Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/21 |
|
KISAH edisi 21 (28-5-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 21, 28 Mei 2007 PENGANTAR Penginjilan ke daerah di mana Injil sulit dikabarkan tentunya membuat mereka yang terjun di dalamnya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal terburuk yang mungkin saja terjadi. Terlebih daripada itu semua, mereka yang terpanggil untuk mengabarkan berita sukacita ini memang harus memiliki kerelaan bahkan mengorbankan nyawa. Mari kita simak kisah berikut ini, di mana bukan ketakutan yang dirasakan oleh para penginjil, melainkan damai sejahtera, meski nyawa "bagai telur di ujung tanduk". Pimred KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN KARENA NAMA-NYA =============== Reona Peterson dan Evey Muggleton adalah dua orang gadis yang ingin menaati Tuhan, bahkan jika hal itu menuntut mereka menyerahkan nyawa. Reona adalah guru sekolah dari Selandia Baru dan Evey adalah bidan dari Inggris. Mereka saling mengenal di pusat penginjilan kami di Swiss. Di sana mereka bergabung dengan istri saya, Darlene, dan empat orang lainnya yang amat tertarik untuk berdoa bagi negara Albania. Anda tahu, Albania dianggap sebagai salah satu negara yang paling sukar untuk ditembus oleh Injil. Inilah satu-satunya negara yang telah menyatakan bahwa negara itu sungguh-sungguh ateis -- termasuk semua rakyatnya. Pemerintah Albania mengklaim telah mengusir semua agama dari negara itu. Penguasa menutup setiap gereja dan masjid, dan membunuh mereka yang tidak menyangkal kepercayaannya kepada Tuhan. Beberapa orang Kristen menemui ajalnya pada tahun 1969 dengan disegel hidup-hidup di dalam tong-tong dan diceburkan ke Laut Adriatik. Setelah berbulan-bulan berdoa bagi negara ini, Reona dan Evey percaya bahwa Allah memimpin mereka untuk pergi sendiri ke sana. Mereka bergabung dengan satu-satunya kelompok wisata yang tersedia, yang kebanyakan berisi anak muda penganut Marxisme dari Eropa Barat. Mereka menyembunyikan Injil Yohanes dalam bahasa Albania di bawah pakaian mereka agar bisa dibawa masuk ke negara itu. Setelah mereka berada di negara itu, mereka berdoa dengan hati-hati sebelum memberikan buku itu secara rahasia kepada setiap orang, atau menempatkan beberapa eksemplar di tempat-tempat tertentu. Namun akhirnya, para gadis itu tertangkap dan dibawa secara terpisah di hadapan sekelompok pemeriksa. Para pemeriksa ini sudah amat terlatih untuk menakut-nakuti tawanan mereka, tetapi kedua gadis ini diliputi damai dan kasih Allah ketika orang-orang komunis itu mengancam akan memenjarakan mereka dan akhirnya, menghukum tembak. Mereka tidak gentar di hadapan para pemeriksa itu. Sebaliknya, para gadis itu dengan penuh keberanian bersaksi kepada penangkapnya tentang Allah. Pihak berwenang mengatakan, mereka akan dihukum mati pada pukul sembilan keesokan paginya karena telah melawan Negara Albania, dan mereka pun digiring ke kamar mereka. Reona belakangan berkata bahwa dia kagum dengan karunia Allah dalam mempersiapkan para martir -- hatinya dipenuhi damai dan sukacita saat dia berbaring pada malam yang disangkanya malam terakhir di bumi itu. Keesokan harinya, entah mengapa mereka dibebaskan, dibuang ke perbatasan tanpa tiket kembali, uang, atau paspor. Melalui sederetan peristiwa yang mengagumkan, mereka dapat kembali ke Swiss. Kisah selengkapnya diceritakan dalam buku Reona, "Tomorrow You Die" (Besok Kamu Mati). Kisahnya berakhir bahagia, tetapi Reona dan Evey dipersiapkan untuk memberikan hak mereka yang paling berharga kepada Yesus, sebagai ganti kehormatan untuk memancarkan sinar-Nya di sebuah negara yang benar-benar gelap. Bahan diambil dari sumber: Judul buku : Menang dengan Cara Allah Judul asli : Winning God`s Way Judul artikel: Karena Nama-Nya Penulis : Loren Cunningham dan Janice Rogers Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta 2000 Halaman : 113 -- 115 ______________________________________________________________________ "Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah." (2Timotius 2:8) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Ti+2:8 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Mari kita bersyukur bagi mereka yang terpanggil untuk melayani Tuhan melalui penginjilan. 2. Doakan juga supaya mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik, terutama iman percaya mereka supaya jangan goyah meski nyawa menjadi taruhannya. 3. Bersyukurlah juga bagi para penginjil yang sudah Tuhan luputkan dari maut. Berdoalah agar apa yang telah mereka alami tidak menimbulkan trauma dan tawar hati, namun semakin meneguhkan mereka untuk tetap bersemangat mengumandangkan Injil, meski ke daerah yang sukar ditembus sekalipun. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < staf-kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip Kisah : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |