Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/225

KISAH edisi 225 (18-5-2011)

Kami Mati dengan Penuh Ucapan Syukur

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 225, 18 Mei 2011

Shalom,

"Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya."
(Matius 10:39) Kutipan ayat tersebut sungguh membuat orang-orang
Kristen harus berkomitmen dengan imannya. Seseorang yang
mempertahankan nyawanya akan kehilangan nyawanya. Seseorang yang
suam-suam kuku juga tidak berkenan bagi-Nya. Hanya orang yang
benar-benar setia pada-Nya, yang berani kehilangan nyawanya untuk
Kristus, dialah yang akan hidup bersama dengan Kristus. Lalu
bagaimanakah dengan Anda? Apakah Anda memutuskan untuk setia pada-Nya
sepenuhnya atau masih ragu-ragu? KISAH edisi 225 menyajikan kesaksian
yang akan menantang Anda untuk mengambil keputusan tentang iman Anda.
Saatnya untuk mengikut Kristus dengan sungguh-sungguh dan taat pada
firman Tuhan yang menghidupkan. Simaklah kesaksian berikut ini dan
jadikan berkat kekuatan yang lebih lagi untuk setia pada Kristus.
Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                 KAMI MATI DENGAN PENUH UCAPAN SYUKUR

Kedua gadis Kristen itu menunggu di halaman penjara Tiongkok untuk
eksekusi yang telah diumumkan. Seorang sesama tahanan yang melihat
adegan itu dari sel penjaranya, menggambarkan wajah mereka terlihat
pucat tetapi cantik di luar batas akal -- amat sedih tetapi manis.
Berbicara secara manusiawi, mereka penuh rasa takut. Tetapi Qiu Qinxiu
dan Hou Xiuzu telah memutuskan untuk menyerahkan diri kepada kematian
tanpa mengingkari iman mereka.

Diapit oleh penjaga-penjaga pembelot, sang eksekutor datang dengan
sebuah pistol revolver di tangannya. Dia itu adalah pendeta mereka
sendiri! Ia telah dijatuhi hukuman mati bersama kedua gadis itu.
Tetapi, seperti banyak kejadian lain di sepanjang sejarah gereja, sang
eksekutor memberikan "janji" akan membebaskannya jika ia mau menembak
gadis-gadis itu. Ia menerima.

Kedua gadis itu saling berbisik, kemudian membungkuk dengan hormat di
hadapan pendeta mereka. Salah seorang dari mereka berkata, "Sebelum
Anda menembak kami, kami berkeinginan untuk berterima kasih dengan
sepenuh hati atas arti diri Anda bagi kami. Anda telah membaptis kami,
Anda mengajarkan kepada kami jalan-jalan kehidupan kekal, Anda
memberikan kepada kami perjamuan kudus dengan tangan yang sama yang
kini Anda pergunakan untuk memegang pistol."

"Anda juga mengajarkan kepada kami bahwa orang Kristen terkadang lemah
dan melakukan dosa-dosa yang mengerikan, tetapi mereka dapat diampuni
kembali. Saat Anda menyesali apa yang hendak Anda perbuat pada kami,
janganlah putus asa seperti Yudas, tetapi menyesallah seperti Petrus.
Allah memberkati Anda, dan ingatlah bahwa pikiran terakhir kami
bukanlah kemarahan atas kegagalan Anda. Semua orang pernah melewati
jam-jam kegelapan."

"Semoga Allah memberi upah untuk semua hal-hal baik yang telah Anda
lakukan kepada kami. Kami mati dengan penuh ucapan syukur."

Mereka membungkuk kembali.

Hati si pendeta telah dikeraskan. Ia menembak kedua gadis itu.

Setelah itu ia ditembak oleh para Komunis.

Apa yang dilakukan oleh seorang "Jesus Freak" ketika dikhianati oleh
seseorang yang dekat dengannya? Mereka menunjukkan kepada
pengkhianat-pengkhianat mereka kasih Allah.

Kasih [kasih Allah di dalam kita] tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain ... Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
-- Rasul Paulus. Mati martir di Roma, 65 Masehi

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Jesus Freaks
Penulis: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
Penerbit: Cipta Olah Pustaka
Halaman: 115 -- 116

POKOK DOA

1. Doakan setiap orang percaya yang berada dalam keadaan tidak aman
   karena mempertahankan iman mereka. Kiranya mereka tetap setia pada
   Kristus dalam keadaan apa pun.

2. Berdoa untuk orang-orang Kristen agar tetap sabar dalam menghadapi
   penolakan, pengasingan, dan tekanan dari orang yang belum percaya.
   Kiranya iman mereka tetap teguh dalam Tuhan.

3. Berdoa untuk setiap hamba Tuhan, kiranya mereka tetap setia pada
   Kristus, diberi kekuatan, hikmat kebijaksanaan, dan ketegaran,
   agar selalu menjadi teladan bagi setiap orang.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri
sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
... Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Korintus 13:5,7)
< http://alkitab.sabda.org/?1Korintus+13:5,7 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org