Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/220

KISAH edisi 220 (13-4-2011)

Tidak Perlu Dipasang Ring

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 220, 13 April 2011

Shalom,

Tidak selalu melalui orang terdekat seseorang bisa bertobat dan
percaya pada Yesus. Tuhan Yesus bisa memakai siapa saja untuk
menyelamatkan seseorang. Tidak menutup kemungkinan orang percaya yang
baru dikenal oleh seseorang yang belum percaya bisa dipakai Tuhan
untuk membawa orang yang belum percaya tersebut kepada-Nya. Kesaksian
kali ini mengingatkan kita bahwa kasih Yesus sungguh nyata dalam hidup
seorang yang percaya, dan mengajarkan kepada kita untuk selalu
mengandalkan Yesus dalam keadaan apa pun. Jika kita percaya kepada-Nya
maka Yesus pun akan menyertai kita, itu janji-Nya. Simaklah kesaksian
di bawah ini, Tuhan memberkati!

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                    TIDAK PERLU DIPASANG RING

Saya (AH), terus terang adalah seorang pria dan seorang ayah yang
hidup semaunya sendiri dan tidak pernah berani bertanggung jawab.
Semboyan hidup saya ialah saya bekerja dan berusaha mencari uang untuk
memuaskan keinginan hati sendiri. Itulah sebabnya, lebih dari 25 tahun
saya hidup dalam kesia-siaan. Setiap kali saya kembali ke rumah, istri
saya selalu mencium aroma alkohol keluar dari mulut saya. Tetapi,
ketika ia menasihati agar saya berhenti mengonsumsi minuman keras,
maka emosi saya selalu meluap disertai dengan mengeluarkan perkataan
kasar.

Beberapa waktu yang lalu, seorang kenalan di klub olahraga datang
berkunjung ke rumah saya. Dalam kesempatan itu, ia menceritakan kepada
saya tentang "Kerajaan Surga". Lalu ia mengajak saya berdoa. Pada saat
didoakan, saya mendengar suara sangat jelas yang mengatakan bahwa saya
jangan menjadi orang bebal. Setelah mendengar suara tersebut, hati
saya sempat terguncang. Saya merasa jalan hidup saya sudah berada di
jalan yang benar, tidak seorang pun di antara keluarga atau teman
dekat saya yang berani mengatakan saya adalah seorang yang bebal.

Setelah saya mendengar suara itu, tiba-tiba saya seperti menonton
sebuah rekaman video -- seluruh dosa-dosa yang pernah saya perbuat
dipertunjukkan di depan mata saya. Saat itu saya sadar bahwa suara itu
bukanlah suara manusia, tetapi suara Tuhan. Dengan tetesan air mata,
saya mengakui saya adalah orang bebal dan orang berdosa. Tanggal 21
Oktober 2001, saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
pribadi, dan sejak saat itu pula beban berat yang menindih hidup saya
diangkat. Saya juga merasakan bahwa hidup saya telah dibawa keluar
dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib. Sifat dan karakter
saya juga diubah oleh-Nya.

Akhir Desember 2001, saya mengalami batuk dan sesak napas. Untuk
mengetahui penyebab dari batuk dan sesak napas tersebut, saya
berkonsultasi kepada dokter di Bandung. Setelah diperiksa, dokter
mendiagnosa saya menderita sakit jantung. Kurang begitu percaya dengan
diagnosa dokter tersebut, saya berkonsultasi lagi kepada dokter lain
di Bandung. Ternyata, Setelah dilakukan penelitian, dokter tersebut
memberikan diagnosa terdapat dua saluran yang tersumbat di jantung
saya. Saran yang diberikan adalah saya harus dioperasi untuk "blow up"
ataupun dipasangi "ring", dengan demikian peredaran darah di jantung
saya akan normal kembali.

Saya tidak pernah menduga bahwa saya akan menderita penyakit jantung.
Tetapi, sekalipun baru saja saya menjadi anak-Nya, dan tiba-tiba saya
menderita penyakit jantung, Tuhan menggerakkan hati saya untuk membuat
komitmen, bahwa sekalipun Tuhan tidak menyembuhkan penyakit itu, saya
akan tetap memuliakan Tuhan Yesus dan mengikut Dia seumur hidup saya.
Beberapa hari kemudian, keluarga menyarankan supaya saya berangkat ke
General Hospital di Singapura. Januari 2002, saya mulai diperiksa
dengan sangat hati-hati dan seteliti mungkin. Setelah para dokter
melakukan pemeriksaan terhadap diri saya selama dua hari, dokter yang
memeriksa menyimpulkan keadaan dan aliran darah di jantung saya sangat
baik dan normal -- Tuhan telah menyembuhkan saya.

Saat itu, tidak perlu melakukan operasi "blow up" atau dipasangi
"ring", saya hanya diberi obat. Setelah mendengar berita baik
tersebut, saya langsung mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada
Tuhan. Dia adalah Tuhan yang sungguh nyata dan telah menyembuhkan
saya. Para pasien yang melihat saya berseru kepada Tuhan, mulai
bertanya tentang apa yang terjadi pada diri saya. Saya hanya
mengatakan kepada mereka bahwa apabila mereka percaya kepada Yesus,
mereka pun pasti mengalami pertolongan yang sama dari Tuhan.

Sejak saya menerima pertolongan yang dahsyat itu, saya semakin yakin
bahwa Yesus yang saya ikuti adalah Tuhan yang Ajaib. Melalui sebuah
perkumpulan yang saya ikuti di Bandung, kerohanian saya semakin
bertumbuh. Lebih dari itu semua, kasih-Nya yang mengalir dan melimpah,
membuat hidup saya semakin bergairah untuk mengiring Tuhan.

Diambil dari:
Judul majalah: SUARA, Edisi 71, Tahun 2003
Penulis: KM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s
          Fellowship International - Indonesia
Halaman: 13 -- 15

POKOK DOA

1. Mengucap syukur atas anugerah keselamatan dan pemulihan yang telah
   diterima oleh AH. Kiranya AH tetap setia pada imannya.

2. Berdoa untuk setiap orang percaya, agar mereka selalu mengandalkan
   Yesus dalam keadaan apa pun, setia pada Yesus, menjadi berkat, dan
   membawa banyak jiwa untuk percaya Yesus.

3. Berdoa untuk setiap orang yang baru saja menerima Yesus, agar
   mereka diberi kekuatan dan dapat melewati setiap persoalan hidup.
   Kiranya mereka selalu memuliakan nama Yesus setiap waktu.

Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah
rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh! (Yesaya 38:16)
< http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+38:16 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org