Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/214

KISAH edisi 214 (2-3-2011)

Saat Harus Memilih

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 214; 2 Maret 2011

Shalom,

Melepas kebiasaan buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tak
jarang seseorang justru melalui kebiasaan buruknya dapat melahirkan
perilaku buruk lainnya. Hal inilah yang menyebabkan seseorang semakin
jauh dari Tuhan, semakin tidak menyadari keberadaan Tuhan, dan menjadi
tidak takut kepada Tuhan. Kondisi kehidupan yang semacam inilah yang
seringkali dijadikan kesempatan oleh roh jahat untuk menghancurkan
kehidupan seseorang sedikit demi sedikit. Namun, karena begitu besar
kasih Yesus kepada manusia, Yesus memunyai banyak cara untuk
melepaskan manusia dari segala bentuk keterikatan dan menyelamatkan
manusia. Semoga kesaksian berikut ini dapat menjadi berkat.

Redaksi Tamu KISAH
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                          SAAT HARUS MEMILIH

Sejak kecil saya memang sudah dicap anak nakal. Saat SMA saya sering
bolos sekolah. Bukan sekadar bolos, bahkan bersama teman-teman kami
pergi ke tempat disko pada jam sekolah. Di sanalah saya mulai mengenal
narkoba. Kenakalan saya mungkin disebabkan oleh kurangnya perhatian
dari orang tua dan juga lingkungan pergaulan saya. Untuk menghilangkan
stres di rumah karena orang tua sering bertengkar, saya terbiasa
meminum obat penenang beberapa butir sekaligus, agar bisa tidur dan
melupakan segala masalah. Akibatnya tingkat stres saya bertambah
tinggi saat saya tidak mengonsumsi obat-obat tersebut. Kebandelan saya
tidak sampai di situ. Dengan maksud untuk melindungi diri, saya
mempelajari ilmu hitam yang membuat saya kebal terhadap benda-benda
tajam. Memang saya jadi kebal, tapi efeknya saya menjadi sensitif,
mudah emosi, dan marah-marah. Perpaduan dari obat terlarang dan ilmu
hitam yang saya pelajari justru membuat hidup saya bertambah hancur.
Saya menjadi sering stres dan perasaan sangat tidak tenang.

Saat saya berusia dua puluh tahun, ayah saya meninggal karena
komplikasi jantung. Hidup saya yang sudah kacau semakin terguncang.
Apalagi setelah mengetahui ternyata ayah meninggalkan banyak sekali
hutang dalam bisnis semasa hidupnya. Segera pihak bank menuntut
pembayaran hutang tersebut, sementara sayalah yang harus bertanggung
jawab karena saya anak laki-laki dalam keluarga. Kematian ayah sudah
merupakan sebuah pukulan berat bagi saya, sekarang ditambah tekanan
hutang yang harus dibayar, hingga timbul keinginan untuk bunuh diri
saja agar selesai semua masalah itu.

Suatu hari tanpa sengaja saya menonton sebuah program acara kristen di
televisi. Pembawa acara itu menunjuk saya dengan telak, sambil
mengatakan bahwa ada seseorang sedang merencanakan bunuh diri sekarang
ini! Tentu saja hal itu membuat saya sangat terkejut, karena saya tahu
sayalah yang dimaksudkannya. Ia mengatakan agar saya menghentikan niat
itu, bertobat dan mengikuti Tuhan Yesus, mohon pertolongan-Nya, maka
saya akan dipulihkan dan dipakai Tuhan untuk menjadi hamba-Nya.
Kemudian pria itu berdoa bagi saya. Walaupun hanya didoakan melalui
televisi, kuasa Tuhan memang bekerja tanpa batas. Hari itu juga saya
dibebaskan dan damai sejahtera Tuhan turun atas saya sehingga niat
untuk bunuh diri hilang sama sekali.

Setelah hari itu, walaupun saya sudah dibebaskan, namun saya kembali
lagi pada kesenangan lama. Masih bersama teman-teman pergi ke diskotek
dan pesta narkoba. Padahal waktu itu tidak lama lagi saya akan
menikah, dan calon mertua saya selalu berpesan agar saya percaya
kepada Yesus. Namun saya tidak terlalu menghiraukannya. Suatu hari
saat pergi ke toko, saya merasa ada sesuatu yang merasuki saya --
memang saya baru saja pulang dari diskotek pukul 05.30 WIB. Setiba di
toko, saya menjadi seperti kerasukan dan tidak sadarkan diri. Saya
menjerit-jerit ketika melihat ibu saya, para karyawan, dan seorang
pembeli, semuanya sedang memegang senjata seolah ingin membunuh saya.
Saya langsung mengejar tamu pembeli itu dan ingin memukulnya, namun
untunglah seorang teman menahan tangan saya.

Roh jahat yang merasuki saya memperlihatkan sebuah tanah pekuburan dan
mengatakan tempat saya sudah disiapkan di sana. Saya ketakutan dan
berteriak-teriak pada ibu saya agar membelikan saya sebotol valium.
Ibu tidak mengabulkan permintaan saya, karena dia tahu saya akan mati
kalau meminum dosis seperti itu, sehingga membuat saya
berteriak-teriak mengatakan mengapa ibu ingin membunuh saya. Karena
belum sadar juga, saya dibawa masuk ke dalam ruangan kantor saya.
Tapi, sebelum masuk ke dalamnya, saya melihat ada salib bersinar di
atas pintu kantor saya. Saat itu juga, saya melihat roh jahat
mendekati saya dan dia bertanya apakah saya tetap mengikutinya atau
menjadi pengikut Yesus, sambil menunjuk salib itu. Saya menjawab bahwa
saya akan mengikuti Yesus. Tiba-tiba karena jawaban itu, sebuah cahaya
terang menyorot ke tubuh saya. Sebuah perasaan sejuk dan damai
melingkupi saya.

Anehnya sejak terang Tuhan Yesus menyinari tubuh saya, semua
keterikatan saya dengan obat-obatan dan rokok terlepas semuanya,
padahal saya tidak menjalani pengobatan di rehabilitasi. Teman-teman
saya banyak yang tidak percaya saya bisa berhenti total dari kecanduan
dan kesenangan di dunia malam. Menurut mereka, bagaikan mobil yang
dipacu dengan kencang, tidak mungkin berhenti dengan mendadak tanpa
melalui langkah-langkah yang seharusnya. Saya dibaptis sebagai langkah
iman saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya.

Diambil dari:
Judul buletin: SUARA, Edisi 76, Tahun 2004
Penulis: Michael Candra
Penerbit: Yayasan Persekutuan Usahawan Injili Sepenuhnya
Internasional (PUISI), Jakarta
Halaman: 20 -- 23

POKOK DOA

1. Mengucap syukur atas kebaikan Tuhan yang telah melepaskan saudara
   seiman dari ikatan kuasa kegelapan, narkotika, dan rokok. Doakan
   agar saudara seiman kita tetap beriman dan setia kepada Yesus.
2. Doakan orang percaya yang masih terikat dengan kuasa kegelapan dan
   kebiasaan buruk. Kiranya mereka segera bangkit, bertobat, dan
   kembali kepada Tuhan.
3. Berdoa untuk hamba Tuhan dalam tugas pelayanannya, agar mereka
   tetap setia kepada Yesus sehingga banyak orang diselamatkan.

Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku.
Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap
aku?" (Ibrani 13:6) < http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+13:6 >

   KUMPULAN BAHAN PASKAH DAN INFO YLSA DI SITUS "PASKAH.SABDA.ORG"

Situs "paskah.sabda.org" adalah situs berbahasa Indonesia yang
menyediakan bahan Paskah yang sangat lengkap, di antaranya: Tip-tip
menarik seputar paskah, info buku yang berhubungan dengan Paskah,
ucapan Paskah, info profil user baru, kolom status online, humor
Paskah, khotbah audio, link situs Paskah, blog mengenai Paskah,
renungan Paskah, lagu Paskah, puisi Paskah, bahan mengajar Paskah,
kesaksian Paskah, drama Paskah, artikel Paskah, topik forum yang aktif
dikunjungi, Facebook YLSA dan lowongan YLSA.

Situs "paskah.sabda.org" juga dirancang sedemikian rupa agar setiap
pengunjung bisa ikut berpartisipasi dengan mengirimkan renungan,
artikel, atau juga blog Paskah untuk bisa saling berbagi berkat dengan
pengunjung yang lain. Fasilitas forum juga tersedia di situs ini
sehingga pengunjung bisa ikut berdiskusi seputar topik Paskah.
Keistimewaan lain dari situs ini adalah disediakannya fasilitas
mengirimkan ucapan selamat Paskah untuk teman seiman dan pengunjung
yang lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs
"paskah.sabda.org"!

==> http://paskah.sabda.org/

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org