Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/181

KISAH edisi 181 (5-7-2010)

Ditolong Orang Gila

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 181, 5 Juli 2010

PENGANTAR

  Shalom,

  Cara Tuhan untuk menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya memang sangat
  unik. Ia memiliki berbagai macam cara untuk membawa kita mengenal
  Dia lebih lagi. Bahkan terkadang Tuhan bekerja melalui orang-orang
  yang tampaknya "tidak baik". Kesaksian berikut merupakan salah satu
  contoh bagaimana Tuhan "memakai" orang yang berkebutuhan khusus
  untuk membawa seseorang mengenal dan menerima-Nya menjadi Juru
  Selamat pribadi. Selamat menyimak.

  Pimpinan Redaksi KISAH,
  Novita Yuniarti
  http://kekal.sabda.org
  http://fb.sabda.org/kisah
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                          DITOLONG ORANG GILA

  Nama saya NN dan cerita saya bermula di tahun 1970. Suatu hari saya
  sedang berjalan di sebuah daerah bernama Bojongloa, Bandung, ketika
  saya bertemu dengan seorang laki-laki kusam dengan pakaian
  compang-camping dan kelihatan tidak waras. Ia mendekati saya dan
  memberikan sebuah buku. Dengan kebingungan saya menerima buku itu
  dan membawanya pulang karena sayang untuk membuangnya. Sampai di
  rumah saya coba membukanya lembar demi lembar. Saya terkejut karena
  ternyata buku itu adalah kitab Injil, kitab suci orang Kristen. Saya
  kemudian menjadi tertarik mempelajarinya dan menyisihkan waktu untuk
  membacanya setiap pulang dari mengajar.

  Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya jika melalui buku tersebut
  saya akan meninggalkan keyakinan lama saya. Maksud saya membaca
  kitab tersebut hanyalah untuk menambah wawasan, tidak ada maksud
  lain. Bagi orang yang berlatar belakang seperti saya, mengubah
  kepercayaan tidak mungkin untuk dilakukan.

  Saya lahir dan dibesarkan di sebuah desa di Tasikmalaya. Sejak kecil
  saya mempelajari dan mendalami ilmu pelet, santet, dan ilmu kebal.
  Saya pun harus tekun menjalani semua kewajiban agama karena
  ilmu-ilmu itu hanya berfungsi bila saya rajin menjalani ibadah
  agama. Saya menjadi orang yang disegani dan mudah bagi untuk mencari
  uang karena saya memiliki ilmu-ilmu itu. Jadi, bisa dibilang saya
  orang sakti yang juga sangat taat menjalankan ibadah.

  Suatu hari saya menderita sakit. Ada batu yang menyumbat saluran
  empedu saya sehingga saya harus dirawat di rumah sakit. Dokter
  memutuskan untuk menjalankan operasi untuk mengobati penyakit
  tersebut. Saat di rumah sakit, datang serombongan tamu untuk
  membesuk pasien yang di sebelah saya. Saya melihat mereka mendoakan
  pasien itu. Saya terkejut karena setelah mendoakan pasien di sebelah
  saya, mereka kemudian datang ke tempat saya dan minta izin untuk
  mendoakan saya. Walaupun agak berat, saya mengizinkannya juga. Saat
  mereka sedang berdoa, saya sangat terharu sampai meneteskan air
  mata karena melihat dan merasakan ketulusan hari mereka.

  Saya teringat akan kerabat saya yang kalau membesuk hanya sekadar
  membawa makanan atau buah-buahan, tapi tidak membawa harapan akan
  kesembuhan. Peristiwa itu membuat saya membaca lagi Injil untuk
  mendalaminya, mencoba menemukan rahasia dari harapan, damai
  sejahtera, dan sukacita yang timbul saat mereka mendoakan saya.
  Operasi pun selesai, namun masih ada kemungkinan saya harus
  dioperasi lagi pada kemudian hari karena masih ada batu yang
  tertinggal di dalam saluran empedu saya. Untuk memastikan hal
  tersebut maka saya harus menjalani pemeriksaan USG. Saya pun dilanda
  kebingungan dan kekhawatiran. Satu kali operasi sudah cukup
  menyakitkan. Saya menjadi takut mungkin tidak bisa melewati operasi
  kedua dengan selamat. Tanpa sengaja, saya menjerit kepada Yesus yang
  saya baca di Injil, "Jikalau Engkau ada, Tuhan yang hidup, dan tidak
  ada perkara yang mustahil bagi-Mu, maka sembuhkanlah saya,
  singkirkan batu itu dari saluran empedu saya".

  Setelah menjalani tes USG, dengan tegang saya menanti hasilnya.
  Dokter menyatakan bahwa batu itu sudah tidak ada di dalam empedu
  saya! Sebuah mukjizat! Hari itu juga saya diperbolehkan pulang.
  Malam itu saya berdoa kepada Yesus memanjatkan terima kasih dan
  berjanji bahwa besok saya akan mencari gereja dan beribadah di sana.
  Keesokan harinya, saat hari masih subuh, saya membungkus kitab Injil
  yang saya dapat dari orang gila tersebut dengan koran. Tanpa
  sepengetahuan keluarga, saya keluar rumah pergi mencari gereja.
  Beberapa bulan saya pergi ke gereja tanpa diketahui keluarga. Namun,
  akhirnya aktivitas saya ke gereja tercium oleh keluarga. Sebuah
  risiko yang saya takutkan selama ini terjadi. Saya diusir dari
  keluarga dan menjadi anak jalanan, namun tetap memegang teguh iman
  kepada Yesus apa pun yang terjadi.

  Selama 8 bulan saya menjadi anak jalanan dan saya bertemu dengan
  seorang kawan lama ketika di kampung dulu. Dia mengatakan bahwa ia
  telah percaya kepada Yesus. Saya juga menceritakan bahwa beberapa
  bulan yang lalu saya sudah memutuskan untuk percaya kepada Yesus.
  Kami berdua kaget akan kebetulan yang luar biasa ini dan berpelukan
  dengan keharuan yang mendalam akan kasih Kristus. Sejak hari itu
  saya memunyai teman berdiskusi dan melalui pamannya saya mendapatkan
  pekerjaan hingga saya bisa menyewa sebuah kamar berukuran kecil
  untuk berteduh. Tahun 1985 saya kembali ke desa P, orang tua saya
  bertanya apakah benar saya sudah beralih kepercayaan. Selama ini
  mereka mendengarnya dari orang-orang dan hari ini mereka ingin
  mendengar langsung dari mulut saya sendiri. Saya menjawab bahwa saya
  tidak berpindah agama, melainkan saya hanya percaya kepada Yesus.
  Bagi mereka percaya kepada Yesus adalah suatu perbuatan yang sangat
  menjijikkan.

  Ayah saya sangat kecewa dan marah, hingga ia menggelepar-gelepar
  seperti seorang yang kerasukan, sambil berteriak-teriak mengatakan
  saya sudah menjadi orang kafir. Saya diusir dari rumah itu. Sore
  harinya saya dipanggil. Kali ini oleh keluarga mertua saya, katanya
  mereka ingin bertemu. Seorang saudara menjemput dan saya
  mengikutinya. Namun anehnya, bukannya membawa saya ke rumah mertua,
  melainkan saya dibawa ke pinggir sebuah sungai yang besar. Sesampai
  di sana, saudara saya itu bertanya, apakah saya mau kembali lagi
  pada kepercayaan yang lama, dan meninggalkan kepercayaan saya
  sekarang. Saya menjawab bahwa saat ini saya telah menjadi seorang
  benar dan itu adalah hak saya untuk memutuskannya. Jawaban saya
  membuat mereka menjadi sangat marah. Ia mencabut golok dan
  mengatakan, jika demikian saya harus dibunuh. Begitu melihat golok
  yang siap dihujamkan ke tubuh saya, maka saya segera lari
  menghindar. Puji Tuhan saya dilindungi oleh-Nya. Saya bisa terluput
  dari usaha pembunuhan itu, saya diberikan tempat persembunyian yang
  membuat mereka tidak bisa melihat saya.

  Kemudian saya kembali untuk membawa istri saya bersama saya, tapi
  mertua saya tidak mengizinkannya. Namun, istri saya bersikeras untuk
  pergi dan tinggal bersama dengan saya. Melihat usaha yang sia-sia
  menahan kepergian istri saya, ibunya berusaha gantung diri. Tetapi
  baru saja tergantung terayun-ayun, ada orang yang mencegah serta
  menolongnya, sehingga ibu selamat. Kejadian itu kemudian dibawa ke
  pihak yang berwajib. Di sana saya membuat perjanjian, bahwa jika
  saya dengan sengaja membawa istri saya menjadi pengikut Kristus,
  maka saya mau diadili. Di kemudian hari karena melihat perubahan
  yang terjadi pada diri saya, istri saya akhirnya menjadi percaya
  kepada Yesus dengan sukarela tanpa paksaan dari saya. Tuhan Yesus
  selalu membela kami dalam menghadapi tekanan dan masalah. Damai
  sejahtera melingkupi hari kami dan pengharapan kami akan masa depan
  menjadi pasti di tangan Yesus, sekalipun perjuangan hidup sangat
  berat. Bahkan untuk membiayai keluarga, saya harus menjadi penggali
  pasir, sehingga banyak orang yang mengolok-olok dan menghina saya,
  namun iman saya tidak goyah.

  Pada tahun 1987, Tuhan mulai mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga
  kami. Saya menjadi pekerja sol sepatu di daerah Bojongloa. Tahun
  1994 ada seorang wartawan datang mewawancarai saya akan keputusan
  saya mengikuti Yesus. Setelah wawancara dan perbincangan itu, ia
  kemudian memutuskan untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Puji Tuhan,
  Dia sungguh ajaib, dapat menjamah siapa saja yang mau membuka hari
  untuk-Nya. Tahun 1996, saya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan.
  Pada waktu luang, kami melakukan pelayanan ke desa-desa di Jawa
  Barat. Sejak saat itu, Tuhan Yesus mulai mengangkat saya sesuai
  dengan janji-Nya, bahwa Tuhan tidak akan pernah mempermalukan
  orang-orang yang percaya kepada-Nya. Saya berjalan kaki
  berpuluh-puluh kilometer jauhnya untuk pelayanan, namun tetap
  bersukacita bekerja di ladang Tuhan.

  Pada suatu hari, seseorang menelepon menyuruh saya datang ke
  rumahnya bersama istri. Setelah kami sampai, orang itu menyerahkan
  sebuah STNK, BPKB, dan sebuah sepeda motor kepada kami. Saat itu
  saya sangat terharu bahwa Tuhan telah menjawab doa kami. Sampai saat
  ini, saya tidak mengetahui siapa orang yang memberikan motor itu.
  Ibu mertua yang dulu pernah mau gantung diri karena putrinya
  mengikuti suami yang percaya Yesus, justru menjadi orang pertama
  yang mengikut jejak kami menjadi pengikut Kristus. Beliau dibaptis
  pada tahun 1994. Walaupun dari pihak keluarga saya sendiri belum ada
  yang percaya, namun kalau dulu mereka begitu membenci saya, sekarang
  komunikasi kami berjalan baik. Perjalanan hidup di dalam Yesus
  sungguh mendatangkan sukacita luar biasa dalam kehidupan saya.

  Diambil dari:
  Judul majalah: SUARA, Edisi 76, Tahun 2004
  Penulis: KM
  Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s
            Fellowship International - Indonesia
  Halaman: 5 -- 9
______________________________________________________________________

  Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan
  Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari
  tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan
  musim semi. (Yakobus 5:7)
  < http://alkitab.sabda.org/?Yakobus+5:7 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakanlah orang-orang yang mendapat tantangan dari keluarga
     karena keputusan mereka untuk mengikut Yesus; doakan agar Tuhan
     memampukan mereka untuk hidup seturut kehendak-Nya.

  2. Doakan pula agar Tuhan menjamah keluarga mereka yang belum
     percaya, sehingga mereka yang juga bisa beroleh anugerah
     keselamatan.

  3. Berdoalah agar Tuhan memberkati usaha dan pekerjaan mereka yang
     memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah
Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org

Anda terdaftar dengan alamat email: tatik@in-christ.net
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org