Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/218 |
|
KISAH edisi 218 (30-3-2011)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 218, 30 Maret 2011 Shalom, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23) Kutipan ayat ini bukanlah hal yang mudah bagi orang Kristen jika imannya tidak sungguh-sungguh berpaut kepada Yesus. Tidak sedikit orang Kristen yang menyangkal Yesus hanya karena tidak kuat memikul salibnya sendiri. Tak sedikit pula yang mempertahankan imannya sekalipun kematian yang harus diterima. KISAH edisi 218, menghadirkan Timothy dan Maura, yang berani mempertahankan imannya sekalipun mereka harus mati. Keberanian yang dimiliki Timothy dan Maura berasal dari Kristus yang mereka imani. Sangat mustahil jika tanpa kekuatan dari Kristus, mereka bisa menghadapi kematian itu. Bagaimanakah dengan iman Anda? Simak kesaksian berikut, Tuhan memberkati kita semua! Redaksi Tamu KISAH, Santi Titik Lestari < http://kesaksian.sabda.org/ > TIMOTHY DAN MAURA Pada tahun 304 Masehi, tahun sebelum Dioklesia mundur sebagai penguasa Roma, penganiayaan terhadap orang Kristen mencapai tingkat yang benar-benar biadab. Timothy, seorang diaken gereja di provinsi Mauritania -- bagian dari wilayah kekuasaan Roma, adalah seseorang yang bertanggung jawab menjaga keberadaan kitab-kitab Injil dalam gerejanya. Ia dan istrinya, Maura, menikah beberapa minggu sebelum mereka menghadapi penganiayaan. Mereka ditangkap karena menjadi orang Kristen dan dibawa ke hadapan gubernur provinsi, Arrianus, yang mengetahui peran Timothy di gerejanya. Ia memerintahkan Timothy untuk mengembalikan kepadanya Injil-Injil yang disimpan dalam gereja untuk dibakar. Timothy kemudian menjawab bahwa jika ia memiliki anak, ia lebih baik menyerahkannya kepada Arrianus untuk dikorbankan daripada mengorbankan Firman Allah. Mendengar jawaban tersebut, Arrianus marah dan memerintahkan agar mata Timothy dibakar dengan besi panas, supaya ia tidak bisa lagi membaca Injil, sehingga nantinya Injil-Injil tersebut akan tidak berguna lagi baginya. Namun, keberanian Timothy menghadapi kesakitan luar biasa yang dialaminya, membuat Arrianus benar-benar marah sehingga ia memerintahkan supaya Timothy digantung kakinya dengan sebuah pemberat yang diikatkan pada lehernya, dan mulutnya disumbat. Si gubernur berpikir hal tersebut dapat mengalahkan kegigihannya. Maura, yang dipaksa menyaksikan penganiayaan suaminya, memohon suaminya untuk mengaku bersalah supaya ia tidak menyaksikan peristiwa itu lagi. Sumbat diambil dari mulut Timothy supaya ia dapat menjawab permohonan istrinya. Namun, terjadi hal yang sebaliknya, ia tidak menyetujui permohonan istrinya dan mengatakan kepadanya bahwa ia telah `salah jalan`. Ia menyatakan keputusannya untuk mati adalah demi imannya kepada Kristus. Akhirnya, Maura menetapkan hati mengikuti keberanian suaminya dan menemaninya menuju kemuliaan. Arrianus tidak dapat lagi mengalahkan ketetapan hati Maura sehingga ia memerintahkan agar Maura diberi penganiayaan paling kasar. Setelah penganiayaan mereka selesai, Timothy dan Maura di salib berdampingan. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul asli buku: The Hidden Stones in Our Foundation Judul buku: Batu-batu Tersembunyi dalam Fondasi Kita Penulis: Tidak dicantumkan Penerjemah: Ivan Haryanto Penerbit: Kasih dalam Perbuatan, Surabaya 2005 Halaman: 27 -- 28 POKOK DOA 1. Satu kesaksian yang memberkati orang Kristen untuk mempertahankan iman kepada Yesus. Doakan agar setiap orang Kristen tetap setia pada imannya dalam keadaan apa pun. 2. Berdoa untuk orang-orang Kristen yang teraniaya. Kiranya peristiwa yang mereka alami menjadi saksi kepada banyak orang bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia. 3. Berdoa untuk orang-orang yang belum percaya kepada Yesus. Kiranya mereka dapat melihat kasih Yesus dalam diri orang Kristen, sehingga mereka bertobat dan percaya kepada Yesus. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibrani 12:15) < http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+12:15 > Kontak: < kisah(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/kisah > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |