Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/222

KISAH edisi 222 (27-4-2011)

Dipinang Gereja: Kehendak Tuhan Atau Ujian

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 222, 27 April 2011

Shalom,

Terkadang rencana Tuhan memang sangat sulit untuk dimengerti, namun
sebagai orang percaya kita harus yakin bahwa Tuhan senantiasa
memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita, meskipun sering kali
kita merasa bahwa Tuhan sangat jauh dengan kita, bahkan seolah-olah
Tuhan seperti meninggalkan kita sendirian.

Pada KISAH kali ini, Tuhan seolah-olah sudah tidak peduli dan
meninggalkan H dan E, padahal menurut mereka Tuhan yang memanggil
mereka untuk masuk dalam ladang-Nya. Akan tetapi, mengapa pada waktu
mereka berkomitmen untuk mendedikasikan hidup mereka bagi pekerjaan
misi di Tiongkok, segala sesuatu sepertinya menjadi sangat sulit,
terutama dalam hal finansial -- baik untuk kebutuhan keluarga maupun
untuk pendanaan misi tersebut. Namun Tuhan punya rencana lain, Ia
membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati H dan E. Biarlah melalui kesaksian ini, kita
semua diberkati dan lebih sabar dalam menanti janji Tuhan dalam hidup
kita. Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Yonathan Sigit
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                DIPINANG GEREJA: KEHENDAK TUHAN ATAU UJIAN

"Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Ia mengetahui dengan
tepat bagaimana sifat manusia dan apa yang mereka perlukan; Ia melihat
dalam diri mereka, hal yang tidak pernah dilihat orang lain --
pengharapan bagi orang yang paling hina dan bejat sekalipun. Ia
menuntun langkah kami."

Pada saat segala sesuatu tampak tidak pasti, terkadang manusia
menangkap sesuatu yang baik sebagai jawaban Tuhan untuk mengatasi
masalah yang sedang menimpanya. Bulan Juni dan Juli 2002, adalah saat
yang benar-benar sulit kami (H dan E). Setelah enam bulan meninggalkan
pelayanan gereja, belum ada tanda-tanda di mana Tuhan akan membuka
kerja sama dengan gereja untuk melakukan dan menggenapi panggilan
Tuhan bagi kami. Pada saat itu, tidak ada komitmen sedikit pun dari
pribadi atau lembaga untuk mendukung kami secara finansial. Kehidupan
ekonomi, psikis, dan rohani kami benar-benar goncang!

Kami berpikir jika sampai saat itu Tuhan tidak menunjukkan jalan,
mungkin kami telah salah mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kami.
Kami berpendapat, jika Tuhan benar-benar memanggil kami, maka akan ada
orang, keluarga, atau lembaga yang menjadi rekan kami dalam doa dan
dana. Tetapi harapan itu tampaknya sia-sia. Kami mencoba bergumul di
hadapan Tuhan, apakah kami salah langkah atau memang Tuhan ingin
membentuk kami melalui hal-hal ini. Tuhan tidak harus menjawab semua
pertanyaan dan pergumulan kami, namun yang pasti Ia akan menyatakan
apa yang dikehendaki-Nya untuk kami jalani dari waktu ke waktu.

Dalam masa pergumulan ini, seperti petir yang menyambar, tiba-tiba ada
tawaran secara serius oleh sebuah gereja besar, agar kami bersedia
bergabung menjadi pekerja penuh waktu di gereja tersebut. Jika kami
bergabung dengan gereja tersebut, persoalan finansial keluarga kami
pasti teratasi, karena gereja tersebut memiliki kekuatan finansial
yang memadai. Kami pun berpikir, jika kami melayani di gereja
tersebut, kami tetap bisa melayani di Tiongkok dengan memanfaatkan
waktu-waktu cuti kami. Apakah ini adalah jalan yang disediakan Tuhan
bagi kami? Segera sesudah tawaran tersebut diberikan, kami diundang
untuk menghadiri pertemuan dengan majelis. Kami berpikir mungkin
inilah kehendak Tuhan. Kami bertemu mereka dengan hati yang senang,
namun tetap berharap Tuhan memberikan penjelasan yang sungguh nyata.

Setelah pertemuan tersebut, sedikit demi sedikit Tuhan memberi
keyakinan kepada kami bahwa itu bukan kehendak-Nya. Itu hanyalah
ujian, apakah kami tetap setia mengerjakan persiapan yang Tuhan
rancang bagi kami atau kami memilih merancang kehidupan kami sendiri.
E sempat berkata kepada saya: "Mengapa Tuhan izinkan ada tawaran dari
gereja lagi setelah kita keluar dari pelayanan gereja?" Maksud
pertanyaan E dapat diumpamakan seperti berikut: Anda dan saya sedang
melakukan perjalanan jauh dan sangat kehausan. Hal yang paling kita
butuhkan pada saat itu adalah air. Nah, saat itu Anda dan saya
menemukan seseorang yang membawa air dan menawarkannya kepada kita.
Ketika kita mau menerima minuman itu, tiba-tiba Tuhan berkata, "TIDAK,
minuman itu bukan untukmu!" Ada orang yang menawarkan air kepada kita.
Bukan kita yang meminta atau merebut, mengapa tidak diterima? Seperti
itulah perasaan kami pada saat itu. Kami ingin kembali melayani di
gereja dan "kehausan" kami akan masalah kebutuhan hidup akan segera
teratasi. Tetapi Tuhan tidak mengizinkan karena itu bukanlah untuk
kami.

Kemudian kami bertemu dengan seorang hamba Tuhan yang sudah berumur 70
tahun, namanya Ibu PS. Ibu itu berkata, "H, yang awalnya baik belum
tentu berakhir dengan baik, dan yang awalnya sulit belum tentu
akhirnya akan sulit. Saya dengar ada orang yang mengatakan bahwa tidak
mungkin kalian bisa berbahasa Mandarin, karena sudah terlambat belajar
bahasa pada usia kalian. Tetapi saya yakin kalian bisa karena Tuhan
yang memanggil kalian." Kata-kata ibu PS benar-benar bagaikan air
sejuk yang menyirami hati kami yang sedang galau dan tertekan. Kami
bangkit kembali dan berdoa sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Melalui
perkataan bijak tersebut, kami dibangkitkan dan didorong untuk tetap
bertahan. Kami dikuatkan dan diyakinkan melalui perkataan Ibu PS. Jika
Tuhan memanggil kami dan kami terus berada dalam keadaan sulit,
biarlah itu berjalan dalam kehendak-Nya. Kami hanya perlu kekuatan
Tuhan dari waktu ke waktu. Tidak mudah untuk memutuskan, namun kami
dianugerahkan keberanian untuk menolak tawaran dari gereja dan
bertahan dalam keadaan yang serba sulit -- bukan karena kami kuat,
namun karena kami dikuatkan oleh Tuhan!

Pada saat itu, kami masih berada dalam pergumulan berat dan berjalan
tertatih-tatih untuk tetap setia pada panggilan Allah. Anda tahu,
Allah merancangkan sesuatu yang indah di balik semuanya itu. Pada
bulan Maret 2003, Tuhan menggerakkan gereja tersebut untuk mendukung
kami dalam doa dan dana. Meskipun kami tidak bergabung sebagai hamba
Tuhan penuh waktu di gereja itu, Tuhan menggerakkan gereja tersebut
untuk mengambil bagian dalam mendukung pelayanan kami di Tiongkok.
Sungguh luar biasa Allah kita, inilah yang menghibur kami. Tuhan
menolong sehingga gereja itu mau mengambil bagian dalam misi ini.

Setelah itu, ada dua gereja lain yang menawarkan agar kami bergabung
dengan mereka. Namun kami tahu bahwa itu bukan kehendak Tuhan bagi
kami, minimal itu yang kami mengerti. Saat ini, kami sedang
dipersiapkan untuk pergi ke ladang misi di Tiongkok. Tuhan yang
memanggil, Tuhan jugalah yang meneguhkan kami dari waktu ke waktu
untuk tetap mengikuti rancangan-Nya. Ketika majelis dari gereja
tersebut bertanya: "Kapan kami kembali ke Indonesia dan berapa lama
kami akan melayani di Tiongkok?" Kami hanya bisa menjawab, "Tidak tahu
Pak, sampai Tuhan menyuruh kami kembali ke Indonesia baru kami
kembali."

Diambil dari:
Judul buku: Permata di Balik Air Mata
Penulis: Hendra dan Esther
Penerbit: Mitra Pustaka, Bandung 2004
Halaman: 41 -- 44

POKOK DOA

1. Doakan untuk pelayanan H dan E di Tiongkok, supaya Tuhan turut
   bekerja dalam segala pekerjaan pelayanan misi mereka, sehingga
   banyak jiwa dimenangkan bagi Tuhan. Doakan juga untuk kebutuhan
   hidup mereka, supaya dicukupkan Tuhan.

2. Doakan untuk para donatur yang membantu dalam doa dan dana, baik
   gereja, lembaga, maupun pribadi, supaya Tuhan memberkati mereka
   lebih lagi.

3. Berdoa juga supaya lebih banyak orang yang terbeban dalam pelayanan
   misi, karena masih banyak ladang yang harus dituai, sehingga berita
   keselamatan bisa tersiar hingga sampai ke ujung bumi.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata
kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. (Lukas 12:22) < http://alkitab.sabda.org/?Lukas+12:22 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org