Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/211 |
|
KISAH edisi 211 (9-2-2011)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 211, 9 Februari 2011 Shalom, Senang sekali kami dapat menjumpai para sahabat Kisah dalam edisi berikut di bulan Februari ini. Kali ini, kami ingin berbagi kisah tentang pelayanan seorang hamba Tuhan beserta keluarganya di Uzbekistan. Mereka telah siap membayar harga atas keputusan mereka untuk tetap beribadah kepada Tuhan dan dengan setia memberitakan kabar baik bagi umat Tuhan di sana. Doakanlah pelayanan mereka! Semoga melalui kesaksian pelayanannya dalam kisah berikut ini, dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi kita semua untuk terus maju mewartakan kabar keselamatan, kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Selamat menyimak sajian kami, Tuhan memberkati! Redaksi tamu KISAH, Samuel Njurumbatu < http://kesaksian.sabda.org/ > KOTA TASHKENT: NOTHING TO LOSE Pada minggu pagi, lantai semen ditutup dan kursi-kursi kayu dibungkus di gereja Tashkent, Uzbekistan. Para pemimpin gereja di sana menemukan suatu cara kreatif untuk membangun sebuah gereja -- sederhananya memasang atap-atap menyeberang di antara dua rumah yang bersebelahan, mengubah tanah kosong yang merupakan jarak antara kedua rumah tersebut menjadi gereja yang teduh. Jemaat gereja tersebut telah berkembang mencapai 150 jiwa, dan membuka cabang lain yang jemaatnya mencapai 120 jiwa. Proyek misi mereka adalah membuka gereja baru lagi di salah satu kota tetangga yang sangat anti kekristenan. Sudah ada sekitar 30 jiwa yang menghadiri persekutuan di gereja baru itu. Pertumbuhan ini bukannya tanpa harga -- benih yang rela mati, dan bukannya tidak menarik perhatian pemerintah Uzbek yang memandang semua agama sebagai ancaman bagi kekuasaan mereka. Pada tahun 2002, polisi menggerebek sebuah gereja yang sedang melakukan ibadah dan menahan 10 pemimpin gereja. Mereka semua diinterogasi, lalu dibebaskan, dan diperintahkan untuk menghentikan ibadah mereka. Setelah pembebasan mereka, Pendeta K memanggil semua jemaat untuk sebuah voting. Hanya ada satu pertanyaan di atas kertas dan dia mengetiknya sangat jelas: "Akankah kita mematuhi perintah polisi atau mematuhi firman Allah?" Keputusan seluruh jemaat sudah jelas: "Kita akan mengikuti firman Tuhan, apa pun harganya". Mereka terus bertemu dan bersekutu. Pemerintah telah menolak mendaftarkan gereja, jadi setiap kali mereka berkumpul adalah tindakan ilegal -- mereka dijadikan sasaran penggerebekan dan penangkapan oleh kepolisian. "Kami mengerti bahwa kami tidak akan pernah didaftarkan," kata K kepada salah satu lembaga Kristen. "Tetapi bagaimana pun, kami akan tetap melayani". Pelayanan mereka sedang meluas sampai keluar kota, termasuk melayani di daerah yang dikenal dengan populasi "agama lain" yang radikal. "Kami tidak terdaftar," kata K, "bahkan kami tidak memunyai kekuatan politik. We have nothing to lose! Kami dapat menginjil dengan berani". Firman yang dia sampaikan sangat kuat dan pelayanannya sedang berbuah, tetapi dia tidak ingin orang lain menganggapnya sebagai raksasa rohani. "Saya tidak pernah berpikir bahwa saya adalah seorang pahlawan," katanya kepada salah seorang staf dari salah satu lembaga Kristen, saat duduk berbicara di suatu ruangan doa yang agak jauh dari ruangan utama ibadah. "Kadang-kadang saya sangat takut". Dia bercerita, suatu waktu dia dan keluarganya berkendara dengan mobil, dan mobil mereka dihentikan di perbatasan oleh petugas perbatasan karena mereka menemukan Alkitab di mobilnya. Para petugas memaksa mereka keluar dari mobil dan menggeledah -- menelanjangi pendeta ini dan istrinya di depan anak-anak mereka. Setelah menginterogasi dan mempermalukan mereka, para petugas tersebut mengizinkan mereka untuk melanjutkan perjalanan. "Kami sadar bahwa kami sudah memberikan hidup kami kepada Yesus," kata K -- kelihatan air mata mau menetes di ujung matanya, "tetapi ini sangat sulit karena kami memiliki anak-anak". Di lain kesempatan, polisi meletakkan heroin di dalam Alkitab K dan menahannya dengan tuduhan penggunaan obat-obatan terlarang -- sudah umum penggunaan taktik ini terhadap orang-orang Kristen di Uzbekistan. "Saya takut, bahwa saya mungkin tidak akan meninggalkan kantor polisi. Saya katakan kepada mereka: `Kamu tahu saya tidak pernah memakai obat-obatan terlarang. Akan ada waktu ketika kita akan berdiri bersama-sama di hadapan Allah dan kamu akan diingatkan akan kasus ini`". Perwira polisi itu menjadi marah sekali dan mengusir K. Allah mengizinkan kasus ini terjadi agar pelayan-Nya terus menanam benih dengan bebasnya. K sudah siap jika Allah berencana membawanya ke dalam penjara. "Saya menyukai firman Allah, setiap kali saya membacanya, saya melihat bagaimana orang-orang diubahkan oleh firman Allah. Saya sangat bahagia bahwa hidupku diarahkan di jalan ini". K sedang menanam benih Injil. Suatu hari akan datang ketika dia akan dipanggil untuk menanggung buah-buah kehidupan melalui kematiannya. Jika hari itu datang, keputusan bulat telah dibuat di dalam hatinya: "We have nothing to lose". Diambil dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November - Desember 2004 Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan Halaman: 5 -- 6 POKOK DOA 1. Doakan pelayanan K berserta keluarganya, agar Tuhan menyertai dan melindungi mereka di mana pun mereka pergi untuk memberitakan kabar keselamatan, khususnya di wilayah Uzbekistan. 2. Doakan agar Tuhan terus memimpin dan meneguhkan iman umat Tuhan di sana untuk tetap percaya dan bergantung kepada Kristus, dan agar tidak mudah melepaskan kepercayaan mereka kepada Kristus walaupun mereka hidup dalam tekanan dan penganiayaan sekalipun. 3. Doakan juga, agar suatu saat pemerintah dan negara Uzbekistan terbuka untuk Injil dan dapat menerima kekristenan sebagai agama negara, sehingga semakin banyak lagi jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus dapat mendengarkan Injil dan diselamatkan melalui pelayanan hamba-hamba-Nya di sana. Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. (1 Yohanes 1:5) < http://alkitab.sabda.org/?1Yohanes+1:5 > KELAS DISKUSI PESTA -- PASKAH 2011 Paskah adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam hidup iman kekristenan kita. Apakah Anda ingin mengerti lebih dalam lagi mengenai makna Paskah? Anda rindu menyambut Paskah dengan lebih berarti tahun ini? Kami mengundang Anda untuk bergabung di kelas diskusi Paskah yang diselenggarakan oleh PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) < http://pesta.org/ >. Pendaftaran kelas diskusi ini dibuka mulai tanggal 27 Januari 2011 - 26 Februari 2011. Diskusi akan berlangsung mulai tanggal 2 Maret 2011 - 4 April 2011 melalui milis diskusi (email). Segera daftarkan diri Anda ke < kusuma(at)in-christ.net > Kontak: < kisah(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/kisah > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |