Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/216

KISAH edisi 216 (16-3-2011)

Sebuah Video Untuk Al Jazeera

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 216, 16 Maret 2011

Shalom,

Bersekutu dan memberitakan kebenaran tentang Yesus bukanlah hal yang
mudah, apalagi di sebuah tempat yang mayoritas penduduknya beragama
lain. Tak jarang banyak hamba Tuhan dan orang-orang Kristen mengalami
tekanan, pengasingan, bahkan nyawa yang terancam. Namun, sebagai orang
Kristen, kita harus memunyai iman yang teguh pada Yesus. Kita harus
percaya pada janji-Nya bahwa "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku, ia akan memperolehnya" (Matius 10:39). Bagaimanakah jika keadaan
ini terjadi dalam hidup Anda? Adakah kerinduan di hati Anda untuk
melihat banyak jiwa diselamatkan untuk Tuhan?

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                  SEBUAH VIDEO UNTUK AL JAZEERA

Pasal Pertama, Butir 2 Undang-Undang Afganistan mengatakan, "Para
penganut agama lain bebas untuk beribadah dan menjalankan keagamaan
mereka dalam batas-batas hukum." Tetapi bagi orang-orang seperti "F",
janji kebebasan beragama terdengar sedikit palsu.

Sekitar pukul 05.00 (waktu setempat), F dan lima orang percaya lainnya
(dulunya berlatar belakang agama lain) berkumpul di dalam rumahnya
memuji Tuhan dan berdoa. Persekutuan kecil mereka adalah tipe
persekutuan Kristen yang paling rahasia di Afganistan. Ketika mereka
sedang duduk melingkar dan menyembah di lantai, sebuah ketukan di
pintu rumah menyela ibadah mereka. Enam orang pria bersenjatakan AK-47
dan sebuah parang menyerbu masuk ke rumah, menodongkan senjata mereka
pada kelompok doa ini. Para penyerang tersebut memaksa F tiarap di
lantai dan tangan mereka diikat ke belakang dengan menggunakan tali
kulit.

Ketika mereka menggoreskan sebuah parang di leherku, aku berpikir
Tuhan telah menentukan saat itu sebagai kematianku. Lalu aku berdoa,
"Tuhan, jika ini adalah saatnya aku mati, aku mengampuni mereka ini
yang akan membunuh aku. Aku tidak menginginkan darahku mengotori
tangan mereka. Aku ingin Tuhan mengampuni mereka dan aku ingin mereka
mengenal Kristus sebagai akibat dari kematianku."

F mengatakan bahwa ia mendengar suara Tuhan yang memerintahkannya
untuk berdiri dan meninggalkan ruangan. Ketika ia berdiri ia
memerhatikan bahwa kedua tangannya sudah tidak terikat lagi. Ketika ia
berjalan menuju pintu, dua orang bersenjata menghalangi jalannya dan
mengatakan padanya bahwa ia tidak boleh pergi. Salah satu dari mereka
sudah menarik pelatuk senjata AK-47, tetapi tidak ada tembakan karena
senjatanya macet. Senjata itu macet dua kali, dan akhirnya senjata itu
memuntahkan pelurunya ketika F sudah meninggalkan ruangan.

F berhasil meloloskan diri, sementara peluru-peluru berdesing ke
arahnya. Ia tidak terluka. Pemimpin kelompok bersenjata itu menembak
dengan kacau dan akhirnya meninggalkan rumah F. Ketika polisi tiba,
mereka menemukan sesuatu yang luar biasa.

"Beberapa polisi ke ruangan di mana kami berdoa dan menemukan sebuah
tas di sana. Ketika mereka membuka tas itu, mereka menemukan bendera
Al-Qaeda, dua buah parang besar, dan handycam," jelas F. "Polisi
mengatakan padaku, orang-orang bersenjata itu rencananya akan
memenggal kami -- orang-orang Kristen, merekam eksekusi dengan
handycam itu, dan menyerahkannya kepada stasiun TV Al Jazeera."

Orang-orang bersenjata tersebut tahu, F sedang membawa banyak orang
Afganistan kepada Kristus. Mereka berencana mempertontonkan video
eksekusi tersebut ke seluruh Timur Tengah untuk memperingatkan para
hamba Tuhan dan orang-orang Kristen berlatar belakang agama lain,
bahwa mereka akan dibunuh jika mereka berpindah keyakinan atau mencoba
membawa orang-orang Afganistan menjadi Kristen.

"Ini adalah negara agama lain dan sudah lebih dari 25 tahun mereka
berperang, karena mereka tidak suka melihat orang-orang datang ke
negara ini untuk berkhotbah. Di dalam "kitab" kami ditulis bahwa jika
seseorang menolak "Agama" maka kami harus membunuh mereka."

F tetap teguh meskipun mengalami ancaman kekerasan. Ia berhasrat untuk
melihat semua orang di setiap sudut Afganistan mengenal kebenaran.

Diambil dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli -- Agustus 2009
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 5 -- 6

POKOK DOA

1. Mengucap syukur atas perlindungan Tuhan untuk F dan kelompok
   doanya, dari serangan kelompok bersenjata. Doakan agar iman F
   semakin teguh dalam Yesus.
2. Doakan orang-orang di Afganistan yang sudah menerima Yesus, kiranya
   mereka tetap setia pada iman mereka dan menjadi terang untuk
   sekitarnya.
3. Berdoa bagi orang-orang di Afganistan yang menolak kekristenan,
   agar Tuhan menjamah hati mereka dan mereka boleh percaya kepada
   Yesus.

TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. (Mazmur 116:5)
< http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+116:5>

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org