.Div., Th.M.
  Penerbit: Yayasan Daun Family, Manado 1996
  Halaman: 95 -- 98
______________________________________________________________________

  Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah
  terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
  kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12)
  < http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+8:12 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan agar orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus tetapi
     belum bersungguh-sungguh di dalam Tuhan diberi kesungguhan untuk
     mengikuti Dia.

  2. Doakan agar Tuhan memberikan hikmat kepada mereka yang melayani
     di penjara untuk memperkenalkan Kristus kepada para narapidana.

  3. Doakan agar Tuhan memberi para mantan narapidana kekuatan untuk
     memulai kehidupan yang baru di dalam Tuhan.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah
Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Kisah 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org