Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/215

KISAH edisi 215 (9-3-2011)

Asal Percaya Saja

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 215, 9 Maret 2011

Shalom,

Persoalan-persoalan hidup sering kali menjadi jalan bagi Tuhan untuk
menyatakan kebaikan-Nya. Tak jarang banyak orang merasa kalah pada
persoalan dan berpikir seolah-olah sudah tidak ada harapan lagi.
Sebagai orang Kristen, kita harus percaya bahwa jika Tuhan mengizinkan
sesuatu terjadi dalam hidup kita, maka Tuhan memiliki rencana indah
untuk setiap kita. Tuhan Yesus rela mati di kayu salib untuk menebus
dosa-dosa kita. Tak hanya itu, segala sakit penyakit kita pun
ditanggung-Nya. Masih adakah kekhawatiran di dalam hati kita hanya
karena berbagai persoalan yang ada? Simak kesaksian saudara seiman
kita dalam sajian kami berikut ini. Semoga iman Anda diteguhkan lewat
kesaksian ini. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                         ASAL PERCAYA SAJA

Ketika saya (TS) berkonsultasi dengan seorang dokter di kota Bandung,
dokter tersebut mengatakan bahwa saya harus dioperasi dan akan memakai
kantung seumur hidup. Berdasarkan hasil konsultasi itu, saya mengambil
keputusan dan mengatakan kepada istri, "daripada memakai kantung
seumur hidup, lebih baik saya tidak dioperasi." Bulan Desember 1998,
kakak saya menyarankan untuk berobat ke Jerman, kepada seorang ahli
`onkologi` (ilmu tentang tumor, Red) di kota Bottrop. Dari hasil
`biopsy` (tes lab, Red), dokter menyatakan bahwa saya menderita kanker
usus besar stadium dua, yang berjarak hanya tiga sentimeter dari
lubang anus. Dokter tersebut memberikan solusi yang sama. Saya katakan
bahwa saya tidak mau dioperasi, dan tidak mau memakai kantung seumur
hidup.

Suatu hari dalam kecemasan, saya menghadiri sebuah persekutuan di kota
Achen, Jerman. Di sana saya didoakan. Ketika didoakan, saya tidak
merasakan apa pun dan tidak melihat adanya mukjizat atau tanda-tanda
bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya. Tetapi istri, ibu, kakak, dan adik
saya, banyak memberikan dorongan dan kekuatan agar saya tetap memunyai
semangat hidup, dan selalu meyakinkan saya bahwa Tuhan Yesus akan
menyembuhkan kanker tersebut. Perlu diketahui bahwa pada umumnya,
kanker di usus besar stadium dua itu sudah menyebar ke organ tubuh
yang lain. Menurut perkiraan para ahli medis, umur saya hanya tinggal
dua minggu. Sebelum saya dioperasi, saya harus menjalani `kemoterapi`
(pencegahan dan penyembuhan terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
bahan kimia ke dalam tubuh, Red) dan penyinaran selama enam minggu
terlebih dahulu di sebuah rumah sakit lain di kota Dusseldorf. Setiap
kali saya ke rumah sakit untuk terapi, saya harus pergi dengan
mengendarai bus kota.

Suatu hari, saya bertemu dengan seorang Amerika yang pincang dengan
memakai dua buah tongkat di tangannya sebagai alat penyangga dan alat
bantu untuk berjalan. Orang itu menyapa istri saya dengan ramah, "Mau
pergi ke mana?" Dengan tersenyum istri saya menjawab, "Mau pergi ke
rumah sakit!" "Siapa yang sakit?" tanyanya kembali. Sambil menunjuk ke
arah saya, istri saya mengatakan, "Suami saya menderita kanker usus
besar." Kemudian, orang Amerika itu mengatakan, tidak ada dokter dan
obat yang dapat menyembuhkan penyakit kanker; Yang dapat menyembuhkan
hanyalah satu Pribadi, yaitu Tuhan Yesus. Ia mengatakan, "Percayalah
kepada-Nya maka kamu akan sembuh." Saya mengangguk dan berkata, "ya,
saya percaya." Tidak lama kemudian, bus yang kami tunggu tiba. Ketika
kami mau naik bus, orang itu mengatakan "good-bye" sambil melambaikan
tangannya, dan tidak ikut dengan bus yang menuju ke rumah sakit.

Dari dalam bus saya dapat melihat orang itu kembali melambaikan
tangannya dan istri saya berkata, "Lihat, orang pincang itu masih
tetap tegar dan gigih untuk terus berjuang dalam mempertahankan
hidupnya, dan kamu harus percaya dengan iman bahwa Tuhan Yesus dapat
menyembuhkan!" Anehnya, hari-hari berikutnya kami tidak menemukan
orang Amerika itu lagi, walaupun dia pernah berkata bahwa dia tinggal
di sekitar daerah tersebut. Pada hari menjelang operasi, saya
merasakan sesuatu yang sangat menegangkan dan menakutkan dapat terjadi
dalam hidup saya. Usus yang terkena kanker, hanya berjarak 3
sentimeter di atas lubang anus dan ini merupakan operasi yang sulit.
Saya mencoba menyerahkan seluruh keberadaan saya kepada Tuhan, seperti
apa yang dikatakan istri saya tentang orang Amerika itu. Teman-teman,
kakak, dan adik saya -- mereka semua mendukung dan mendoakan saya dan
berkata bahwa kesembuhan hanya ada dalam nama Tuhan Yesus. Saya
mengaminkan itu. Ketika masuk ke ruangan operasi, saya merasakan ada
suatu kekuatan yang dahsyat, sehingga saya tidak lagi merasa takut
karena saya tahu melalui tangan-tangan dokter, Tuhan akan bekerja
untuk menyelamatkan saya.

Dokter pernah berkata kepada saya, jika setelah operasi saya didapati
memakai kantung di sebelah kiri, itu tandanya saya akan memakai
kantung untuk seumur hidup. Tetapi jika setelah operasi saya memakai
kantung di sebelah kanan, itu tandanya hanya untuk sementara. Operasi
berjalan dengan lancar. Saya bersyukur kepada Tuhan karena saya
memakai kantung di sebelah kanan. Itu berarti bahwa hanya untuk
sementara saja saya mengenakan kantung. Satu hal lain yang luar biasa.
Menurut dokter, kanker usus sepanjang 10 sentimeter itu dilapisi
dengan lemak yang sangat tebal sehingga tidak terjadi penyebaran
sampai ke organ tubuh yang lain. Juga, selama dikemoterapi dan
penyinaran, rambut saya tidak rontok dan kulit saya tidak gosong.
Tuhan telah menanggung semua sakit penyakit saya di atas kayu salib,
dan sekarang saya telah sembuh. Satu pengalaman yang tak pernah
terlupakan, dan saya dapat merasakan kekuatan tangan Tuhan yang
menopang sehingga saya tidak dapat lagi membendung air mata yang terus
mengalir, walaupun saya sebelumnya bukan seorang yang mudah menangis.
Saat itu saya menangis dan menerima Tuhan Yesus secara pribadi sebagai
Tuhan dan Juru Selamat. Di atas semuanya ini saya hanya dapat berkata
bahwa Tuhan Maha Besar.

Diambil dari:
Judul majalah: SUARA, Edisi 69, Tahun 2003
Penulis: KM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s
          Fellowship International - Indonesia
Halaman: 25 -- 26

POKOK DOA

1. Doakan orang-orang yang saat ini sedang sakit, agar Tuhan
   menyembuhkan dan memulihkan mereka sehingga kemuliaan Tuhan
   dinyatakan.
2. Mengucap syukur atas kesembuhan yang dialami saudara seiman. Doakan
   agar ia menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan menjadi berkat untuk
   sesamanya.
3. Berdoa untuk orang percaya yang mengalami kebaikan Tuhan. Kiranya
   mereka dapat menjadi saluran berkat dan teladan sehingga banyak
   orang akan diselamatkan.

..., sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,
supaya kamu menjadi sempurna 1 dan utuh dan tak kekurangan suatu apa
pun. (Yakobus 1:3-4) < http://alkitab.sabda.org/?Yakobus+1:3-4 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org